Headline

Presiden Prabowo berupaya melindungi nasib pekerja.

Fokus

Laporan itu merupakan indikasi lemahnya budaya ilmiah unggul pada kalangan dosen di perguruan tinggi Indonesia.

Saham BJBR Dinilai Layak Dibeli Meski IHSG Tertekan

Abdillah M Marzuqi
30/8/2021 14:40
Saham BJBR Dinilai Layak Dibeli Meski IHSG Tertekan
Ilustrasi Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk (BJBR)(Dok MI)

PERGERAKAN Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) masih melandai dalam beberapa hari terakhir. Analis Reliance Sekuritas Lanjar Nafi menilai,  kekhawatiran dari taper tantrum The Fed terhadap capital outflow dan stabilisasi nilai tukar rupiah di tengah pembatasan  membuat investor asing melakukan aksi jual bersih sebesar 273.46 miliar rupiah.

Investor menimbang komentar Hawkish the Fed menjelang simposium Jackson Hole dan ketegangan geopolitik yang memanas di Afganistan. Sehingga secara sentimen IHSG berpotensi kembali tertekan di perdagangan sepekan.

Terkait prospek saham perbankan PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk (BJBR), Lanjar menilai walaupun IHSG masih sangat tertekan, BJBR masih memiliki potensi bagus untuk dibeli karena fundamentalnya bagus.

Diketahui, BJBR telah membuktikan kinerja yang baik sepanjang semester I-2021. Seperti yang diungkap oleh Pengamat Ekonomi Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia, Yusuf Rendy Manilet

Ia menilai jika fundamental BJBR cukup baik. Mengingat bank tersebut ditopang kredit payroll yang kuat. "Laporan semester I juga menunjukkan kinerja perusahaan juga cukup baik dengan berhasil menjaga NPL di bawah 1,6%, bahkan pada tahun 2020 ketika pandemi terjadi, BJBR berhasil mencatatkan pertumbuhan laba bersih hingga 8%," kata Yusuf, Senin (30/8).

Kata dia, dengan fundamental yang kuat BJBR masih memiliki prospek yang baik. "Tantangannya mungkin lebih kepada para investor yang saat ini yang juga tertarik pada saham bank digital," ujarnya.

Senada, analis senior CSA Research Institute, Reza Priyambada menyebut bahwa pada periode semester I 2021, kredit KPR BJBR tercatat mengalami pertumbuhan sebesar 12,5% year on year (yoy) menjadi Rp7,2 triliun, dari sebelumnya berada di angka Rp6,4 triliun.

"Kinerja BJBR didukung dengan permintaan kredit dari masyarakat dinilai baik. Itu baru dari pertumbuhan KPR, belum dari penyaluran kredit untuk usaha dan lainnya sehingga memberikan tambahan kinerja pada BJBR," ujar Reza. 

Menurutnya, dengan masuknya BJBR ke dalam era digitalisasi dapat menambah persaingan di industri perbankan. "Dari persaingan yang sehat di mana nantinya masyarakat yang akan merasakan manfaatnya," katanya. 

Harga BJBR pun saat ini masih cukup menarik di level saat ini Rp 1250. Ia berharap, adanya digitalisasi ini dapat menarik masyarakat sehingga sebaran nasabah BJBR kian bertambah yang pada akhirnya dapat meningkatkan kinerja perusahaan.

Sementara Head of Equity Trading MNC Sekuritas Medan Frankie Wijoyo Prasetio meyakini masih ada ruang untuk pertumbuhan kinerja BJBR pada sisa tahun ini. Selain itu, BJBR juga memiliki likuiditas yang berlimpah yang tercermin dari Loan to Deposit Ratio (LDR) di level 87%. Sementara pada tahun ini, pendapatan bunga bersih BJBR diproyeksikan akan sebesar Rp7,72 triliun dengan laba bersih sebesar Rp2,16 triliun. 

“Jadi saham BJBR cukup baik jika dikoleksi untuk tujuan investasi, karena dari kinerjanya yang sangat baik, dan masih mampu outperform di tengah tahun-tahun pandemi ini. Apalagi harganya sedang koreksi setelah dividen yang ditebar pada April kemarin,” tandas Frankie.

Frankie pun merekomendasikan untuk beli saham BJBR dengan target harga Rp1.600 per saham. Sementara Andrey dan Shelly juga merekomendasikan beli dengan target harga Rp1.900 per saham. (OL-8)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Polycarpus
Berita Lainnya