Headline

Pemilu 1977 dan 1999 digelar di luar aturan 5 tahunan.

Fokus

Bank Dunia dan IMF memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun ini di angka 4,7%.

Nilai Tukar Rupiah Terdampak Kebijakan PPKM

Fetry Wuryasti
26/1/2021 17:55
Nilai Tukar Rupiah Terdampak Kebijakan PPKM
Penukaran uang Dolar AS di salah satu gerai penukaran uang(Antara/Puspa Perwitasari)

DALAM perdagangan Selasa (26/1) rupiah ditutup melemah 44 poin di level Rp14.066 per dollar AS dari penutupan sebelumnya di level Rp 14.034.

Beberapa faktor yang mempengaruhi diantaranya pemerintah provinsi DKI Jakarta memperpanjang masa Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat.

Keputusan itu tertuang dalam Peraturan Gubernur Nomor 51 Tahun 2021 yang diteken Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan per 22 Januari 2021.

Anies meminta kepada semua pihak untuk senantiasa menerapkan protokol kesehatan. Aturan mengenai protokol kesehatan tertuang dalam Pergub Nomor 3 tahun 2021 tentang peraturan pelaksanaan Perda Nomor 2 Tahun 2020 tentang penanggulangan Covid-19.

Sebagai gambaran, PSBB Transisi di DKI Jakarta dimulai pada 11 Januari hingga 25 Januari 2021. Aturan tersebut mengikuti periode pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) yang diterapkan pemerintah pusat.

Baca juga : Neraca Dagang Surplus, Mendag Khawatirkan Sektor Produksi

PPKM telah diperpanjang hingga 8 Februari 2021. Keputusan perpanjangan PPKM tersebut itu disampaikan oleh Ketua Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional Airlangga Hartarto dalam keterangan pers di Kantor Presiden, Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis (21/1). 

Dengan diperpanjangnya PPKM dan PSBB tentunya dapat mengurangi konsumsi masyarakat. Sehingga akan menghambat laju pemulihan ekonomi Indonesia yang berdampak negatif ke pasar.

"Ini bisa terlihat dari arus modal asing yang keluar pasar dalam negeri begitu besar, sehingga  wajar kalau mata uang rupiah dalam penutupan sore ini di tutup melemah," kata Direktur PT.TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi, Selasa (26/1).

Sedangkan untuk perdagangan besok pagi, mata uang rupiah kemungkinan dibuka menguat di level Rp14.060 - Rp14.120. 

Sedangkan sentinen dari global, pasar hari ini memantau Presiden AS Joe Biden yang ingin menggolkan stimulus senilai USD $1,9 triliun meski menghadapi resistensi dari anggota Kongres.

Jika disahkan, stimulus itu akan memberikan dana tunai ke warga AS dan bantuan ke pemerintah lokal.

Investor mulai mengalihkan pandangan ke Senat AS yang sedang berusaha menyelesaikan aturan untuk stimulus ini. Pejabat dari Partai Demokrat mencoba tak mengindahkan ketakutan politikus Partai Republik yang mengatakan bahwa stimulus senilai USD 1,9 triliun ini nilainya terlalu besar.

Selain itu, pertemuan dua hari Komite Pasar Terbuka Federal (The Fed) diperkirakan akan berujung pada keputusan untuk mempertahankan suku bunga pada kisaran 0% hingga 0,25%.

Baca juga : Vaksinasi Diyakini Dorong Konsumsi Masyarakat

Laju pembelian obligasi bulanan oleh bank sentral AS diharapkan akan dipertahankan pada kecepatan bulanan sebesar USD 120 miliar.

Dengan The Fed secara luas diharapkan mempertahankan kebijakan moneter, perhatian investor akan fokus pada sikap bank sentral mengenai prospek ekonominya.

Pemulihan ekonomi telah berada di bawah tekanan baru-baru ini dari meningkatnya infeksi yang telah memaksa penguncian atau lockdown lebih lanjut.

Tetapi prospeknya tampak lebih optimis selama jangka menengah hingga jangka panjang yang mungkin mendorong Federal Reserve untuk memperketat kebijakan lebih cepat dari yang diharapkan.

Sementara itu, AS akan merilis banyak data ekonomi sepanjang minggu, termasuk PDB kuartal IV-2020.

Data tersebut diharapkan menunjukkan bahwa pemulihan ekonomi negara telah melemah karena terus memerangi lonjakan kasus Covid-19.

"The Fed, pada gilirannya, diharapkan mempertahankan kebijakan yang mudah saat ini ketika menetapkan kebijakannya pada hari Rabu (27/1)," kata Ibrahim. (OL-7)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Ghani Nurcahyadi
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik