Headline
Penaikan belanja akan turut mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi 5,4%.
Penaikan belanja akan turut mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi 5,4%.
SEBAGAI negara kepulauan, banyak masyarakat Indonesia di pedesaan yang masih belum terjangkau perbankan. Itu sebabnya dibutuhkan penyedia layanan resmi untuk membantu masyarakat, terutama para pelaku usaha mikro, kecil dan menengah.
Apalagi di masa pandemi covid-19 seperti saat ini. Selain kebutuhan akan investasi, para pelaku UMKM juga perlu cepat beradaptasi dengan migrasi ke digital. Berangkat dari situ Xendit, penyedia layanan infrastruktur pembayaran digital menyatakan komitmennya untuk membantu masyarakat.
Baca juga: Pemerintah Targetkan 50% UMKM Go Digital pada 2024
Apalagi mereka telah mendapatkan US$64,6 juta dalam pendanaan Seri B yang dipimpin oleh firma modal ventura global Accel, sehingga total mengumpulkan pendanaan US$88 juta. Hingga kini mereka telah memproses lebih dari 65 juta transaksi dengan pembayaran US$6,5 miliar per tahun.
“Asia Tenggara merupakan kawasan yang sangat kompleks, terutama apabila kami melihat pada wilayah kepulauan Indonesia yang memiliki 17.000 pulau berbeda dan harus menghadapi regulasi dan teknologi di kawasan tersebut yang cukup menantang. Membangun sebuah ekosistem bisnis untuk masa depan dengan infrastruktur yang belum memadai, tentunya akan menghambat pelaku bisnis di Asia Tenggara," tegas CEO dan Co-Founder, Moses Lo.
“Sehingga kami merasa investasi terbaru ini memungkinkan Xendit untuk dapat meningkatkan pembangunan infrastruktur pembayaran digital dalam skala besar dengan cepat dan menyediakan kesempatan kepada jutaan pelaku usaha kecil dan menengah di seluruh Asia Tenggara untuk menuju perkembangan ekonomi digital.”
“Dengan lebih dari 150 juta penduduk Indonesia yang sudah beradaptasi secara digital dan kelas menengah yang berkembang pesat, ekonomi digital Indonesia akan meningkat empat kali lipat pada 2025,” tambah COO, dan Co-Founder, Tessa Wijaya.
“Asia Tenggara membutuhkan akses ke infrastruktur pembayarannya sendiri yang dapat diandalkan. Platform Xendit akan membantu meningkatkan pertumbuhan ekonomi digital kawasan ini dan memastikan generasi pelaku bisnis berikutnya dapat berkembang pesat."
Accel memimpin putaran pendanaan tersebut dengan dukungan tambahan dari YCombinator. Xendit adalah perusahaan Indonesia pertama yang terpilih untuk mengikuti program akselerator YCombinator pada 2015 dan dinobatkan sebagai salah satu dari 100 perusahaan teratas YCombinator pada 2021.
Tim Xendit yang multikultural dapat menghadirkan solusi yang disesuaikan pada kultur lokal hingga ke ranah global. Pengadaptasian terhadap beragam kultur tersebut dikarenakan CEO Moses Lo dan COO Tessa Wijaya yang lahir dan besar di Asia menempuh pendidikan tinggi di AS, sehingga menghasilkan perpaduan antara Tessa yang mengasah keahliannya dalam dinamika dan regulasi pasar Asia Tenggara serta Moses mendapatkan pengetahuan dan wawasan luas tentang aksesibilitas teknologi global dan ekosistem startup Silicon Valley.
Upaya Xendit dinilai sangat sesuai dengan upaya kawasan Asia Tenggara menuju digitalisasi dan kebebasan finansial. "Xendit telah membangun infrastruktur pembayaran digital modern yang mengubah cara bisnis Asia Tenggara bertransaksi," kata Ryan Sweeney, partner di Accel.
"Kombinasi tim mereka yang terdiri dari pemahaman terhadap pasar lokal yang mendalam dan dilengkapi oleh ambisi untuk menguasai pasar global membuat mereka berada di posisi strategis untuk mendapatkan apa yang tidak dapat dilakukan oleh perusahaan lain di wilayah ini. Kami sangat senang dapat bermitra dengan Moses, Tessa, dan tim pendiri lainnya untuk membantu membawa Xendit ke tahap berikutnya," lanjutnya. (RO/A-1)
Jumlah pengguna e-commerce di Indonesia diprediksi akan terus mengalami pertumbuhan, dengan peningkatan 11,2% secara tahunan.
Ekonomi digital Indonesia diperkirakan akan mencapai Rp1.860 triliun pada 2024, yang setara dengan 8,4 persen dari PDB nasional. Sektor ini diproyeksikan tumbuh dengan angka 5%-6% per tahun.
Plt. Direktur Pengembangan Ekosistem Digital, Kementerian Komunikasi dan Digital, Sonny Sudaryanah, membuka seminar dengan keynote remarks.
Kekuatan bisnis yang telah terbentuk selama bertahun-tahun perlu dioptimalkan melalui inovasi dan digitalisasi agar tetap relevan, berdaya saing, dan siap bersaing di pasar global.
Kedaulatan ekonomi digital Indonesia semakin penting di tengah laju digitalisasi dan ketidakpastian global.
Kreator digital di Indonesia memainkan peran yang sangat penting dalam membentuk budaya online dan menggerakkan ekonomi kreatif.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved