Headline
Penaikan belanja akan turut mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi 5,4%.
Penaikan belanja akan turut mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi 5,4%.
Peluang ekspor Indonesia Terbuka Lebar di Filipina
INDONESIA dan Filipina memiliki banyak ruang untuk meningkatkan kerjasama dan kemitraan, khususnya dalam bidang ekonomi dan perdagangan, oleh karena itu sudah saatnya pelaku bisnis tanah air meraih kesempatan ini.
Wakil Duta Besar Indonesia di Filipina, Widya Rahmanto, menyampaikan hal itu dalam pidato keynote speech saat acara Virtual Trade Show Indonesia-Philippines yang digagas MadeinIndonesia.com bersama Philippine Business Club Indonesia, Rabu (14/4/2021).
"Waktunya sangat tepat bagi pelaku bisnis Indonesia untuk meningkatkan perdagangan, khususnya di saat pandemi Covid-19 seperti saat ini,” ujar Widya.
Menurutnya Indonesia dan Filipina adalah mitra strategis yang telah bertahun-tahun melakukan perdagangan bilateral. Indonesia adalah mitra dagang terbesar ke-8 bagi Filipina. “Untuk tingkat ASEAN, Indonesia adalah mitra dagang ke-3,” kata dia.
Banyak hal telah dilakukan untuk meningkatkan hubungan dagang Indonesia-Filipina, antara lain dengan mengadakan pembahasan yang melibatkan semua pemangku kepentingan. Hal yang penting untuk digaris bawahi adalah mengenai kebutuhan untuk meningkatkan konektivitas logistik.
Wakil Dubes juga menggaris bawahi pentingnya kolaborasi antara pemerintah dengan swasta dalam upaya membuka akses pasar mancanegara dan meningkatkan ekspor. "Acara semacam Virtual Trade Show ini adalah salah satu contoh kolaborasi yang apik," kata Widya.
Sekretaris Jenderal Philippine Business Club Indonesia, Mark Castro, menegaskan bahwa Indonesia adalah mitra yang sangat penting bagi Filipina. Oleh karena itu, pengusaha Filipina berinisiatif mendirikan PBCI yang berfungsi semacam kamar dagang untuk menjembatani pengusaha Filipina dan Indonesia.
Castro menyambut baik fakta bahwa banyak produk Indonesia diterima dan diminati konsumen di Filipina. Dia menyebut produk seperti minyak angin Caplang, permen Kopiko, produk kopi dan donatJ.Co.
“Kami sering menyelenggarakan dialog dengan perwakilan pemerintah dan swasta dari Indonesia. Kami menyampaikan bahwa tersedia potensi dan kesempatan besar (bagi produk Indonesia) untuk dipasarkan di Filipina,” kata Castro, yang sudah merasa betah tinggal di Indonesia.
Prinsipnya, tambah Castro, pasar Filipina siap menyerap dan selalu butuh produk dari Indonesia. Baginya yang penting adalah kelangsungan pasokan produk dari Indonesia.
Sementara itu, Giovanny Tutupoly, Sr. B2B Sales Manager MadeinIndonesia.com, menegaskan terdapat potensi pasar yang sangat besar akan tetapi saat ini masih kurang penetrasi.
Penetrasi pasar Filipina oleh pelaku bisnis Indonesia itu bisa dimulai dengan membuka akses dan saling komunikasi. “Melalui platform MadeinIndonesia.com, upaya membuka akses pasar Filipina bisa dimulai dan dilakukan secara lebih cepat dan tepat,” kata Giovanny.
Terkait produk makanan Indonesia, Atase Perdagangan Indonesia di Manila, Lazuardi Nasution, menambahkan bahwa produk makanan dan minuman Indonesia yang akan diekspor ke Filipina tidak diwajibkan untuk mencantumkan label halal.
“Namun, pencantuman label halal akan dengan sendirinya memperluas pasar karena di Filipina juga ada komunitas Muslim,” kata Lazuardi.
Seperti diketahui, total perdagangan Indonesia dan Filipina pada 2019 mencapai 7,6 miliardolar AS dengan surplus bagi Indonesia sebesar 5,9 miliardolar AS.
Sejauh ini, komoditas ekspor utama Indonesia ke Filipina pada 2019 adalah kendaraan bermotor, batu bara, kopi instan dan minyak kelapasawit.
Sebaliknya, produk impor Indonesia dari Filipina pada 2019 adalah tembaga dimurnikan sebesar 86 juta dolar AS, polimer dari propilena 65 juta dolar AS, bagian dan aksesoris kendaraan bermotor 63 juta dolar AS, mesin cetak 65 juta dolar AS dan ketel uap air 45 juta dolar AS.
Tentunya, Indonesia punya komoditas dan produk lain yang memiliki potensi besar untuk diekspor ke Filipina.
Menurut data Bank Dunia, produk ekspor Indonesia ke Filipina adalah barang konsumsi yang mencapai 42,5% dari total ekspor, transportasi (28,7%), bahanbaku (28,4%), barangsetengahjadi (15,83%), bahanbakar (15,38%) dan barang modal (13,08%).
Pada prosentase yang lebih kecil, Indonesia juga ekspor produk makanan (10%), sayuran (6,3%), kayu (3,2%) dan tekstil/pakaian (1.4%).
Nilai ekspor kopi, teh dan rempah-rempahke Filipina, misalnya, naik dua kali lipat menjadi 7.334 dolar AS di 2019, dibanding 3.217 dolar AS di 2018. Sedangkan nilai ekspor kokoa turun menjadi 26.919 dolar AS di 2019 dari 27.577 dolar AS. (OL-13)
Baca Juga: Industri Fesyen Muslim Indonesia Punya Peluang Tembus Pasar Global
Kopi merupakan salah satu minuman paling populer di dunia, dikenal karena cita rasanya yang khas serta kandungan kafein yang memberi efek menyegarkan dan meningkatkan fokus.
Tiongkok justru bergerak cepat dengan membuka pasarnya bagi kopi Brasil, menyusul kenaikan bea masuk 50% oleh Donald Trump.
Manfaat dari pengukuran SROI pada pemberdayaan petani Kopi Langit Bali yakni untuk mengukur dampak sosial, ekonomi, dan lingkungan dari program pemberdayaan petani kopi.
PT Global Inovasi Maju (GIM), bagian dari Farmaklik Group, melepas ekspor kopi robusta Rejang Lebong ke pasar internasional.
Di tengah gejolak harga dan tekanan global, negara produsen yang mampu menghadirkan kualitas, cerita dan keberlanjutan akan tetap relevan di pasar dunia.
Sebanyak 54 ton kopi asal Kabupaten Subang, Jawa Barat, resmi diekspor ke Tiongkok melalui skema Sistem Resi Gudang (SRG),
Menteri Perdagangan Budi Santoso mengungkapkan, perjanjian kemitraan ekonomi komprehensif yang baru disepakati dengan Peru akan mendorong peningkatan ekspor sejumlah komoditas.
CENTER of Reform on Economics (CORE) memproyeksikan ekspor Indonesia ke Amerika Serikat (AS) mengalami penurunan sebesar US$9,23 miliar akibat penerapan tarif resiprokal Trump.
Dirjen Bea Cukai kunjungi PT Mattel Indonesia, menegaskan komitmen dukungan pada industri ekspor lewat kawasan berikat.
Produk-produk Indonesia yang memiliki keunggulan seperti TPT, produk perikanan, makanan olahan, serta minyak sawit dan turunannya, termasuk biodiesel, akan langsung menikmati tarif 0%.
PT Global Inovasi Maju (GIM), bagian dari Farmaklik Group, melepas ekspor kopi robusta Rejang Lebong ke pasar internasional.
KOMITMEN mendorong pertumbuhan ekonomi nasional dan memberikan dukungan nyata bagi para pelaku UMKMĀ ditampilkan BRI dalam kegiatan pelatihan ekspor tahun 2025.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved