Headline
Saat ini sudah memasuki fase persiapan kontrak awal penyelenggaraan haji 2026.
Saat ini sudah memasuki fase persiapan kontrak awal penyelenggaraan haji 2026.
EKONOM Ryan Kiryanto memperkirakan Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia (BI) akan tetap mempertahankan suku bunga acuan alias BI 7 Day Reserve Repo Rate (BI7DRRR) di level 3,5% pada Juli 2021. Alasannya, realisasi dan outlook inflasi masih rendah berkisar 1,8%-2,2% di 2021.
Selain itu, tekanan eksternal masih tinggi terutama dengan recovery ekonomi Tiongkok dan Amerika Serikat (AS).
Kemungkinan akan ada pula potensi kenaikan inflasi global seiring dengan pertumbuhan ekonominya.
Nilai tukar rupiah juga masih tertekan oleh sentimen penguatan dolar AS terhadap mata uang kuat dunia lain.
"Masih ada juga sentimen negatif terhadap perekonomian nasional seiring dengan tingginya angka kasus covid-19 secara harian rata-rata lebih dari 40.000 kasus sepekan ini," kata Ryan, Rabu (21/7).
Untuk menjaga kepercayaan pasar, pilihan Bank Indonesia yaitu mempertahankan suku bunga acuan. "Pilihan mempertahankan suku bunga acuan merupakan yang terbaik di masa pandemi saat ini," kata Ryan.
Direktur Riset Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia, Piter Abdullah, mengatakan Bank Indonesia belum perlu melakukan tapering di 2021. Kondisi perekonomian dan sektor keuangan domestik tengah dalam tekanan akibat gelombang kedua covid-19 yang memaksa pemerintah memberlakukan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM).
Baca juga: Semester I 2021, Defisit Anggaran Capai Rp283,2 Triliun
Kebijakan moneter di tengah kondisi ini diharapkan tidak menambah kompleks permasalahan. Dia menilai belum mendesak untuk menaikan suku bunga acuan. (OL-14)
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada perdagangan Senin, 25 Agustus 2025, dibuka menguat 73,72 poin atau 0,94% ke posisi 7.932,57.
The Fed mempertahankan suku bunga dengan kisaran 4,25%-4,5%, meski ada tekanan dari Presiden AS Donald Trump.
Keputusan BI mempertahankan suku bunga acuan di level 5,50% dipandang sebagai langkah konservatif yang tepat di tengah ketidakpastian global dan perlambatan ekonomi domestik.
Keputusan Bank Indonesia (BI) menahan suku bunga acuan, atau BI Rate di level 5,50% dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) 17-18 Juni 2025 dinilai sebagai langkah yang tepat.
Fixed Income Research PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia Karinska Salsabila Priyatno menilai ruang bagi Bank Indonesia (BI) untuk menurunkan suku bunga dalam waktu dekat sangat terbatas.
KETIDAKPASTIAN arah kebijakan moneter Amerika Serikat kembali menjadi perhatian setelah desakan terbuka Presiden Donald Trump agar Federal Reserve memangkas suku bunga acuan.
PT Indo Premier Sekuritas (IPOT) memproyeksikan indeks harga saham gabungan (IHSG) berpotensi menguat ke level 8.000 dalam sepekan mendatang.
Berlangsung selama tiga hari, Kamis-Minggu (21-24/8), transaksi berhasil menembus pasar Internasional. Total transaksi mencapai Rp1,4 miliar.
Karena SRBI yang beredar berkurang, otomatis dana di pasar uang dan perbankan menjadi lebih banyak tersedia atau longgar.
DI tengah ketidakpastian pasar keuangan global, penurunan tarif bea masuk dari Amerika Serikat (AS) memberi ruang napas baru bagi sejumlah negara.
Pengamat Perbankan & Praktisi Sistem Pembayaran Arianto Muditomo mengatakan penurunan BI Rate sebesar 25 bps pada Rabu (20/8), memberikan sinyal pelonggaran kebijakan moneter.
PENURUNAN suku bunga kredit perbankan tercatat masih berjalan lambat setelah suku bunga acuan (BI-Rate) dipangkas sebesar 100 basis poin (bps) sejak September 2024.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved