Headline

Pemilu 1977 dan 1999 digelar di luar aturan 5 tahunan.

Fokus

Bank Dunia dan IMF memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun ini di angka 4,7%.

CSIS : Insentif Prakerja Jadi Bantalan Penuhi Kebutuhan Sehari-hari

Mediaindonesia.com
14/8/2021 08:51
CSIS : Insentif Prakerja Jadi Bantalan Penuhi Kebutuhan Sehari-hari
Warga mengisi formulir pendaftaran Kartu Pra Kerja secara daring di Kampung Pasir Babakan, Lebak, Banten.(ANTARA FOTO/Muhammad Bagus Khoirunas)

MISI program Kartu Prakerja untuk peningkatan kualitas SDM yang diperluas fungsinya sebagai bantuan sosial bisa dianggap tercapai.

Survei Centre for Strategic and International Studies (CSIS) menemukan perilaku penerima insentif kartu prakerja sebagian besar menggunakannya untuk membeli sembako atau bahan pangan. 

"Temuan kami (CSIS) menunjukkan bahwa insentif yang diperoleh setelah mengikuti program kartu prakerja digunakan untuk memenuhi kebutuhan dasar atau pokok, seperti membeli sembako atau bahan pangan, dijawab oleh 86,7% dari responden" kata Fajar B. Hirawan, Peneliti Senior, Departemen Ekonomi, CSIS Indonesia, dalam rilis survei CSIS Peranan Program Kartu Prakerja di Masa Pandemi, yang disiarkan secara daring pada Jumat (13/8).

Selain itu, insentif juga digunakan untuk, membayar listrik,  air atau utilitas, dijawab oleh 63,4% responden.

"Ada juga untuk membeli pulsa atau paket internet karena memang saat ini dibutuhkan untuk kegiatan yang dilakukan online" lanjut Fajar B. Hirawan.

Menurut Fajar, insentif kartu prakerja yang diberikan pasca pelatihan mampu menjadi buffer atau bantalan bagi untuk memenuhi kebutuhan dasar sehari-hari. 

Survei CSIS ini juga menemukan, 42,4% responden menjawab insentig digunakan untuk menambah modal usaha.

"Ini terkait pada (tujuan) kartu prakerja dapat memberikan kail daripada memberikan ikan saja" kata Fajar B. Iriawan.

Hal ini menurut Fajar menarik. Sebab dari 2.000 responden, 42,4% (849 responden) menjawab menggunakan insentif pasca pelatihan itu untuk menggunakan modal usaha. 

"Nah dari penggunaan sebagai modal usaha ini kita lihat hampir setengahnya (47,7 persen dari 849 responden yang menjawab menggunakan sebagai modal usaha) digunakan untuk membeli barang yang dijual kembali dan 29,2% menggunakan untuk membeli barang sebagai bahan produksi seperti tepung untuk membuat adonan roti/kue untuk dijual" jelas Fajar B. Iriawan. 

Menanggapi temuan survei CSIS, Direktur Eksekutif Manajemen Pelaksana (PMO) Program Kartu Prakerja, Denni Puspa Purbasari menjelaskan program Prakerja tidak hanya memberikan ikan tapi juga kail. 

"Ini program yang juga perlindungan sosial, kalau hanya memberikan uang, mungkin uang akan habis untuk bayar listrik/air, bahan pangan, tetapi untuk mendapatkan uang ini juga harus belajar dulu, diwajibkan untuk mengambil kail dulu sebelum bisa dapat ikannya" Direktur Eksekutif Manajemen Pelaksana (PMO) Program Kartu Prakerja.

Sebelumnya pemerintah melalui Menteri Koordinator Perekonomian telah mengumumkan menambah alokasi anggaran program Kartu Prakerja sebesar Rp1,2 triliun, sehingga total anggaran untuk 2021 berjumlah total Rp21,2 triliun.

Penambahan anggaran Rp1,2 trilun tersebut termasuk dalam skema paket penambahan Rp10 trilun bantuan PPKM yang dibagi dengan program bantuan subsidi upah (BSU) sebesar 8,8 triliun.

Survei Peranan Program Kartu Prakerja di Masa Pandemi dilaksanakan pada 27 Juli sampai 2 Agutus 2021. Survei dilaksanakan dengan wawancara menggunakan telepon (telesurvei).

Reponden dipilih dari seluruh penerima program kartu prakerja. Jumlah sample sebanyak 2000 responden, yang dipilih secara acak dengan kombinasi stratified random sampling.

Pemilihan sample mempertimbangkan proporsi antara jumlah sample dengan jumlah penerima program kartu prakerja di tiap provinsi serta proporsi perempuan dan laki-laki. Margin of error (MOE) survei ini sebesar +/- 2,19% dengan tingkat kepercayaan 95%. (RO/OL-09)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Deri Dahuri
Berita Lainnya