Atasi Dampak Pandemi, Banyak UKM Andalkan Penjualan Daring

Despian Nurhidayat
03/11/2020 17:10
Atasi Dampak Pandemi, Banyak UKM Andalkan Penjualan Daring
Perajin di Kediri, Jawa Timur, memasang hiasan pada tas anyaman.(Antara/Prasetia Fauzani)

DI tengah gejolak pandemi covid-19, sektor usaha kecil dan menengah  (UKM) sejatinya memiliki peran penting dalam menjaga stabilitas ekonomi nasional.

Namun, sektor UKM justru menjadi industri yang rentan. Hingga saat ini, tidak sedikit pelaku UKM yang harus menutup usahanya, karena terdampak pandemi.

Pemerintah telah menggulirkan stimulus untuk membantu pelaku UKM bertahan saat pandemi. Begitu juga dengan pemangku kepentingan lain dalam ekosistem bisnis, seperti asosiasi industri dan perusahaan teknologi. Langkah ini penting untuk meningkatkan ketahanan UKM hingga pandemi usai.

Baca juga: K/L Wajib Belanja Produk UMKM Minimal 40% dari Pagu Anggaran

Dalam kajian Transformasi UKM ASEAN 2020, United Overseas Bank (UOB) berkolaborasi dengan Accenture dan Dun & Bradstreet (D&B) melakukan survei terhadap 1.000 UKM di lima negara ASEAN. Rinciannya, Indonesia, Singapura, Malaysia, Thailand dan Vietnam, untuk memperoleh pandangan terhadap dampak pandemi covid-19.

"Survei untuk melihat dampak pandemi terhadap usaha, hubungan antara UKM dan perbankan, optimisme masa depan. Serta, mencermati peluang bagi UKM di ASEAN untuk memulihkan ekonomi," papar Business Dev & Strategic Alliance Head UOB Indonesia Charles Anthony Bunaini dalam telekonferensi, Selasa (3/11).

Berdasarkan survei tersebut, sekitar 52% pelaku UKM menyatakan bahwa anjloknya penjualan sebagai kekhawatiran terbesar di masa pandemi. Kondisi itu diikuti dengan tekanan terhadap arus kas, yakni sekitar 49% pelaku UKM.

Baca juga: Pemerintah Cari Konsep Kemitraan UMKM yang Fleksibel

Untuk mengatasi kekhawatiran tersebut, 88% pelaku UKM melakukan efIsiensi. Lalu diikuti dengan 79% pelaku UKM yang mengurangi belanja untuk pemasaran.

"Pandemi juga menuntut UKM untuk mengevaluasi kembali strategi dan rencana investasi masa depan. Sekitar 58% UKM tidak akan melanjutkan rencana investasi pada tahun ini," imbuh Charles.

Di lain sisi, pandemi covid-19 mempercepat penyerapan teknologi pada sektor UKM. Pelaku usaha berupaya fokus pada transformasi digital untuk meningkatkan penjualan secara daring.

Baca juga: Akibat Pandemi, Pelaku UMKM Harus Ubah Orientasi Bisnis

Sekitar 65% pelaku UKM menilai teknologi sebagai investasi utama. Dalam hal ini, dengan mempriotitaskan layanan dan penjualan berbasis digital. Kemudian, meningkatkan keahlian karyawan juga menjadi opsi investasi.

Mengacu data Kementerian Koperasi dan UKM, sebanyak 9,4 juta pelaku UKM sudah melakukan digitalisasi. Kondisi ini membuktikan bahwa UKM semakin melek teknologi. Termasuk, menjual produk lewat e-commerce dan media sosial.

Head of Public Policy Idea Rofi Uddarojat mengatakan sektor e-commerce siap menjadi kanal perdagangan produk UKM. Apalagi di masa pandemi covid-19, terjadi perubahan pola perilaku konsumen. Bahkan, lanju dia, e-commerce menjadi jawaban untuk mendongkrak pendapatan UKM.(OL-11)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya