Headline

Dalam suratnya, Presiden AS Donald Trump menyatakan masih membuka ruang negosiasi.

Fokus

Tidak semua efek samping yang timbul dari sebuah tindakan medis langsung berhubungan dengan malapraktik.

Likuiditas Longgar, Penurunan Bunga Kredit Perbankan masih Terbatas

Fetry Wuryasti
17/6/2021 20:20
Likuiditas Longgar, Penurunan Bunga Kredit Perbankan masih Terbatas
Ilustrasi.(Antara.)

BANK Indonesia menekankan kondisi likuiditas tetap longgar didorong kebijakan moneter yang akomodatif. Bank Indonesia telah menambah likuiditas (quantitative easing) di perbankan sebesar Rp94,03 triliun pada 2021 (hingga 15 Juni 2021).

Bank Indonesia juga melanjutkan pembelian SBN di pasar perdana sebagai bagian dari sinergi kebijakan Bank Indonesia dan pemerintah untuk pendanaan APBN 2021. "Hingga 15 Juni 2021, pembelian SBN di pasar perdana tercatat sebesar Rp116,26 triliun yang terdiri dari Rp40,80 triliun melalui mekanisme lelang utama dan Rp75,46 triliun melalui mekanisme Greenshoe Option (GSO)," kata Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo, dalam paparan hasil RDG, Kamis (17/6).

Dengan ekspansi moneter tersebut, kondisi likuiditas perbankan sangat longgar, tercermin pada rasio Alat Likuid terhadap Dana Pihak Ketiga (AL/DPK) yang tinggi, yakni 32,71% dan pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) sebesar 10,71% (yoy). Suku bunga kebijakan moneter juga tetap dijaga rendah. Namun dari likuiditas yang masih longgar, turunnya suku bunga kredit perbankan masih terbatas.

Di pasar uang dan pasar dana, suku bunga pasar uang antar bank (PUAB) overnight dan suku bunga deposito perbankan telah menurun, masing-masing sebesar 153 bps dan 207 bps sejak April 2020 menjadi 2,79% dan 3,66% pada April 2021. Di pasar kredit, penurunan Suku Bunga Dasar Kredit (SBDK) perbankan berlanjut, meski dengan besaran respons yang lebih terbatas, yaitu menurun sebesar 177 bps sejak April 2020 menjadi 8,87% pada April 2021.

"Di tengah menurunnya Harga Pokok Dana untuk Kredit (HPDK), penurunan SBDK masih terbatas didorong oleh kembali meningkatnya komponen margin keuntungan, terutama terjadi pada kelompok Bank Umum Swasta Nasional (BUSN)," kata Perry. Di samping itu, premi risiko perbankan cenderung meningkat yang mengindikasikan masih tingginya persepsi risiko perbankan terhadap dunia usaha.

Sejalan dengan itu, suku bunga kredit baru pada April 2021 juga meningkat, khususnya pada kelompok bank pembangunan daerah (BPD), bank BUMN, dan bank umum swasta nasional (BUSN). "Bank Indonesia mengharapkan perbankan untuk terus melakukan penyesuaian suku bunga kredit sebagai bagian dari upaya bersama untuk mendorong kredit kepada dunia usaha," kata Perry. (OL-14)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya