Headline

Presiden memutuskan empat pulau yang disengketakan resmi milik Provinsi Aceh.

Fokus

Kawasan Pegunungan Kendeng kritis akibat penebangan dan penambangan ilegal.

Apindo: Perbaikan Kinerja Perdagangan Tidak Hanya di Indonesia

M Ilham Ramadhan Avisena
22/5/2021 19:47
Apindo: Perbaikan Kinerja Perdagangan Tidak Hanya di Indonesia
Shinta Widjaja Kamdani(MI/ Ramdani)

WAKIL Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Shinta Widjaja Kamdani mengatakan, perbaikan kinerja perdagangan sejatinya tidak hanya berlaku di Indonesia.

Perbaikan itu terjadi dalam skala global lantaran banyak negara yang sedang dalam fase pemulihan ekonomi.

"Perlu dicatat bahwa permintaan global tidak naik hanya untuk Indonesia saja, terjadi secara global. Selama Indonesia bisa mempertahankan daya saing supply komoditas kita di antara supplier-supplier global lain (kompetitor), demand untuk ekspor Indonesia akan selalu bisa digenjot untuk meningkatkan kinerja penerimaan ekspor nasional. Jadi, mempertahankan daya saing dan faktor keunggulan penetrasi pasar menjadi yang paling berperan di sini," tuturnya saat dihubungi, Sabtu (22/5).

Shinta menambahkan, kendati beberapa mitra dagang Indonesia kembali menerapkan lockdown karena adanya lonjakan kasus covid-19, kondisi itu dinilai tidak berdampak signifikan pada perekonomian nasional. Sebab, kontribusi mitra dagang Indonesia yang melakukan lockdown tidak memiliki porsi yang besar.

Bahkan, dunia usaha Indonesia optimis penurunan kinerja ekspor ke beberapa negara mitra yang menerapkan lockdown itu bisa diminimalisasi. Itu dapat dilakukan dengan memastikan kelancaran logistik perdagangan maupun suplai ekspor dari Indonesia ke negara tersebut.

"Bisa juga denganmemastikan adanya peningkatan penetrasi pasar di pasar-pasar llain yang memiliki potensi demand yang lebih stabil atau mengalami normalisasi," imbuh Shinta.

"Karena itu, yang penting fokus perbaikan kinerja dan daya saing produk ekspor kita di dalam negeri dan fokus pada peningkatan fasilitasi dan penetrasi pasar di negara tujuan saja. Agar kontribusi ekspor bisa terus positif pertumbuhannya dan nilainya terhadap pemulihan ekonomi nasional," sambungnya.

Lebih jauh Shinta menilai kinerja perdagangan Indonesia cukup positif lantaran empat faktor utama. Pertama ialah pulihnya permintaan pasar global, khususnya yang terjadi dari Amerika Serikat, Uni Eropa, dan Tiongkok. Itu dinilai memacu normalisasi ekonomi global.

Kedua, terjadinya peningkatan harga komoditas global yang dikerek oleh rebound harga komoditas energi. Ketiga, adanya peningkatan kinerja produksi dan ekspor komoditas dalam negeri memanfaatkan permintaan global.

"Ini khususnya terjadi pada komoditi besi-baja. Sementara untuk komoditi lain, kenaikan kinerja tidak cukup signifikan sehingga peningkatan penerimaan ekspornya terjadi murni karena pengaruh harga komoditas global," jelas Shinta.

"Keempat adalah karena emulihan kinerja impor yang masih melambat pascaMaret, sebagaimana terlihat pada kinerja impor non migas nasional, khususnya impor bahan baku dan barang modal yang kontraksi di hampir semua komoditi karena mengantisipasi perlambatan pertumbuhan konsumsi domestik pascalebaran," pungkasnya. (OL-8)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Polycarpus
Berita Lainnya