Headline
Pengibaran bendera One Piece sebagai bagian dari kreativitas.
Pengibaran bendera One Piece sebagai bagian dari kreativitas.
Isu parkir berkaitan dengan lalu lintas dan ketertiban kota.
KEMENTERIAN Pertanian (Kementan) melalui Direktorat Jenderal Hortikultura terus mendorong bangkitnya usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) untuk olahan bawang dan cabai terutama saat produksi melimpah untuk menjaga nilai dua komoditas tersebut.
Ketika melakukan kunjungan ke Kelompok Wanita Tani (KWT) Putri Tumpeng di Desa Mandala Kecamatan Rubaru, Kabupaten Sumenep, Jawa Timur, Jumat (25/6), Dirjen Hortikultura, Prihasto Setyanto melihat langsung sistem pengolahan bawang.
"Iya betul, Pak Menteri menginginkan adanya solusi saat produksi melimpah, dan kami diperintahkan untuk selalu berada di lapangan, membersamai petani dan berinovasi untuk mewujudkan petani yang mandiri", paparnya.
Tingkat penjualan olahan bawang merah memang mengalami penurunan di era pandemi Covid-19. Hal ini karena adanya pembatasan orang berkumpul di tempat keramaian, sehingga orang-orang lebih memilih di rumah.
Mengantisipasi penurunan pemasaran lokal ini, kelompok wanita tani tersebut kembali mengatur strategi dengan berinovasi menghadirkan beberapa varian rasa, seperti rasa keju dan original yang diharapkan dapat diterima semua kalangan.
Kelompok Wanita Tani (KWT) Melati Mandala dan KWT Putri Tumpeng ini telah mendapatkan bantuan sarana pengolahan bawang berupa vacum frying, spinner, pemotong bawang, dan continuous seluler.
Penerapan program Kementan yang ingin menjadikan UMKM memiliki nilai tambah dan daya saing telah diwujudkan secara nyata dengan penyerahan bantuan APBN.
Dirjen Prihasto juga mengingatkan kepada kelompok tani dan KWT penerima bantuan untuk merawat dan menjaga serta menggunakan bantuan tersebut sebaik-baiknya.
"Bantuan ini adalah aset negara, harus kita manfaatkan dengan baik, harus di rawat, jadi tentunya kita akan evaluasi betul, kalau tidak dimanfaatkan dengan baik maka akan kita pindahkan ke kelompok yg lebih membutuhkan, daripada mangkrak, kan sayang", tegas Prihasto.
Tahun 2021, kedua kelompok ini ( KWT Melati Mandala dan KWT Putri Tumpeng) sudah mendapatkan bantuan prasarana pengolahan berupa bangunan rumah olahan sebagai pengutuhan UMKM. Diharapkan kedepannya bantuan alat pengolahan ini dapat di tempatkan pada rumah yang hygienis agar sesuai dengan kaidah Good Manufacturing Practices (GMP).
Untuk mendapatkan 25 kg bawang goreng, para kelompok tani ini harus mengolah 100 kg bawang segar. Harga bawang merah goreng rata-rata dibandrol Rp 20 ribu per 100 gram, sehingga 1 kg bawang goreng seharga Rp 200 ribu.
Ketua KWT Melati Mandala Endang tak menampik, mengolah produk Hortikultura ini adalah salah satu cara untuk meningkatkan umur simpan bawang, sehingga tidak mudah rusak selama pendistribusian.
"Pemasarannya direct selling, door to door dan berjualan melalui e-commerce karena ini salah satu strategi untuk menyiasati turunnya permintaan selama masa pandemi”, bebernya.
Lain halnya dengan ketua KWT Putri Tumpeng Holilah yang justru mengapresiasi kinerja menteri pertanian, karena kinerjanya langsung dirasakan oleh petani di desa.
"Saya angkat jempol untuk Pak Mentan, banyak sekali bantuan yg kami terima, itu semua paket lengkap, pokoknya kami itu hanya modal semangat saja. Ini baru saja pak Dirjen Hortikultura datang melihat langsung dan berdiskusi dengan kami para KWT. Semoga sehat selalu ya buat Pak Mentan dan Pak Dirjen", tutupnya.
Sebagai informasi, Kementan terus berfokus menggenjot produksi subsektor hortikultura. Pasalnya, komoditas ini ditengarai sangat berpengaruh pada inflasi. Fluktuasi harga cabai dan bawang merah memang sering terjadi.
Namun demikian jika produksi melimpah, harga cabai dan bawang seringkali anjlok. Hal ini yang mendasari Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL) menginstruksikan kepada Dirjen Hortikultura Prihasto Setyanto untuk segera mendorong bangkitnya usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) untuk olahan bawang dan cabai di tengah masyarakat. (RO/OL-09)
Hilirisasi industri kakao di Indonesia terus dipacu melalui strategi klasterisasi UMKM yang difokuskan pada penciptaan ekosistem agribisnis inklusif dari hulu ke hilir,
Asisten Deputi Pemasaran dan Digitalisasi Usaha Mikro Kementerian UMKM Ari Anindya Hartika menekankan pentingnya inovasi dan kolaborasi lintas sektor.
Dengan mengikuti program, pelaku UMKM dibina untuk mendapatkan tiga sertifikat, yakni Nomor Induk Berusaha (NIB), sertifikat izin pangan industri rumah tangga (PIRT), dan Sertifikasi Halal.
Kebijakan pembatasan konsumsi Gula, Garam, dan Lemak (GGL) yang tertuang dalam Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 28 Tahun 2024 memicu kekhawatiran luas.
Deputi Bidang Usaha Mikro Kementerian UMKM Riza Damanik, menegaskan upaya ini menjadi langkah konkret perluasan keterlibatan UMKM dalam rantai pasok program Makan Bergizi Gratis (MBG).
Salah satu yang memanen berkah FORNAS VIII 2025 NTB yaitu sektor UMKM. Pengusaha oleh-oleh turut mendapat berkah dari event tersebut.
Sesuai keadaan di lokasi sedikitnya ada tiga tahap warga setempat menanam bawang merah. Sebagian yang ditanami tahap pertama dua bulan lalu, kini sudah mulai memanen.
Festival Bawang Merah ini, merupakan acara yang digelar setiap tahun, melibatkan banyak pihak, para petani serta stakeholder terkait.
KAD ini menurutnya untuk menjaga stabilitas pasokan khususnya untuk cabai dan bawang merah.
Bupati Humbang Hasundutan, Oloan P. Nababan, menyingsingkan lengan bajunya, ikut mencangkul dan menanam bawang merah bersama Kelompok Tani Dosroha.
Bibit bawang merah dibagikan kepada 5 kelompok tani dilengkapi dengan pupuk organik padat 4 ton dan 10 liter pupuk organik cair per kelompok tani.
Agnes menyebut, Indeks Harga Konsumen (IHK) empat kabupaten kota di Kalteng secara month-to-month seluruhnya mengalami inflasi.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved