Headline
Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.
Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.
KEPALA Ekonom Bank Mandiri Andry Asmoro menilai ekonomi fundamental Indonesia saat ini sudah jauh lebih baik dari beberapa tahun lalu. Karenanya, kebijakan bank sentral Amerika Serikat, The Federal Reserve System (The Fed), untuk menarik stimulus (tappering off) tidak akan memberi dampak yang cukup berat kepada perekonomian Tanah Air.
"Kondisi fundamental kita sudah jauh lebih baik dari 2013, cadangan devisa cukup baik, kepemilikan asing pada bond tidak begitu tinggi, inflasi rendah, current account deficit (CAD) terjaga, dan Bank Indonesia juga sudah menyatakan akan fully support pada pemulihan pertumbuhan ekonomi Indonesia," ujarnya dalam diskusi secara daring, Kamis (9/9).
Kendati memiliki fundamental ekonomi yang kuat, tappering off yang akan dilakukan The Fed tetap akan berdampak pada Indonesia. Namun besaran dampak itu dinilai tak akan separah yang terjadi di 2013.
Andry bilang, kondisi ekonomi makro Indonesia saat ini jauh lebih baik. Tingkat inflasi yang terjaga di kisaran 2%-3% jauh lebih baik dibanding posisi 2013 yang berada di level 7%-8%. Lalu cadangan devisa yang ada di BI tercatat US$144 miliar, jauh lebih tinggi dari kondisi 2013 yang berada di bawah US$100 miliar.
"Kami sudah melakukan simulasi. Kalau pun ada outflows (aliran modal asing keluar), kemungkinan dengan full intervention dari BI kita masih bisa kuat menjaga cadangan devisa masih di atas US$100 miliar," terangnya.
Andry menambahkan, kondisi kepemilikan asing saat ini pada Surat Utang Negara (SUN) hanya sekitar 23%, jauh lebih rendah dibanding 2013 yang berkisar 32%. Rendahnya kepemilikan asing pada obligasi negara dinilai dapat mengurangi dampak negatif dari tappering off yang akan dilakukan The Fed.
"Dengan asumsi bahwa posisi terendah outflowsnya 14% dari total atau turun dari posisi 23% ke 14% turun 9%, itu outflows sekitar Rp380 triliun," imbuhnya. "Dengan menggunakan asumsi ini kita menghitung bahwa cadangan devisa masih berada di kisaran US$110 miliar atau 7,3 bulan impor. Jadi masih jauh dari limit 3 bulan impor. Ini dengan asumsi akan terjadi outflows," sambung Andry.
Selain itu langkah Bank Indonesia untuk mendukung pertumbuhan ekonomi nasional juga dinilai mampu menahan pelemahan dari dampak tappering off. Namun Andry menyampaikan Indonesia mesti tetap waspada soal rencana penarikan stimulus yang akan dilakukan The Fed.
Beberapa hal yang mesti diperhatikan bila kebijakan bank sentral Negeri Paman Sam itu dilakukan ialah peningkatan imbal hasil dari obligasi negara, melemahnya nilai tukar rupiah, berkurangnya kepemilikan mata uang dolar AS, dan melemahnya ekuitas. Karenanya, Indonesia mesti bisa memastikan agenda pemulihan ekonomi berjalan sesuai dengan rencana di 2021 dan 2022.
Baca juga: 99 Group Tawarkan Konsep Baru Dalam HarPropNas 2021
"Hitungan kami, bila The Fed baru menaikan suku bunga di 2023, kita perlu untuk recover ekonomi domestik di 2021 dan 2022 harus siap. Karena ke depan tantangannya sudah berbeda lagi. Ini pun dengan asumsi tidak ada varian baru yang kemudian memakan lagi pertumbuhan ekonomi di global dan Indonesia," pungkas dia. (OL-14)
POLEMIK kebijakan pascapandemi, dan memanasnya konflik geopolitik menjadi faktor pembeda jika dibanding dengan pemicu krisis ekonomi sebelumnya, seperti pada 1998 dan 2008.
SEJAK pandemi covid-19 hingga saat ini dan seterusnya, inflasi telah menjadi perhatian utama bagi para pengambil kebijakan ekonomi dan moneter di seluruh dunia.
Penutupan sebagian pemerintah AS (shutdown) selama lima pekan, merusak kinerja ekonomi domestik pada kuartal I 2019. Namun, dampak gangguan diprediksi akan segera pulih.
Suku bunga saat ini "sesuai", kata Powell dalam sebuah wawancara luas, acara berita selama 60 menit di CBS tv.
Orang nomor satu di Federal Reserve System (The Fed) akan memberikan petunjuk terkait prospek suku bunga AS.
Bank sentral AS (The Fed) telah meluncurkan kebijakan agresif untuk mendukung pasar di tengah pandemi Covid-19. Akan tetapi, nilai tukar dolar AS masih melemah.
Perempuan diharapkan bisa mandiri secara finasial dan mampu berdaya guna sehingga dapat menyejahterakan dan meningkatkan kualitas hidup.
Program ini juga dirancang untuk meningkatkan partisipasi perempuan dalam sektor pariwisata desa, memberikan mereka akses yang lebih luas untuk mengembangkan potensi ekonomi mereka.
Lembata merupakan wilayah yang memiliki ragam komoditas mulai dari kopi, ikan hingga wastra, namun kurang terekspos sehingga tidak cukup meningkatkan perekonomian masyarakat
Membangun perekonomian Jabar bukan semata-mata menjadi tanggung jawab pemerintah daerah. Itu harus dilakukan secara sinergi kolaboratif berbagai pihak.
Sektor pertanian adalah sektor yang menjanjikan sehingga akan membutuhkan tenaga yang sangat banyak.
Pemerintah daerah di Priangan Timur harus bersinergi dengan berbagai elemen untuk membangun ketahanan ekonomi.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved