Headline

Bartega buka kegiatan belajar seni sambil piknik, ditemani alunan jazz, pun yang dikolaborasikan dengan kegiatan sosial.

Fokus

Sekitar 10,8 juta ton atau hampir 20% dari total sampah nasional merupakan plastik.

Muhammadiyah Dukung Pembentukan Holding BUMN Ultra Mikro

M. Iqbal Al Machmudi
15/4/2021 14:00
Muhammadiyah Dukung Pembentukan Holding BUMN Ultra Mikro
Situs direktori UMKM Indonesia, lakumkm.id yang dibuat untuk mendukung Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia (Gernas BBI) di Jakarta.(ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra)

RENCANA pemerintah membentuk holding BUMN ultra mikro semakin banyak mendapat dukungan. Kali ini, dorongan diberikan dari organisasi kemasyarakatan (ormas) Islam Muhammadiyah.

Ketua PP Muhammadiyah, Anwar Abbas mengungkapkan rencana pemerintah membentuk holding BUMN ultra mikro yang melibatkan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk., PT Pegadaian (Persero), dan PT Permodalan Nasional Madani (Persero) harus didukung.

Alasannya, pembentukan holding dianggap menjadi bukti adanya upaya nyata pemerintah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

"Saya mendukung konsep holding ini. Karena bagi saya inilah masalah yang selama ini kurang terurus secara sungguh-sungguh. Ini UMKM yang bisa digarap bank biasanya hanya usaha mikro dan kecil, sementara usaha ultra mikro nggak terbayang oleh saya. Ini nawaitu-nya bagus," kata Anwar, Kamis (15/4).

Dirinya menilai pelaku usaha ultra mikro memang harus mendapat perhatian khusus dari pemerintah. Apalagi, karena pandemi covid-19 banyak pelaku UMKM dan ultra mikro yang terdampak negatif usahanya.

"Melalui kehadiran holding BUMN ultra mikro, pembiayaan terjangkau dan mudah prosesnya diharap bisa terwujud untuk pelaku usaha ultra mikro," ujar Anwar.

Baca juga: Holding BUMN Ultra Mikro Percepat Pemulihan Sektor UMKM

Dengan tarif yang murah dan proses sederhana, pelaku usaha ultra mikro ke depannya tidak perlu lagi menggantungkan kebutuhan pemenuhan modalnya ke rentenir dan lembaga keuangan informal.

Anwar berharap ke depannya setiap institusi yang tergabung dalam holding BUMN ultra mikro bersungguh-sungguh berupaya menurunkan beban pembiayaan.

Penyaluran pembiayaan pun harus mengutamakan asas pemberdayaan dan berfokus pada pertumbuhan riil usaha pelaku ultra mikro.

“Kehadiran holding BUMN ultra mikro ini sangat menggembirakan hati saya. Saya dukung saja, tapi kalau bisa (bunganya) jangan mahal-mahal sehingga daya beli pelaku usaha ultra mikro ini meningkat, usaha mereka bisa meningkat. Kalau keuntungannya tersedot diperhatikan. Jangan sampai pendapatan mereka habis untuk membayar bunga," katanya.

Sebelumnya, Menteri BUMN Erick Thohir mengklaim bahwa rencana pemerintah membentuk holding BUMN ultra mikro sudah mendapat dukungan dari seluruh pemangku kebijakan.

Erick menyebut holding ultra mikro akan fokus pada gerakan pemberdayaan bisnis melalui PNM, sedangkan pengembangan bisnis UMKM dan ultra mikro akan dilakukan Pegadaian serta BRI.

“Ekosistem ini ingin memastikan terdapatnya penurunan bunga pinjaman. Ini yang selama ini menajdi konteks hambatan bagaimana, kenapa, UMi dan UMKM tidak mendapat pendanaan yang lebih baik. Dari audiensi kami dan rapat dengan berbagai pihak saat ini kami sudah mendapat dukungan dari OJK, BI, LPS, KSSK, dan terakhir dirapatkan di Komite Privatisasi yang dipimpin Menko Perekonomian. Kami sudah sosialisasi dan dapat persetujuan ini,” tutur Erick.

Direktur Departemen Pengembangan UMKM dan Perlindungan Konsumen Bank Indonesia (BI) Bandoe Widiarto menyebut, rencana pembentukan holding BUMN ultra mikro dapat menjadi solusi bagi pelaku UMKM untuk mendapat bantuan pendanaan secara lebih mudah dan murah.

"Dengan adanya holding BUMN, diharapkan kelompok yang belum bankable dan belum dapatkan akses pembiayaan, bisa terlayani dengan adanya holding ultra mikro," kata Bandoe.

“Target tingkat inklusi keuangan di Indonesia cukup besar. Jadi itu (pembentukan holding) berita menggembirakan untuk kelompok ultra mikro selama ini belum dapatkan pembiayaan karena masalah masalah terkait teknis,” sambungnya. (OL-4)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Akhmad Mustain
Berita Lainnya