Headline

Presiden memutuskan empat pulau yang disengketakan resmi milik Provinsi Aceh.

Fokus

Kawasan Pegunungan Kendeng kritis akibat penebangan dan penambangan ilegal.

Hadapi Pandemi UMKM Mesti Lakukan Transformasi Digital

Mediaindonesia.com
24/5/2021 20:49
Hadapi Pandemi UMKM Mesti Lakukan Transformasi Digital
.(DOK Pribadi.)

PELAKU usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) harus menyesuaikan diri di era transformasi digital. Adanya transformasi digital membuat proses bisnis menjadi lebih singkat dan efisien. Transformasi digital juga membuat proses produksi menjadi sangat cepat sehingga menghasilkan pasar yang saling bersaing.

Itu disampaikan Ary Zulfikar selaku Ketua Umum Perkumpulan Bumi Alumni (PBA) dalam keterangan resmi yang diterima, Senin (24/5). "Tidak aneh sekarang kita membeli barang dari Alibaba dan Amazon dapat gratis ongkos kirim padahal beda benua. Kita sekarang berada di era transformasi digital,” kata Ary saat halalbihalal virtual Idulfitri 1442 Hijriah dengan tema Idulfitri Mengembalikan Fitrah Kebersamaan, Membersihkan Egoisme Diri pada Minggu (23/5).

Ary pun berharap, pelaku UMKM bisa memanfaatkan ekonomi digital untuk akses pasar dan distribusi produk UMKM. Dalam hal ini, PBA juga siap membantu pelaku UMKM untuk menguatkan dan mengembangkan kualitas supaya produk mempunyai nilai ekonomi dan berdaya saing tinggi.

Dewi Tenty SA selaku Ketua Bidang Hubungan Lembaga PBA menyampaikan, UMKM sudah terbukti menjadi sektor yang paling bertahan meski Indonesia dilanda beberapa kali resesi. Namun, pandemi covid-19 datang dan mampu meluluhlantakkan ekonomi Indonesia. Hal ini tentu berpengaruh dan berdampak besar terhadap perekonomian 64 juta pelaku UMKM. "Hal ini menjadi pekerjaan rumah pemerintah terutama Kemenkop dan UKM. Tapi saya dengar, Kemenkop tidak sendiri, tapi akan dibantu Kementerian BUMN untuk membahu UMKM supaya lebih berdiri lagi dan menopang perekonomian di masa sulit," ujarnya.

Pada acara itu, Staf Ahli Kemenkop dan UKM Bidang Ekonomi Makro Rulli Nuryanto menyampaikan, pandemi yang sudah berlangsung setahun lebih lamanya diakui berdampak besar untuk pelaku UMKM. Namun, di sisi lain, pandemi menjadi momentum para pelaku UMKM untuk bertransformasi ke arah ekonomi digital. Menurutnya, transformasi itu perlu dilakukan karena 80% UMKM yang memanfaatkan digital memiliki ketahanan lebih baik dalam menghadapi pandemi.

Di samping itu, diprediksi potensi ekonomi digital Indonesia akan menjadi yang terbesar di Asia Tenggara pada 2025 dengan nilai sekitar Rp18 ribu triliun. Potensi yang besar itu merupakan kesempatan yang harus dimanfaatkan pelaku UMKM. "Ini bisa dimanfaatkan pelaku UMKM yang saat ini jumlahnya mencapai 64,2 juta dengan kontribusi terhadap PDB sebesar 61,7%. Untuk saat ini, sumbangan ekspor pelaku UMKM memang masih kecil. Tapi penyerapan tenaga kerja hampir 97% dari angkatan kerja yang ada di Indonesia," kata Rulli.

Akan tetapi, tantangan saat ini yaitu UMKM memiliki tingkat kewirausahaan yang rendah dengan rasio 3,47%. Angka itu menunjukkan bahwa kualitas UMKM di Indonesia masih rendah, produktivitas rendah, kurang memiliki daya inovasi, dan susah bertahan dalam persaingan pasar. "Karena itu, Kemenkop berupaya meningkatkan rasio itu dengan membentuk ekosistem untuk mendukung UMKM. Diharapkan pada 2024 rasio meningkat menjadi 4%," kata Rulli. Dalam hal ini, pemerintah secara konsisten mendorong pelaku UMKM untuk masuk ke dalam ekosistem digital. Di antaranya dengan melakukan pendampingan pelatihan online dan menghadirkan pasar digital BUMN.

Di samping itu, pemerintah juga sudah mengeluarkan sejumlah peraturan turunan dari UU Cipta Kerja untuk mendukung pengembangan dan pemberdayaan UMKM dan koperasi. Salah satu amanah dalam peraturan itu yakni mewajibkan 40% belanja K/L menyerap produk UMKM dan koperasi. "Dan hal itu tidak bisa dilakukan hanya pemerintah sendiri. Perlu ada kerja sama dari masyarakat terutama dari PBA untuk memperkuat dan mendukung pengembangan UMKM dan koperasi," ujar Rulli.

Sarinah juga mendukung upaya pemerintah menguatkan UMKM nasional. Direktur Utama PT Sarinah Fetty Kwartati menyampaikan, pihaknya memiliki moto menjadikan UMKM bisa naik kelas. "Hal ini sejalan dengan tujuan pendirian Sarinah. Soekarno mendirikan Sarinah untuk meningkatkan ekonomi kerakyatan. Dalam konteks hari ini, supaya UMKM bisa naik kelas," kata Fetty.

Sarinah sedang melakukan transformasi bisnis untuk menyesuaikan tren yang ada saat ini. Salah satu transformasi yang dilakukan yakni mengandeng UMKM dengan menyediakan tempat bagi produk UMKM di Gedung Sarinah. "Tujuanya menjadikan Sarinah sebagai kereta yang membawa gerbong seperti UMKM dan produk lokal ke pasar global," ujarnya.

Namun, untuk bisa bergabung ke Sarinah, produk UMKM yang didaftarkan harus melalui proses kurasi. Kurasi dilakukan untuk memastikan bahwa produk yang tersedia di gedung Sarinah memang kompetitif. Tahapan kurasi pada produk UMKM mulai dari (basic) produk, seleksi, hingga tahap signature atau penandatanganan.

"Jadi ada delapan komponen nilai kurasi. Pertama nurturing quality, kemudian Indonesian spirit, Indonesian owner, Indonesian sourcing, Indonesian process, Indonesian name, craftmanship, dan cool factor. Penilaian kurasi dilakukan oleh tim internal Sarinah bersama tim eksternal yang diundang untuk ikut menilai," ujar Fetty.

 

Sejalan dengan spirit dari UU Cipta Kerja, PBA yang juga menaungi Komunitas UMKM Alumni turut serta dalam penguatan dan pengembangan UMKM Naik Kelas dengan berbagai program kolaborasi dengan sektor Pemerintah, melalui Kementerian Koperasi dan UKM dan Bina Produktivitas Kementerian Ketenagakerjaan serta sektor swasta, termasuk dengan PT Sarinah. (OL-14)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya