Headline

Mantan finalis Idola Cilik dan kreator konten juga memilih menikah di KUA.

Fokus

Ketegangan antara Thailand dan Kamboja meningkat drastis sejak insiden perbatasan

Wall Street Dibuka Merosot Tertekan Penurunan Saham Teknologi

Mediaindonesia.com
31/10/2020 07:33
Wall Street Dibuka Merosot Tertekan Penurunan Saham Teknologi
Sejumlah warga berjalan di depan Gedung Bursa Saham New York, Wall Street, Kamis (28/10/2020).(Spencer Platt/Getty Images/AFP)

SAHAM-saham di Bursa Efek New York, Wall Street, Amerika Serikat dibuka lebih rendah pada perdagangan hari Jumat pagi waktu setempat, karena penurunan tajam di sektor teknologi yang membebani pasar. Tak lama setelah bel pembukaan, Indeks Dow Jones Industrial Average merosot 119,84 poin atau 0,45 persen menjadi 26.539,27. Indeks SP 500 berkurang 18,05 poin, atau 0,55 persen, menjadi 3.292,06 dan Indeks Komposit Nasdaq turun 91,50 poin atau 0,82 persen menjadi 11.094,09.
  
Dari 11 sektor utama Indeks SP 500, sektor teknologi turun lebih dari satu persen, memimpin ketertinggalan. Sementara sektor layanan komunikasi naik 1,5 persen, menjadikan kelompok dengan kinerja terbaik. Saham Apple turun sekitar 4,6 persen pada perdagangan pagi, setelah perusahaan melaporkan penurunan penjualan iPhone selama kuartal September dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
  
Saham Amazon juga turun 3,5 persen meskipun perusahaan memperoleh hasil kuartal ketiga yang kuat. Sedangkan saham raksasa teknologi lain seperti Facebook dan Netflix juga mengalami kesulitan. Berdasarkan Departemen Perdagangan AS, pengeluaran konsumsi pribadi di negara itu meningkat 1,4 persen pada September dan pendapatan pribadi naik 0,9 persen.

baca juga: Menggugah Generasi Milenial Berinvestasi Emas
  
"Kabar baiknya adalah pertumbuhan pendapatan yang kuat dan pertumbuhan belanja yang kuat pada September. Kabar buruknya adalah sekali lagi, bukti yang jelas bahwa beberapa orang tertinggal, seperti rincian yang mengungkapkan perbedaan berbentuk huruf K antara mereka yang dapat bekerja dan mereka yang tidak bisa karena covid," kata Kepala Ekonom FHN Financial, Chris Low.
  
Menurut data Universitas Johns Hopkins, Jumat, lebih dari 8,9 juta kasus covid-19 telah terjadi di Amerika Serikat, dengan jumlah kematian melebihi 228.000 kasus. Saham-saham AS telah mengalami volatilitas penurunan yang nyata minggu ini di tengah kekhawatiran virus korona. (Ant/OL-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya