Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

Kementan & NAM CSSTC Beri Pelatihan Melalui International Training

Mediaindonesia.com
28/3/2021 11:54
Kementan & NAM CSSTC Beri Pelatihan Melalui International Training
Mentan RI Syahrul Yasin Limpo (tengah) pada acara pelatihan internasional tentang kultur jaringan pada Kamis (25/3).(Ist/Kementan)

SESUAI amanah undang-undang, Indonesia memiliki kewajiban untuk berperan dalam berbagai bidang di kancah internasional, termasuk sektor pertanian.

Menjawab hal itu, Kementerian Pertanian (Kementan) Republik Indonesia bersama Non-Aligned Movement Centre for South-South Technical Cooperation (NAM CSSTC) menyelenggarakan pelatihan internasional tentang kultur jaringan pada Kamis (25/3) dengan tema 'Online Training Course on Horticulture Seed Propagation with Tissue Culture'. 

NAM CSSTC atau Pusat Gerakan Non-Blok untuk Kerja Sama Teknik Selatan-Selatan, adalah organisasi internasional yang mengemban misi meningkatkan kapasitas negara-negara Gerakan Non Blok (GNB).

Kerja sama antara Kementan RI dengan negara Afrika dan Pasifik ini sudah dilakukan dalam beberapa tahun terakhir. 

Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo, menekankan pentingnya keterlibatan Kementan di kancah dunia dengan berperan aktif membantu negara mitra di Afrika dan Pasifik yang masih terbelakang dalam ketahanan pangan. 

"Indonesia selama ini telah banyak membantu negara-negara mitra di Afrika, seperti membangun training center di Gambia dan Tanzania, lalu membuat proyek percontohan pengembangan kacang  kedelai di Madagaskar dan padi di Sudan. Indonesia juga mengirim bantuan traktor tangan untuk beberapa negara Pasifik seperti Fiji dan Vanuatu," kata Mentan SYL. 

Sementara Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi, menambahkan jika Indonesia memiliki banyak tenaga ahli.

"Indonesia punya banyak tenaga ahli dalam berbagai bidang yang siap untuk bekerjasama dalam membantu negara-negara mitra di Afrika dan Pasifik," katanya.

Sebagai salah satu UPT Pelatihan Pertanian di bawah Eselon I BPPSDMP, Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Lembang dipercaya oleh Kementan dan NAM CSSTC untuk menjadi tempat penyelenggaraan kegiatan Online Training Course on Horticulture Seed Propagation with Tissue Culture.

Sebelumnya, pelatihan dilakukan secara asynchronous, Senin (22/3). Pada sesi ini, peserta mengakses secara mandiri materi yang telah disiapkan pada Learning Management System (LMS) BBPP Lembang. 

Peserta yang mendapat pelatihan sebanyak 33 orang yang berasal dari berbagai negara NAM CSSTC, seperti  Bangladesh, Lebanon, Nepal, Pakistan, Fiji, Solomon Island, dan tuan rumah Indonesia.

Saat membuka Pelatihan, Kepala Pusat Pelatihan Pertanian (Kapuslatan)BPPSDMP Kementan, Bustanul Caya Arifin mengucapkan terima kasih atas kepercayaan yang diberikan kepada Kementerian Pertanian melalui BBPP Lembang untuk menyelenggarakan pelatihan internasional ini. 

Bustanul juga menyampaikan pelatihan ini sebagai salah satu bentuk komitmen Kementan dalam meningkatkan kualitas SDM pertanian. 

“Pandemi ini menyebabkan banyak perubahan terutama di Indonesia. Pelatihan ini diharapkan dapat meningkatkan awareness untuk meningkatkan kualitas pertanian,” tambahnya. 

Menurut Bustanul dengan berbagi ilmu terutama pada perbanyakan benih tanaman hortikultura melalui teknologi kultur jaringan yang dapat dibuat di level rumah tangga. 

“Kultur jaringan dapat menjadi solusi untuk meningkatkan kesadaran pada produk pertanian serta meningkatkan kualitas produk yang sangat berpotensi dikembangkan di negara berkembang,” tutup Kapuslatan.

Sementara Direktur NAM CSSTC, Diar Nurbintoro yang menyampaikan bahwa Keterbatasan ilmu dan pengetahuan tentang pertanian menjadi dasar utama terselenggaranya webinar ini. 

Terselenggaranya pelatihan ini didukung penuh oleh pemerintah masing-masing negara Asia Pasifik, seperti Banglades, Lebanon, Fiji, Nepal, Pakistan, dan Solomon Island. 

“Kegiatan ini merupakan bentuk solidaritas antara negara-negara berkembang terutama dalam bidang pertanian. Melalui pelatihan ini semoga ke depannya kita dan negara Asia Pasifik dapat saling mendukung menghadapi isu global,” lanjutnya.

Sangita Devi, salah satu peserta dari Kementerian Pertanian Fiji merasa puas dengan pelatihan ini. 

Terima kasih. Saya sangat menikmati kursus pelatihan tentang kultur jaringan ini. Itu adalah pengalaman yang luar biasa untuk belajar melalui LMS. Saya telah belajar banyak, ada beberapa keraguan yang diklarifikasi. Karena saya mengalami beberapa kekurangan dengan kultur jaringan pisang. Saya ingin menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua. Salam hormat,” ungkapnya. RO/OL-09)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Deri Dahuri
Berita Lainnya