Headline
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
HARGA Batu Bara Acuan (HBA) pada Juli 2021 mencatatkan kenaikan sebesar US$15,02 per ton menjadi US$115,35 per ton, dibandingkan Juni 2021 pada level US$100,33 per ton.
Kenaikan ini utamanya dipicu tingginya tingkat konsumsi di negara Asia Timur. Serta, dilaporkan menjadi HBA tertinggi dalam 10 tahun terakhir, atau tepatnya sejak November 2011. Faktor kenaikan HBA dalam negeri karena konsumsi batubara Tiongkok terus mengalami lonjakan.
"Kenaikan ini menjadi yang paling tinggi dalam satu dekade," ujar Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik dan Kerja Sama (KLIK) Kementerian ESDM Agung Pribadi dalam keterangan resmi, Senin (5/7).
Baca juga: Erick Thohir: Gasifikasi Batu Bara Hapus Ketergantungan Impor LPG
Tiongkok dikabarkan kewalahan memenuhi kebutuhan batu bara dalam negeri akibat kendala operasional. Seperti, kecelakaan tambang dan perubahan cuaca berupa hujan yang ekstrim. "Kapasitas pasokan batubara domestik Tiongkok terus menipis seiring kembalinya geliat aktivitas pembangkit listrik," papar Agung.
Selain Tiongkok, Jepang dan Korea Selatan juga menunjukkan grafis kenaikan serupa. Ketetapan kenaikan HBA ini tertuang dalam Keputusan Menteri ESDM No.121.K/HK.02/MEM.B/2021 tentang Harga Mineral Logam Acuan dan Harga Batu Bara Acuan untuk Bulan Juli Tahun 2021 dan ditetapkan oleh Menteri ESDM Arifin Tasrif pada 2 Juli 2021.
"Ini berimbas pada kenaikan harga batu bara global," imbuhnya.
Baca juga: Bahlil: RI Harus Jadi Negara Penghasil Baterai Mobil Listrik Terbesar Dunia
Kenaikan ini merupakan rekor tertinggi baru, setelah sebelumnya pada Juni 2021 juga menembus US$100,33 per ton. Serta, mencatatkan sebagai HBA tertinggi sejak November 2011 yang saat itu mencapai US$116,65 per ton.
ESDM mengungkapkan dua faktor turunan yang memengaruhi pergerakan HBA, yaitu supply dan demand. Pada faktor turunan supply dipengaruhi season (cuaca), teknis tambang, kebijakan negara supplier, hingga teknis di supply chain.
Sementara itu, untuk faktor turunan demand dipengaruhi kebutuhan listrik yang turun, berkorelasi dengan kondisi industri, kebijakan impor dan kompetisi dengan komoditas energi lain. Seperti, LNG, nuklir dan hidro.(OL-11)
BPKH Limited menyampaikan permohonan maaf secara terbuka kepada jemaah haji Indonesia atas ketidaksempurnaan layanan konsumsi yang terjadi pada 14 Dzulhijjah 1446
Pada Mei 2025, kondisi pendapatan konsumen tergerus. Sementara itu, proporsi pembayaran cicilan atau utang justru mengalami peningkatan.
Untuk BBM, tersedia cadangan dengan ketahanan 8-13 hari, sedangkan LPG memiliki ketahanan hingga 5 hari.
MENURUT Asosiasi Pengusaha Kopi dan Cokelat Indonesia (APKCI), jumlah kedai kopi di Tanah Air diperkirakan mencapai 10 ribu gerai yang terdiri dari merek lokal dan merek internasional.
NEGOSIASI perdagangan antara Indonesia dan Amerika Serikat dinilai sebagai peluang sekaligus ancaman. Itu karena kesepakatan yang tercipta bisa memperkuat ekspor Indonesia
KETUA Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo), Shinta Widjaja Kamdani mengungkapkan bahwa Hari Raya Lebaran tahun ini menjadi Lebaran yang kurang baik bagi dunia usaha.
SEMANGAT pemerintah untuk mendorong hilirisasi, khususnya pada komoditas batu bara, hingga saat ini masih belum ada titik terang.
PT Baramulti Suksessarana Tbk (BSSR) merealisasikan produksi batu bara sebesar 103,34% dari target tahunan.
Oli bekas, buangan padat dari pengolahan kelapa sawit, popok, kemasan oli bekas, serta berbagai jenis limbah lainnya kini menjadi bahan bakar.
Pemerintah kembali merencanakan pembangunan pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) berbahan bakar batu bara pada periode 2029 hingga 2033.
MIND Id memperkuat pembangunan sumber daya manusia (SDM) sebagai tulang punggung hilirisasi mineral dan batu bara Indonesia masa depan.
Para peneliti dari Universitas Texas di Austin mengidentifikasi mineral langka atau unsur tanah jarang senilai US$8,4 miliar yang terkunci dalam endapan abu batu bara Amerika Serikat (AS).
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved