Headline
Penaikan belanja akan turut mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi 5,4%.
Penaikan belanja akan turut mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi 5,4%.
PT Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat potensi total penggalangan dana di pasar modal sepanjang semester II 2021 masih relatif menjanjikan. Tecermin dari aktivitas efek yang akan dicatatkan di bursa, khususnya saham, obligasi dan sukuk.
"Jumlah penggalangan dana berdasarkan perhitungan pipeline sampai 30 Juli 2021 untuk saham, obligasi dan sukuk, diperkirakan sebesar Rp34,4 triliun," papar Direktur Penilaian Perusahaan BEI I Gede Nyoman Yetna, Rabu (4/8).
Pada pipeline saham, lanjut dia, ada 25 perusahaan yang berencana mencatatkan saham di bursa. Adapun perkiraan dana yang diperoleh sebesar Rp5,5 triliun. Sedangkan dari pipeline obligasi dan sukuk, ada 23 perusahaan dengan perkiraan dana yang dihimpun Rp28,9 triliun.
Baca juga: Sri Mulyani Yakin Momentum Pemulihan Ekonomi RI Masih Kuat
Dengan masih adanya waktu sekitar lima bulan lagi sampai akhir 2021, potensi penghimpunan dana diperkirakan melebihi Rp34,4 triliun. Menyoroti porsinya, penggalangan dana saham, obligasi dan sukuk di bursa masih lebih besar pada IPO. Serta, didominasi pencatatan obligasi dan sukuk.
Hingga 30 Juli 2021, obligasi dan sukuk yang diterbitkan korporasi dan tercatat di bursa berjumlah 51 emisi. Dalam hal ini, dengan total emisi sebesar Rp54 triliun dan diterbitkan oleh 37 perusahaan.
Lalu, ada 27 perusahaan yang telah mencatatkan saham di bursa, dengan total dana dihimpun sebesar Rp7,7 triliun. Sehingga, total dana yang sudah terhimpun oleh perusahaan yang mencatatkan saham, obligasi dan sukuk mencapai Rp61,7 triliun.
Selain IPO, penggalangan dana lainnya dapat dilakukan melalui right issue oleh Perusahaan Tercatat. Hingga 30 Juli 2021, sudah ada 16 Perusahaan Tercatat yang melakukan right issue, dengan dana yang berhasil dihimpun sekitar Rp35,7 triliun.
Baca juga: Harapan Covid-19 Mulai Terkendali, Bursa Global Topang IHSG Menguat
Di samping IPO dan right issue oleh korporasi, terdapat pula pencatatan Surat Berharga Negara (SBN) di bursa. Sampai 30 Juli 2021,ada 32 seri baru (new listing) SBN yang dicatatkan di bursa. Terdiri dari pencatatan Surat Utang Negara (SUN) dan Sukuk Berharga Syariah Negara (SBSN).
Adapun jumlah SBN yang sudah dicatatkan di bursa mencapai Rp125 triliun. Beberapa di antaranya, Surat Perbendaharaan Negara (SPN) dan Surat Perbendaharaan Negara Syariah (SPNS) yang telah jatuh tempo.
Hal umum yang melatarbelakangi calon emiten mengejar momen IPO pada semester II 2021, yakni pemulihan ekonomi dan pertumbuhan yang terus berlanjut. Ini diharapkan dapat memberikan iklim positif bagi ekosistem pasar modal Indonesia.(OL-11)
PT Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat rekor tertinggi kapitalisasi pasar (market cap) sebesar Rp13.701 triliun pada 29 Juli 2025, melampaui capaian tahun-tahun sebelumnya.
PT Bursa Efek Indonesia (BEI) memperkuat pasar derivatif domestik dengan meluncurkan lima saham baru sebagai underlying kontrak berjangka saham (KBS).
Pencatatan sukuk ini merupakan hasil dari konsistensi dan komitmen bank dalam menjawab tantangan industri perbankan syariah yang semakin kompetitif dan dinamis.
AKTIVITAS perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama periode 23–26 Juni 2025 menunjukkan tren pelemahan di hampir seluruh indikator utama.
Hingga 28 Mei 2025, total nilai transaksi Repo di SPPA mencapai Rp100,85 triliun, dengan rata-rata transaksi harian mencapai Rp2,86 triliun.
BEI mencatat pergerakan pasar modal Indonesia selama pekan pertama Juni 2025 menunjukkan indeks harga saham gabungan (IHSG) mengalami penurunan sebesar 0,87%.
Kemampuan yang dimiliki itu dapat diasah sehingga mampu berpartisipasi dalam upaya peningkatan ekonomi di daerah, bahkan nasional.
Perekonomian NTB menjadi bergairah dengan adanya Fornas kali ini.
SEJUMLAH pasal yang mengatur berbagai aspek terkait tembakau pada PP Nomor 28 Tahun 2024 menuai kritik. Aturan ini dinilai berdampak negatif terhadap industri dan petani dalam negeri,
KOTA Batu tak hanya lekat dengan suguhan pemandangan alam, kabut, dan kesejukan udara, tetapi juga hamparan perbukitan dan perkebunan milik warga hadir memanjakan mata.
PEMERINTAH dinilai perlu melakukan evaluasi menyeluruh terhadap kebijakan Over Dimension Overloading (ODOL) serta mencari solusi yang komprehensif dan berkelanjutan,
EFEKTIVITAS Bantuan Subsidi Upah (BSU) sebagai instrumen peningkatan daya beli masyarakat kembali dipertanyakan. Sebab program tersebut tidak memberikan kontribusi signifikan.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved