Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Bahlil: RI Harus Jadi Negara Penghasil Baterai Mobil Listrik Terbesar Dunia

Despian Nurhidayat
24/6/2021 15:01
Bahlil: RI Harus Jadi Negara Penghasil Baterai Mobil Listrik Terbesar Dunia
Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia saat mengikuti rapat kerja dengan Komisi VI DPR RI.(Antara)

UNTUK mewujudkan visi Presiden Joko Widodo terkait transformasi ekonomi, Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia mendorong pemanfaatan nikel sebagai bahan baku utama pembuatan baterai mobil listrik.

Saat ini, kebijakan global terhadap green energy menjadi hal yang sedang digalakkan. Penggunaan mobil listrik pun merupakan salah satu wacana yang berkembang di dunia.

"Di Eropa pada 2030, 70% mobil di sana sudah beralih dari fosil ke energi baru terbarukan (EBT). Di Amerika Serikat, Tiongkok, bahkan di negara Asia Tenggara, termasuk Indonesia juga akan menuju ke situ," papar Bahlil dalam seminar virtual, Kamis (24/6). 

Baca juga: Penjualan Mobil Listrik Secara Global Naik 43%

"Kita beruntung bahwa untuk EBT mobil listrik, 50% komponennya ada dalam baterai dan bahan bakunya ternyata lebih besar nikel. Adapun nikel di Indonesia total cadangannya 25% dari total cadangan nikel di dunia," imbuhnya.

Lebih lanjut, Bahlil merinci bahwa bahan baku baterai mobil listrik terdiri dari cobalt, mangan, nikel dan lithium. Dalam hal ini, Indonesia hanya tidak memiliki lithium, namun bahan baku sisanya sudah tersedia. Hal ini menjadi peluang bagi Indonesia untuk menjadi salah satu negara penghasil baterai mobil listrik terbesar dunia.

"Indonesia sudah saatnya menjadi pemain terbesar dunia. Sehingga, dunia mengenal Indonesia tidak hanya Bali dengan pariwisatanya, tapi dunia harus mengenal Indonesia sebagai negara industri yang menghasilkan baterai mobil listrik," pungkas Bahlil.

Pemerintah dikatakannya telah menyusun berbagai langkah komprehensif dengan masterplan dan strategi, untuk mendorong investor datang ke Indonesia. Salah satunya, memberhentikan ekspor nikel ke berbagai negara, yang berlaku sejak 1 Januari 2020.

Baca juga: Indonesia Persiapkan Akselerasi Penggunaan Mobil Listrik

"Saya didemo para pengusaha, karena dulu saya juga usaha di bidang pertambangan. Mulai sekarang kita harus mulai mencintai negara kita. Tidak boleh lagi terlalu banyak mengekspor material bahan baku. Komitmen kita sekarang ialah mendorong terjadinya industri," katanya.

Indonesia juga telah bekerja sama dengan perusahaan Korea Selatan, yakni LG Group, untuk berinvestasi di ranah industri baterai mobil listrik. Nilai investasi tersebut pun tidak main-main, di mana LG Group mengucurkan US$9,8 miliar atau sekitar Rp142 triliun.

Selain LG Group, perusahaan asal Tiongkok, yakni CATL, juga telah menandatangani kerja sama dengan PT Antam Tbk sebesar US$5,2 miliar, untuk industri baterai mobil listrik ini. Pemerintah akan mengawal implementasi pengerjaan industri baterai mobil listrik di Tanah Air.(OL-11)


 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya