Headline
Pemerintah belum memastikan reshuffle Noel.
PT Pertamina EP, anak perusahaan PT Pertamina (Persero) selaku kontraktor kontrak kerja sama di bawah pengawasan SKK Migas, memacu produksi minyak dan gas guna memenuhi kebutuhan energi nasional selama pandemi covid-19.
Pertamina EP akan menambah jumlah sumur pengeboran pada 2021 menjadi 132 pengeboran, 190 workover, dan 3.281 well services dalam mencapai target produksi minyak sebesar 1 juta barel minyak per hari (BOPD) dan gas 12 BSCFD pada 2030.
Direktur Pertamina EP Eko Agus Sardjono mengatakan jumlah pengeboran yang akan dilakukan pada tahun depan akan menjadi jumlah pengeboran paling banyak dalam sejarah kegiatan operasional Pertamina EP.
“Tahun 2021, jumlah pengeboran Pertamina EP hampir dua kali lipat dari pengeboran di 2020,” kata Eko dalam keterangan resminya, kemarin.
Ia mengungkapkan, 2020 merupakan tahun yang penuh tantangan. Namun, Pertamina EP optimistis dengan peningkatan jumlah pengeboran akan menahan penurunan natural produksi sehingga produksi Pertamina EP dapat bertambah dan dapat memberi kontribusi optimal terhadap produksi minyak dan gas nasional.
Hingga Oktober 2020, produksi minyak Pertamina EP mencapai 80.179 BOPD dan gas sebesar 854,12 MMSCFD.
“Pertamina EP mendapat dukungan penuh dari SKK Migas serta seluruh pemangku kepentingan (stakeholders) perusahaan, terhadap kegiatan operasional perusahaan,” katanya.
Akhir November lalu, PT Pertamina EP berhasil menyelesaikan proyek fasilitas produksi lapangan minyak dan gas bumi (migas) SP Bambu Besar dan SKG Betung lebih cepat dari target. Kedua proyek tersebut dapat menambah produksi minyak nasional sebesar 2.738 (BOPD) dan gas sebesar 15,52 MMSCFD.
“Kami mengapresiasi kinerja PT Pertamina EP dalam merealisasi SP Bambu Besar lebih cepat dari target, sehingga pada 2020 ini kita sudah berhasil mendapatkan tambahan produksi. Dalam kondisi pandemi covid-19 dan harga minyak yang rendah, capaian ini sangat luar biasa karena untuk mencapainya, dibutuhkan effort tambahan di lapangan,” kata Deputi Operasi SKK Migas Julius Wiratno pada peresmian fasilitas produksi SP Bambu Besar dan SKG Betung. (Ant/E-2)
Lifting perdana produk bahan bakar minyak berupa Sustainable Aviation Fuel (SAF) atau bioavtur dengan campuran minyak jelantah dari Kilang Cilacap menjadi kado HUT ke-80 RI dari Pertamina.
Salah satu program unggulan yang diterapkan di Desa Tablolong, Kecamatan Kupang Barat, Kabupaten Kupang bernama Nona Nori, yang fokus pada pengelolaan potensi lokal berbasis rumput laut.
Kinerja Pertamina pada semester I 2025 dinilai sejalan dengan semangat HUT ke-80 Republik Indonesia. Capaian positif itu juga disebut sangat mendukung upaya pencapaian swasembada energi.
SKK Migas menyoroti capaian progres proyek yang ditargetkan menembus angka 70% pada kuartal I 2026.
PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) Unit Cilacap mencatat sejarah baru dengan mengirimkan perdana produk Pertamina Sustainable Aviation Fuel (SAF) yang berbahan baku minyak jelantah
Pertamina Hulu Energi Offshore North West Java (PHE ONWJ) telah menyelesaikan tahapan pemasangan jacket dan topside anjungan lepas pantai OOA.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved