Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

Kementan Terus Tingkatkan Produktivitas dan Daya Saing Pertanian

Mediaiindonesia.com
03/5/2021 05:19
Kementan Terus Tingkatkan Produktivitas dan Daya Saing Pertanian
Kegiatan Training of Fasilitator (TOF) untuk penyuluh pertanian yang tersebar di seluruh Indonesia.(Ist)

KEMENTERIAN Pertanian (Kementan) terus berupaya meningkatkan produktivitas dan daya saing pertanian. Salah satu cara yang dilakukannya adalah dengan menggelar Training of Fasilitator (TOF) untuk penyuluh pertanian yang tersebar di seluruh Indonesia.

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo menuturkan, produktivitas akan terjaga sepanjang pemupukan dilakukan secara berimbang. Dengan begitu, daya saing sektor pertanian juga akan semakin meningkat. 

“Saya yakin kalau saja petani kita konsisten menggunakan pupuk secara berimbang, maka produktivitas dan daya saing pertanian akan bisa dipertahankan. Produktivitas pertanian akan seiring dengan pemupukan berimbang. Keduanya saling bertalian erat,” kata Mentan. 

Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Kementan, Dedi Nursyamsi menjelaskan, pemupukan berimbang bermakna pemberian pupuk dengan secukupnya saja.

Pemupukan berimbang dimaksudkan untuk meningkatkan produktivitas hasil tanaman kita. Dengan begitu, daya saing petani di pasaran juga akan meningkat seiring dengan meningkatnya produktivitas mereka.

“Pemupukan berimbang akan meningkatkan produktivitas dan menguatkan daya saing. Maka, penting untuk diperhatikan pemupukan berimbang ini,” papar Dedi, Kamis (29/4).

Pemupukan, Dedi melanjutkan, harus memperhatikan hal-hal yang disebutnya sebagai “5 Tepat” yakni tepat jenis, tepat dosis, tepat waktu, tempat bentuk/formula dan tepat cara. “Harus diperhatikan kondisi tanah. Jika tanah subur, maka kebutuhan pupuk sedikit. Begitu juga sebaliknya,” ujar dia.

Dedi menyontohkan tanaman jagung untuk pemupukan berimbang. Dalam satu hektar, kata dia, dibutuhkan sekitar 300-350 kilogram pupuk urea.

"Kalau kedelai 50 kilogram saja per hektar kebutuhan pupuknya. Padi di tengah-tengah antara kedelai dan jagung. Padi kalau kelebihan pupuk urea akan roboh. Kalau roboh, produktivitas turun,” terang dia. 

Kepala Pusat Penyuluhan Pertanian, Leli Nuryati, menambahkan, kegiatan Training of Fasilitator (TOF) merupakan tindak lanjut dari Training of Trainer (TOT) yang sebelumnya diselenggarakan pada 22-25 April lalu.

Rangkaian kegiatan ini menurut Leli sebagai bagian dari upaya BPPSDMP Kementan untuk meningkatkan kompetensi penyuluh pertanian dalam rangka meningkatkan produktivitas pertanian. Dengan begitu, daya saing pertanian kita juga akan meningkat. 

“Program ini bertujuan meningkatkan kompetensi penyuluh dalam teknologi pemupukan berimbang. Selain itu juga bertujuan mengimplementasikan pemupukan berimbang, memperkuat RDKK pupuk bersubsidi, memperkut koordinasi vertikal dan horizontal serta mengawal dan mendampingi pemupukan berimbang para petani,” tutur Leli. (RO/OL-09)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Deri Dahuri
Berita Lainnya