Headline

Revisi data angka kemiskinan nasional menunggu persetujuan Presiden.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Kisah Pengangkutan Rel Baja Kereta Cepat Jakarta-Bandung dari Tiongkok

Mediaindonesia.com
30/9/2021 16:56
Kisah Pengangkutan Rel Baja Kereta Cepat Jakarta-Bandung dari Tiongkok
Crane mengangkat batang rel KCJB ke kapal kargo di Terminal Pelabuhan Fangcheng, daerah otonom etnis Zhuang Guangxi, Tiongkok selatan.(DOK Xinhua.)

DIIRINGI bunyi peluit kapal yang keras dan panjang, kapal Yong Sheng yang mengangkut lebih dari 6.600 ton rel baja kereta cepat Jakarta-Bandung (KCJB) perlahan-lahan memasuki pelabuhan di Cilacap, Provinsi Jawa Tengah, pada Selasa (21/9) dini hari. Ini menandakan bahwa semua rel baja yang diperlukan untuk pembangunan proyek KCJB telah tiba di Indonesia.

KCJB merupakan proyek kereta api berkecepatan tinggi pertama yang dirancang untuk mencapai kecepatan 350 km/jam di kawasan Asia Tenggara. Panjangnya mencapai 142,3 km dan dibangun serta dioperasikan dengan kerja sama antara perusahaan Tiongkok dan Indonesia. Model rel baja KCJB memiliki sembilan varian, di antaranya rel jalur utama sepanjang 279,4 km, rel jalur stasiun sepanjang 28,9 km, dan rel garpu sebanyak 79 kelompok. Pada akhir Januari 2020, rel baja yang diperlukan untuk proyek KCJB ditentukan untuk diproduksi Pansteel Group Co Ltd, anak perusahaan Ansteel Group, salah satu perusahaan baja terkemuka di Tiongkok.

"Pansteel merupakan salah satu basis produksi dan ekspor rel kereta baja terbesar di dunia. Teknologi dan peralatan canggih serta kemampuan penelitian dan pengembangan kami memastikan bahwa produk perkeretaapian Pansteel yang dikembangkan secara independen mencapai tingkat kelas dunia," kata Feng Xuanguo, manajer perdagangan baja di Angang International Trade Panzhihua Co Ltd. Lebih lanjut dia mengatakan bahwa produk rel Pansteel telah diekspor ke lebih dari 30 negara dan kawasan di seluruh dunia.

Kesulitan utama ekspor rel baja kereta api cepat KCJB yaitu pengiriman dan pengangkutannya. Karena rel kereta cepat terlalu panjang bagi pelabuhan dan kapal kargo transportasi, keduanya harus disesuaikan secara khusus. Kesulitan kedua, Pansteel terletak di Provinsi Sichuan, kawasan pedalaman di Tiongkok barat daya. Dengan demikian, rel yang diproduksi Pansteel untuk KCJB harus diangkut ke pelabuhan terlebih dahulu dengan menggunakan kereta api khusus juga.

Untuk memenuhi kebutuhan konstruksi KCJB dan memecahkan masalah transportasi, perusahaan yang terlibat termasuk China Electric Construction Group Co Ltd, Pansteel Group, Fangcheng Port Terminal Co Ltd, dan perusahaan lain serta departeman perkeretaapian sepakat untuk mengembangkan rencana pengangkutan batang rel baja berukuran panjang 50 meter ke Indonesia. Pertama, rel baja diproduksi di Pansteel, lalu diangkut dengan kereta api khusus dari pabrik ke pelabuhan. Setelah itu batang rel tersebut diangkut ke Indonesia melalui laut.

Feng menambahkan bahwa setelah batang rel baja tiba di lokasi konstruksi KCJB. Potongan-potongannya akan dilas kembali menjadi rel sepanjang 500 meter untuk peletakan. Teknisi akan memakai peralatan canggih untuk melakukan deteksi ultrasonik sehingga dapat memastikan kualitas rel terjamin. Pelabuhan Fangcheng merupakan salah satu pelabuhan penting di Tiongkok barat daya, dan titik transit pengiriman rel KCJB.

"Demi memastikan kelancaran transportasi transisi darat-laut rel-rel proyek KCJB, terminal Pelabuhan Fangcheng dan Pansteel Group menjalin interkoneksi informasi, koordinasi dengan pihak bea cukai, departemen perkeretaapian untuk memprioritaskan pekerjaan ini. Kami juga membangun gudang rel baja khusus, mentransformasi teknis crane jembatan, dan melatih tim operasi khusus untuk memastikan kelancaran bongkar muat rel kereta api dan pengiriman ke destinasi," kata Wang Chao, manajer operasional kargo massal di Pelabuhan Fangcheng.

Liu Shiqian, Wakil Manajer Departemen Teknis Pelabuhan Fangcheng, mengatakan bahwa memotong dan mengirim rel baja tetap sepanjang 50 meter baru pertama kali dilakukan dalam sejarah pelabuhan itu. "Kami telah bersama-sama membentuk tim khusus dengan beberapa departemen untuk memecahkan kesulitan bongkar muat rel kereta baja di pelabuhan, seperti koordinasi beberapa peralatan crane, modifikasi terminal secara profesional, penelitian dan pengembangan independen balok bongkar muat dan solusi proses, serta pengembangan independen kendaraan transportasi rel kereta api 50 meter," papar Liu.

Baca juga: PT Kereta Cepat Indonesia China Mitigasi Bencana di Daerah Rawan

Dilaporkan bahwa dalam proses bongkar muat rel KCJB di Pelabuhan Fangcheng, tidak pernah terjadi insiden keselamatan atau masalah kualitas apa pun. Perusahaan-perusahan dan para karyawan terkait juga berkontribusi dalam pembangunan KCJB. (Xinhua/OL-14)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya