Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
INDUSTRI wisata Meeting Incentive Conference Exhibition (MICE) diperkirakan merugi hingga Rp44,3 triliun selama 2020 karena terdampak pandemi covid-19.
Ketua Umum Asosiasi Perusahaan Pameran Indonesia (Asperapi) Hosea Andreas Runkat dalam acara The 8th Indonesia Business Event Forum (IBEF) di Jakarta, Selasa (8/12), mengatakan pandemi covid-19 memberikan dampak yang luar bisa kepada industri MICE, khususnya pameran.
“Kami coba menghitung asumsi minimal kerugian pelaku industri tahun 2020 akibat pandemi covid-19, yaitu sebesar Rp44,3 triliun. Dengan kegiatan ini, besar harapan kami pemerintah dan pelaku usaha industri MICE bahu-membahu membangkitkan kembali semangat untuk pulih,” katanya.
Pihaknya sebagai wadah para pelaku usaha industri pameran di Indonesia bekerja sama dengan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf), yakni Direktorat Wisata Pertemuan, Insentif, Konvensi dan Pameran, menggelar The 8th Indonesia Business Event Forum.
Acara itu diadakan dalam kondisi pandemi covid-19 dan menjadi tantangan tersendiri sehingga edisi tahun ini dilaksanakan secara luring dan daring. Lokasi luring dilaksanakan di Jakarta Convention Center, sedangkan untuk daring menggunakan platform Kemenparekraf, yaitu mice.id.
Penerapan protokol cleanliness, health, safety, and environmental sustainability (CHSE) secara ketat menjadi pedoman dalam penyelenggaraan kegiatan kali ini.
“Dengan dukungan Kemenparekraf, kegiatan ini menjadi semangat baru bagi industri MICE, utamanya pameran, untuk kembali bangkit dan turut berpartisipasi melakukan pemulihan ekonomi nasional,” kata Hosea.
Di penyelenggaraan ke-8 tahun ini, IBEF 2020 menyuguhkan informasi industri pameran dan MICE pascapandemi covid-19. Selain itu, peserta dapat berdiskusi dan bertukar pikiran untuk memajukan industri pameran dan MICE yang sedang berkembang.
“Kami mendapat dukungan dari Kemenparekraf dan Kementerian Luar Negeri serta Pemerintah Provinsi DKI Jakarta yang kami undang untuk menjelaskan kebijakan pemerintah dalam mendukung industri MICE pascapandemi,” kata Hosea. (Ant/E-2)
Studio Folio bukan sekadar platform pameran, tetapi sebuah ekosistem terbuka tempat kolaborasi, diskusi, dan pertukaran ide terjadi secara aktif.
Pameran ini menjadi debut pertama Iurum di Indonesia, sekaligus pameran tunggalnya yang ke-10 secara global.
Sebagai “The Home of World Class Brands”, IndoBuildTech Expo 2025 menjadi platform interaksi bisnis onsite utama bagi lebih dari 550 Exhibitors.
Grand Ballroom Vivere Hotel, Artotel Curated hadir menjadi pilihan istimewa untuk menjadi saksi awal kisah cinta yang baru dengan menghadirkan ruangan elegan dan hangat.
Pameran Artjog, lanjut Irene, juga mencoba melampaui tujuan komersial semata dengan visi yang lebih luas, yaitu memberi dampak positif bagi lingkungan dan masyarakat.
Lokapasar khusus produk rumah tangga dan gaya hidup atau home and living, Renos, menggelar Renos Fair 2025 berkolaborasi dengan Semasa Piknik.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved