Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Mendag: Ekonomi Digital Bisa Persempit Celah Kaya dan Miskin

Insi Nantika Jelita
16/9/2021 17:23
Mendag: Ekonomi Digital Bisa Persempit Celah Kaya dan Miskin
Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi saat meninjau gudang e-commerce agrikultur di Cikarang, Jawa Barat.(Antara)

MENTERI Perdagangan Muhammad Lutfi menilai pengembangan ekonomi digital akan memperkecil kesenjangan ekonomi masyarakat. Pernyataan Lutfi mengacu studi dari Asian Development Bank (ADB).

Hal ini disampaikannya dalam peluncurkan aplikasi Warung Pangan secara virtual. Aplikasi tersebut diharapkan memberikan kemudahan berbelanja bagi masyarakat di tengah pandemi covid-19.

"Studi dari ADB menujukkan bahwa dengan ekonomi digital, akan terkikis antara yang punya dan yang tidak punya, gap antara yang kaya dengan yang miskin. Oleh karena itu, Warung Pangan adalah terobosan yang mesti kita dukung," tutur Lutfi, Kamis (16/9).

Baca juga: Pengamat: Peluang Ekonomi Digital Dinilai Mampu Pulihkan Ekonomi

Lebih lanjut, dirinya menyoroti perkembangan ekonomi digital di kancah internasional. Menurutnya, isu tersebut kerap menjadi pembahasan dalam sidang forum negara-negara ASEAN, yang diikuti menteri perdagangan dengan perwakilan pejabat negara.

"Karena kira bicara mengenai inovasi digital pertanian, saya kemarin baru sidang ASEAN selama lebih dari empat hari. Kita bicarakan bagaimana mangembangkan ekonomi digital," imbuh Lutfi.

Baca juga: Menkeu: Ada 5 Faktor agar RI Bisa Lolos dari Middle Income Trap

Pihaknya pun mendukung terobosan Kementerian BUMN yang meluncurkan pemasaran produk Rania dan Nusakita dalam aplikasi Warung Pangan. Langkah itu tidak hanya menolong konsumen, namun juga petani dan pelaku usaha. Sebab, produk pangan yang dijual bisa memiliki nilai tambah.

Menteri BUMN Erick Thohir berharap adanya dukungan pendanaan dari Himbara untuk warung pangan tersebut. Pihaknya menargetkan jumlah peserta Warung Pangan bisa bertambah dari saat ini sekitar 47 ribu pelaku usaha.

"Saat saya lihat di Jakarta ada 35 ribu warung. Mereka sudah transisi  di mana income online lebih besar dibandingkan offline-nya. Tetapi, harus kita pastikan itu biaya logistiknya bisa ditekan, agar lebih murah," kata Erick.(OL-11)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya