Headline

Kecelakaan berulang jadi refleksi tata kelola keselamatan pelayaran yang buruk.

Fokus

Tidak mengutuk serangan Israel dan AS dikritik

Kegiatan Dunia Usaha Membaik

M Ilham Ramadhan Avisena
14/1/2021 02:30
Kegiatan Dunia Usaha Membaik
Wakil Ketua Umum Apindo, Shinta Widjaja Kamdani.(MI/RAMDANI)

KENDATI belum bebas sepenuhnya dari kontraksi, kegiatan dunia usaha sudah mengalami perbaikan signifikan setelah hampir 10 bulan lamanya dihadang pandemi covid-19.

Demikian hasil survei Bank Indonesia (BI) terhadap dunia usaha selama triwulan IV tahun lalu. Hal itu tecermin dari nilai saldo bersih tertimbang triwulan itu sebesar -3,90% atau membaik dari triwulan III 2020 sebesar -5,97%.

"Perbaikan kegiatan usaha didorong kinerja sejumlah sektor yang tumbuh positif, seperti pengangkutan dan komunikasi, keuangan, realestat dan jasa perusahaan, listrik, gas dan air bersih, serta jasa-jasa," tulis laporan BI yang dirilis di Jakarta, kemarin.

Perbaikan kondisi kegiatan usaha juga banyak ditopang oleh peningkatan permintaan konsumen di hari besar keagamaan dan libur tahun baru. Sejalan dengan perkembangan kegiatan dunia usaha, survei serapan tenaga kerja dan kondisi keuangan dunia usaha pun menunjukkan perbaikan di triwulan IV 2020. Serapan tenaga kerja di periode tersebut berada di level -10,18% atau membaik dari triwulan sebelumnya sebesar -16,47%.

"Di triwulan IV 2020 pula perusahaan diindikasikan mampu mencetak laba. Itu tecermin dari saldo bersih indikator rentabilitas sebesar 5,56%, membaik dari triwulan sebesar -6,34%," lanjut laporan Bank Sentral.

Dalam menanggapi hasil survei BI, Wakil Ketua Umum Apindo Shinta Widjaja Kamdani mengungkapkan di awal tahun ini pelaku industri, terutama yang bergerak di pengolahan, belum akan melakukan ekspansi.

"Pertumbuhan permintaan domestik masih terklasterisasi di produk manufaktur primer. Pasar domestik juga tertekan daya beli," ujar Shinta.

Shinta menambahkan, dari sisi ekspor industri manufaktur cenderung lebih stabil karena adanya proyeksi pemulihan pasar global. Itu terjadi karena dilakukannya program vaksinasi di beberapa negara yang membangkitkan kepercayaan pasar.

"Pelaku industri manufaktur tetap bergerak secara hati-hati. Optimisme tertanam dari dunia usaha, tetapi kemungkinan realitasnya tidak setinggi seperti yang diekspektasikan," tandas Shinta. (Mir/X-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Riky Wismiron
Berita Lainnya