Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

Triwulan I 2021, GRP Cetak Laba Bersih US$ 7.40 Juta

Mediaindonesia.com
09/6/2021 13:30
Triwulan I 2021, GRP Cetak Laba Bersih US$ 7.40 Juta
PT Gunung Raja Paksi (GRP) mampu membukukan kinerja positif di tengah pandemi, dengan membukukan laba triwulan pertama 2021 US$ 7.40 juta.(dok.GRP)

DI tengah masa pandemi, PT Gunung Raja Paksi (GRP) mampu membukukan kinerja positif. Pada triwulan pertama 2021 misalnya, industri baja nasional tersebut berhasil mencetak laba bersih US$ 7.40 juta.  

"Tentu menggembirakan. Capaian ini membuat kami optimistis mencapai target 2021,” ungkap Budi Raharjo Legowo, Chief Financial Officer GRP kepada media, Rabu (9/6)

Budi menjelaskan, GRP memang menargetkan peningkatan laba bersih pada tahun fiskal 2021. Jika pada tahun fiskal 2020, perusahaan mengalami rugi bersih US$ 8.9 juta, maka pada tahun fiskal 2021, laba bersih yang diproyeksikan lebih dari US$ 20 juta.

“Meski proyeksi penjualan pada tahun fiskal 2021 akan mirip dengan penjualan pada tahun fiskal 2020, tetapi perseroan menargetkan peningkatan laba bersih. Dan kami bersyukur, tanda-tanda pemenuhan target sudah terlihat pada triwulan pertama ini,” tegasnya.

Menurut Budi, kinerja positif pada triwulan pertama 2021 tersebut, juga didukung pasar domestik yang mulai bangkit. Pasalnya, imbuh Budi, kondisi tersebut turut membangkitkan sektor infrastruktur dan manufaktur yang merupakan industri konsumen produk baja.

Selain itu, lanjutnya, guna mendukung kinerja, perusahaan juga terus berusaha mengembangkan penjualan baja ke mancanegara. Selama ini, sejumlah negara yang menjadi pasar ekspor GRP antara lain Kanada, Malaysia, Selandia Baru, dan Amerika Serikat. “Untuk ekspor, target kami setidaknya sama seperti tahun lalu, yaitu sekitar 5% dari total penjualan bersih perusahaan,” urainya.

Lebih lanjut Budi mengatakan, pada 2021 GRP menyediakan belanja modal atau capital expenditure (Capex) sebesar US$ 60 juta. Dana tersebut rencananya dipakai untuk meningkatkan (upgrade) fasilitas produksi Light Section Mill (LSM) and Medium Section Mill (MSM).

“Dan hingga saat ini, progres penyerapan Capex sudah mencapai sekitar 30%. Project LSM sudah tahap final pengiriman parts dari luar negeri. Sedangkan project MSM dalam tahap final negosiasi dengan equipment vendor, yang akan dilanjutkan dengan tahap awal negosiasi dengan financier,” pungkasnya. (OL-13)

Baca Juga:Pemerintah Butuh Rp8,6 Triliun untuk Perluasan Palapa Ring



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Muhamad Fauzi
Berita Lainnya