Headline
Rakyat menengah bawah bakal kian terpinggirkan.
KENDATI belum bebas sepenuhnya dari kontraksi, kegiatan dunia usaha sudah mengalami perbaikan signifikan setelah hampir 10 bulan lamanya dihadang pandemi covid-19.
Demikian hasil survei Bank Indonesia (BI) terhadap dunia usaha selama triwulan IV tahun lalu. Hal itu tecermin dari nilai saldo bersih tertimbang triwulan itu sebesar -3,90% atau membaik dari triwulan III 2020 sebesar -5,97%.
"Perbaikan kegiatan usaha didorong kinerja sejumlah sektor yang tumbuh positif, seperti pengangkutan dan komunikasi, keuangan, realestat dan jasa perusahaan, listrik, gas dan air bersih, serta jasa-jasa," tulis laporan BI yang dirilis di Jakarta, kemarin.
Perbaikan kondisi kegiatan usaha juga banyak ditopang oleh peningkatan permintaan konsumen di hari besar keagamaan dan libur tahun baru. Sejalan dengan perkembangan kegiatan dunia usaha, survei serapan tenaga kerja dan kondisi keuangan dunia usaha pun menunjukkan perbaikan di triwulan IV 2020. Serapan tenaga kerja di periode tersebut berada di level -10,18% atau membaik dari triwulan sebelumnya sebesar -16,47%.
"Di triwulan IV 2020 pula perusahaan diindikasikan mampu mencetak laba. Itu tecermin dari saldo bersih indikator rentabilitas sebesar 5,56%, membaik dari triwulan sebesar -6,34%," lanjut laporan Bank Sentral.
Dalam menanggapi hasil survei BI, Wakil Ketua Umum Apindo Shinta Widjaja Kamdani mengungkapkan di awal tahun ini pelaku industri, terutama yang bergerak di pengolahan, belum akan melakukan ekspansi.
"Pertumbuhan permintaan domestik masih terklasterisasi di produk manufaktur primer. Pasar domestik juga tertekan daya beli," ujar Shinta.
Shinta menambahkan, dari sisi ekspor industri manufaktur cenderung lebih stabil karena adanya proyeksi pemulihan pasar global. Itu terjadi karena dilakukannya program vaksinasi di beberapa negara yang membangkitkan kepercayaan pasar.
"Pelaku industri manufaktur tetap bergerak secara hati-hati. Optimisme tertanam dari dunia usaha, tetapi kemungkinan realitasnya tidak setinggi seperti yang diekspektasikan," tandas Shinta. (Mir/X-3)
Saya tidak melihat indikasi turunnya konsumsi.
ASOSIASI Pengusaha Indonesia (Apindo) melihat capaian pertumbuhan ekonomi kuartal II-2025 sebesar 5,12% memberi sinyal bahwa perekonomian Indonesia masih memiliki pondasi yang kuat.
Karena itu, insentif harus dirancang sebagai bagian dari ekosistem yang mendorong produktivitas, transfer teknologi, dan peningkatan kualitas tenaga kerja.
CHIEF Economist Permata Bank Josua Pardede mengungkapkan persoalan validitas data Badan Pusat Statistik (BPS) terkait pertumbuhan ekonomi triwulan II sebesar 5,12%.
Airlangga Klaim Ekonomi Indonesia jadi Referensi Negara ASEAN
DI tengah ketidakpastian pasar keuangan global, penurunan tarif bea masuk dari Amerika Serikat (AS) memberi ruang napas baru bagi sejumlah negara.
Donald Trump membantah tuduhan ia bercita-cita menjadi seorang diktator. Ia menyebut banyak orang justru tampak menginginkan hal itu.
MASYARAKAT Kalimantan Tengah (Kalteng) mengapresiasi kinerja 100 hari kepemimpinan Gubernur Kalteng, Agustiar Sabran bersama Wakil Gubernur (Wagub) Edy Pratowo.
Survei The Kids Mental Health Foundation mengungkap alasan anak malas atau menolak sekolah, mulai dari rasa lelah, cemas, hingga masalah kesehatan mental.
Bukan lagi sekadar terpikat harga murah, para calon pengguna mobil listrik kini telah berevolusi menjadi konsumen yang lebih matang.
Kenaikan harga membuat konsumen di semua pasar semakin fokus pada nilai, namun di Indonesia perilaku ini berpadu dengan kebiasaan belanja yang praktis dan lokasi yang mudah dijangkau.
LEMBAGA Survei Charta Politika Indonesia merilis survei terbaru evaluasi publik atas kinerja Gubernur- Wakil Gubernur Sulawesi Tenggara (Sultra) 2025
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved