Headline

Pemilu 1977 dan 1999 digelar di luar aturan 5 tahunan.

Fokus

Bank Dunia dan IMF memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun ini di angka 4,7%.

Bank Dunia-IMF Pangkas Proyeksi Ekonomi RI, Rupiah Melemah

Fetry Wuryasti
28/1/2021 17:34
Bank Dunia-IMF Pangkas Proyeksi Ekonomi RI, Rupiah Melemah
Seorang karyawan bank menghitung uang rupiah dan dolar AS.(Antara/Reno Esnir)

KURS rupiah ditutup melemah 30 poin di level Rp14.080 per dolar Amerika Serikat (AS), atdari penutupan sebelumnya di level Rp14.045 per dolar AS. 

Sedangkan untuk perdagangan Jumat (28/1) pagi, rupiah kemungkinan masih fluktuatif di rentang Rp14.050-14.110 per dolar AS.

Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2020 diperkirakan mengalami kontraksi sebesar 2%. Penyebab utama adalah Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang masih diterapkan. Serta, berdampak pada pelambatan konsumsi masyarakat dan investasi yang stagnan.

Adapun Bank Dunia memperkirakan Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia pada pada 2021 bakal tumbuh 4,4%. Proyeksi itu direvisi turun sebesar 0,2 poin persentase dari ramalan sebelumnya.

Baca juga: Menkeu: SWF Instrumen untuk Percepat Pemulihan Ekonomi

Tidak hanya Bank Dunia, IMF pun merevisi turun proyeksi PDB Indonesia menjadi 4,8% pada 2021. Itu lebih rendah 1,3 poin persentase dibandingkan proyeksi Oktober tahun lalu.

"Penyebab utama adalah kasus covid-19 yang terus merebak. Meskipun pemerintah terus mengimbangi dengan vaksinasi secara berkala. Namun, belum bisa menahan laju penyebaran covid-19, bahkan sudah bermutasi," ujar Direktur PT TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi, Kamis (28/1).

Saat ini, kasus positif covid-19 di Indonesia sudah lebih dari 1 juta orang. Pembatasan aktivitas sosial juga masih diperketat melalui Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) di wilayah Jawa dan Bali.

Menurutnya, sudah ada perbaikan pertumbuhan yang dipicu oleh beberapa aspek. Pertama, kebijakan stimulus fiskal yang bersifat front loading, khususnya vaksinasi dan bantuan sosial. Kedua, ekspor yang naik di tengah naiknya permintaan eksternal dan kenaikan harga komoditas.

Baca juga: Ini Strategi Pemerintah untuk Bangkitkan Ekonomi Nasional

Namun, masih akan berdampak terhadap pertumbuhan ekonomi di kuartal I 2021. Perekonomian juga berpotensi terkontraksi. Akan tetapi, masih lebih baik dibandingkan dengan kuartal IV 2020.

"Informasi yang negatif dari data eksternal dan internal membuat arus modal asing kembali keluar pasar finansial dalam negeri. Sehingga berdampak terhadap pelemahan mata uang Garuda," pungka Ibrahim.

Indeks dolar kembali menguat pada level 90,75, setelah The Fed menyatakan kekhawatiran terhadap kecepatan pemulihan ekonomi AS dari dampak pandemi covid-19. Bank Sentral AS telah mengumumkan hasil rapat bulanan edisi Januari 2021, yang hasilnya sesuai ekspektasi pasar.(OL-11)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik