Headline

Presiden memutuskan empat pulau yang disengketakan resmi milik Provinsi Aceh.

Fokus

Kawasan Pegunungan Kendeng kritis akibat penebangan dan penambangan ilegal.

Bisnis Pembayaran di Jalan Tol Terus Berkembang

M Iqbal Al Machmudi
21/11/2020 19:30
Bisnis Pembayaran di Jalan Tol Terus Berkembang
Foto udara transaksi di Gerbang Tol Cileunyi, Kabupaten Bandung, Jawa Barat.(ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi)

MESKI terjadi pandemi covid yang menghantam berbagai sektor, bisnis jalan tol di Indonesia dinilai terus berkembang. Salah satu pemicunya ialah fakta bahwa dalam jangka panjang, pemerintah menargetkan panjang jalan tol di Tanah Air mencapai 18 ribu km.

Salah satu perusahaan swasta penyedia infrastruktur di bidang transportasi, PT Delameta Bilano menghitung bahwa tol yang sudah masuk tahap persiapan dan penggambaran mencapai 5.000 km dan yang sudah dibangun hingga akhir 2019 mencapai 2.093 km.

Direktur Utama PT Delameta Bilano, Bayu Wicaksono, mengatakan pembangunan jalan tol terus bergulir di tengah pandemi Covid-19. Pemerintah mengejar target pembangunan jalan tol hingga 18 ribu km dalam jangka panjang dan 4.000 km di 2024. Adapun selama 2020-2024, akan dibangun tol baru sepanjang 2.500 km.

Selain itu, pembangunan jalan tol terus dilakukan karena panjang tol Indonesia masih kalah dari negara-negara Asia lainnya. Contohnya, panjang tol di Tiongkok sudah mencapai 15 ribu km.

"Melihat perhitungan persiapan pembangunan, potensi bisnis sistem pembayaran transportasi sangat besar. Apalagi, ada bisnis replacement, karena biasanya perangkat harus diganti setelah masa pakai lima tahun," kata Bayu saat webinar dengan tema Bisnis Sistem Transportasi di Tengah Pandemi yang diadakan Delameta Bilano, Sabtu (21/11).

Bayu menuturkan, bisnis sistem pembayaran transportasi menggeliat sejak mandatori penggunaan uang elektronik untuk pembayaran tol. Hal ini mendorong operator mencari sistem pembayaran andal yang dapat mendukung operasional.

Peran perusahaan sistem pembayaran pun membantu operator menjalankan bisnis secara efisien, mencegah terjadinya fraud, dan memperlancar arus keluar masuk kendaraan.

Baca juga : Bisnis Jalan Tol Tahan Banting Dihantam Pandemi

PT Delameta Bilano sendiri menyediakan sistem pembayaran jalan tol yang komplet, mulai dari automatic vehicle classification (AVC), loop vehicle sensor, collecting terminal machine, infra merah, palang atau lane barrier system, electronic toll collection (ETC), CCTV, variable message sign (VMS), hingga plate recognition.

"Sistem pembayaran Delameta sudah dipasang di 21 ruas tol, seperti Jagorawi, Jakarta-Tangerang, dan Balikpapan-Samarinda," ujar Bayu.

Mayoritas perangkat-perangkat itu diproduksi sendiri oleh Delameta di pabrik Pulogadung, Jakarta. Kapasitas produksi pabrik itu mencapai 400 unit per tahun.

Bayu menilai, sistem pembayaran transportasi akan naik lebih kencang jika sistem fee base income diterapkan.

"Karena dalam skema ini, operator tidak perlu berinvestasi lagi di sistem pembayaran, melainkan dipasok oleh perusahaan seperti Delameta. Operator tinggal membagi hasil operasional tol dengan perusahaan sistem pembayaran," jelasnya.

"Kami sedang menjajaki skema ini dengan beberapa operator tol," pungkasnya.

Dengan begitu prospek bisnis sistem pembayaran transportasi nasional terlihat menjanjikan, seiring masifnya pembangunan jalan tol di Tanah Air. Setiap tahun, bisnis ini rata-rata tumbuh 20%.

Dalam 2 tahun ke depan, nilai pengadaan sistem pembayaran transportasi jalan tol diprediksi mencapai Rp4 triliun. Di luar itu, ada potensi bisnis dari penggantian (replacement) perangkat senilai Rp2 triliun. (X-12)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Ahmad Punto
Berita Lainnya