Headline

Kenaikan harga minyak dunia mungkin terjadi dalam 4-5 hari dan akan kembali normal.

Fokus

Presiden menargetkan Indonesia bebas dari kemiskinan pada 2045.

Hari Ini, IHSG Berpotensi Melemah Terbatas

Fetry Wuryasti
26/2/2021 13:08
Hari Ini, IHSG Berpotensi Melemah Terbatas
Karyawan melintas di depan layar pergerakan saham di gedung BEI, Jakarta.(Antara/Reno Esnir)

PASAR saham Amerika Serikat (AS) ditutup melemah semalam. Hal ini disebabkan kenaikan imbal hasil obligasi AS 10 tahun ke angka 1,46%, atau tertinggi sejak Februari 2020.

Di pasar komoditas, harga emas turun minus 0,29% ke level USD 1,769.9/t oz, diikuti minyak WTI (-0,22% ke USD 63,39/barel). Sementara itu, harga minyak Brent sedikit menguat pagi tadi (+0,06%) ke angka USD 67,08/ barel.

Data GDP Price Index yang dirilis semalam dilaporkan sebesar 2%, menyamai ekspektasi pasar (2%). Selain itu, klaim penggangguran awal dilaporkan menurun ke angka 730 ribu orang pekan lalu. Jauh lebih rendah dari perkiraan pasar, yakni 845 ribu orang.

Baca juga: Populasi UMKM Besar, Namun Kredit di Perbankan Baru 19%

Departemen Perdagangan AS merilis bahwa pertumbuhan ekonomi AS pada kuartal IV 2020 mencapai 4,1% (yoy).

"Sejauh ini, 1,46 juta orang sudah menerima dosis pertama vaksinasi covid-19 di Indonesia. Sementara 853 ribu orang sudah menerima dosis kedua," ujar Head of Research Samuel Sekuritas Indonesia Suria Dharma, Jumat (26/2).

BEI berencana untuk menyembunyikan kode broker selama sesi perdagangan berlangsung mulai 22 Juli 2021. Berikut, menyembunyikan tipe investor (asing/ lokal) dari tampilan realtime running trade atau post trade mulai Februari 2022.

Baca juga: BEI Ingatkan Raffi Ahmad dan Ari Lasso Terkait Promosi Saham

Namun, informasi kode broker dan tipe investor akan tetap tersedia pada data yang disajikan di akhir perdagangan. Indonesia akan merilis data inflasi pada 1 Maret mendatang. Diketahui, tingkat inflasi pada Januari 2021 sebesar 1,55%, atau terendah sejak Oktober 2020.

"IHSG berpotensi melemah terbatas hari ini. Seiring melemahnya pasar global dan kecenderungan investor untuk menunggu rilis data inflasi awal pekan depan," pungkas Suria.(OL-11)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya