Headline

Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.

Fokus

Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.

Tahun Depan, BEI Targetkan Transaksi Harian Rp 8,5 Triliun

Fetry Wuryasti
27/10/2020 14:18
Tahun Depan, BEI Targetkan Transaksi Harian Rp 8,5 Triliun
Bursa(Ilustrasi)

PT Bursa Efek Indonesia menargetkan rata-rata nilai transaksi harian (RNTH) atau turnover harian pada tahun 2021 mencapai Rp8,5 triliun dengan total jumlah hari bursa sebanyak 241 hari. 

Direktur Utama BEI, Inarno Djajadi mengatakan angka target ini sudah naik dari revisi target 2020. Target turnover harian tahun 2020 sudah direvisi dalam RKAT 2020-Revisi dari awal target Rp 7,25 triliun, menjadi Rp 7,5 triliun. Sampai hari ini RNTH reratanya sebesar Rp 7,9 triliun dalam sehari (year to date).

"Kami konservatif untuk tahun depan. Kami harapkan transaksi rata-rata harian itu akan di atas revisi tahun ini, yaitu mencapai Rp 8,5 triliun," kata Inarno, dalam konferensi pers virtual usai Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa PT Bursa Efek Indonesia, Selasa (27/10).

Faktor pendukung asumsi untuk target kenaikan rerata transaksi harian lebih dari 10% RKAT 2020-Revisi, kata Direktur Pengembangan BEI Hasan Fawzi, antara lain adanya berbagai pernyataan akan adanya angka pertumbuhan ekonomi yang relatif jauh lebih baik di 2021, jika dibandingkan di tahun ini.

"Tahun ini juga luar biasa angka pertumbuhan dari sisi jumlah maupun aktivitas investor terutama dari domestik ritel yang semakin menunjukan porsi signifikan yang menjadi bagian turnover/ transaksi harian bursa," kata Hasan.

Data Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) menunjukan hingga akhir kuartal III-2020 tercatat pertumbuhan investor pasar modal hampir 32 persen menjadi 3,28 juta single investor identification (SID).

BEI menyakini tren ini akan tetap dapat dipertahankan dan dilanjutkan di 2021. Sehingga salah satu sumber pertumbuhan turnover harian bursa diharapkan datang dari aktivitas transaksi investor ritel domestik.

"Ini yang mendasari asumsi penetapan angka turnover transaksi tahun 2021 di angka Rp 8,5 triliun per hari," kata Hasan.

RUPSLB juga menyetujui proyeksi total pendapatan tahun 2021 yang akan diperoleh BEI adalah sebesar Rp1,12 triliun atau meningkat 17,36% dibandingkan Total Pendapatan RKAT 2020-Revisi senilai Rp957,54 miliar.

Proyeksi atas Biaya Usaha BEI untuk tahun 2021 adalah sebesar Rp960,91 miliar sehingga Laba Sebelum Pajak menjadi Rp162,87 miliar. Setelah dikurangi Estimasi Beban Pajak sebesar Rp43,15 miliar maka perkiraan perolehan Laba Bersih BEI pada tahun 2021 adalah sebesar Rp119,72 miliar.

Baca juga : Lima Distrik di Papua Dapat Suplai Listrik selama 24 Jam

Total Aset BEI pada tahun 2021 diproyeksikan akan sebesar Rp3,16 triliun atau naik 7,07% dari RKAT 2020-Revisi yang berjumlah Rp2,95 triliun.

Adapun Saldo Akhir Kas dan Setara Kas (termasuk investasi jangka pendek) pada tahun 2021 diproyeksikan mencapai Rp1,63 triliun.

Sasar Perusahaan Teknologi

BEI juga menargetkan jumlah Pencatatan Efek Baru pada tahun 2021 menjadi 30 Pencatatan Efek Baru yang terdiri dari pencatatan efek saham, obligasi korporasi baru, dan pencatatan efek lainnya meliputi Exchange Traded Fund (ETF), Dana Investasi Real Estate (DIRE) dan Efek Beragun Aset (EBA).

Direktur penilaian perusahaan BEI I Gede Nyoman Yetna mengatakan target ini melihat perkembangan yang ada. BEI akan melihat dari variasi perusahaan-perusahan tercatat, tidak hanya konvensional tetapi kini akan lebih menyasar ke perusahaan digital seperti e-commerce, dan perusahaan pengembang teknologi.

"Ke depan kami harapkan ada kombinasi, bukan hanya perusahaan-perusahaan konvensional yang berkembang seperti sekarang, melainkan juga mengarah kepada perusahaan teknologi dan e-commerce," kata Nyoman.

Target tersebut akan dicapai melalui pelaksanaan kegiatan sosialisasi untuk Perusahaan Tercatat dan Calon Perusahaan Tercatat yang saat ini dilakukan melalui kombinasi penyelenggaraan kegiatan sosialisasi, one-on-one meeting, serta workshop yang dilakukan secara online maupun offline.

"Tentu kami optimis bersama-sama berupaya agar semua proses terkait dengan one-on-one meeting dengan calon perushaan tercatat, kemudian dengan asosiasi, workshop, kerja sama dengan pihak terkait termasuk asosiasi, kantor akuntan publik dan ditjen pajak, semua akan tetap  kami lakukan," kata Nyoman. (OL-2)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Baharman
Berita Lainnya