Shopeepay, OVO dan Gopay Mendominasi Pangsa Dompet Digital

Fetry Wuryasti
02/9/2020 17:56
Shopeepay, OVO dan Gopay Mendominasi Pangsa Dompet Digital
Warga menggunakan fasilitas layanan perbankan digital.(Antara/Muhammad Adimaja)

HASIL survei Markplus tentang penggunaan dompet digital dalam tiga bulan terakhir di sejumlah kota besar menunjukkan peningkatan transaksi secara digital.

Bank Indonesia juga telah mencatat kenaikan transaksi digital atau Uang Elektronik (UE) sejak Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang mencapai 64,48%. Adapun volume transaksi digital tumbuh 37,35% secara tahunan.

Hasil survei dari lima brand produk dompet digital menyatakan Shopeepay unggul dengan pangsa pasar sebesar 26% dari total volume transaksi e-wallet di Indonesia. Kemudian disusul OVO dengan 24%, GoPay dengan 23%, Dana dengan 19% dan LinkAja dengan 8%.

Baca juga: Transaksi Daring semakin Digemari di Era Kenormalan Baru

Head of High Tech, Property & Consumer Goods Industry MarkPlus Rhesa Dwi Prabowo menjelaskan integrasi ShopeePay dengan Shopee berhasil menangkap peluang dengan berbagai gimmick menarik. Sehingga nilai transaksi terus meningkat.

Nilai per transaksi rata-rata selama pandemic covid-19 menunjukan ShopeePay menempati peringkat pertama. Total nominal transaksi terbesar per bulan sekitar 149 ribu. Kemudian disusul LinkAja, DANA, dan OVO sekitar 134 ribu transaksi, serta GoPay sekitar 109 ribu.

Baca juga: Pandemi Ubah Pola Industri Perbankan dan Pacu Transaksi Digital

Dengan nominal transaksi per bulan tersebut, terjadi persaingan ketat pangsa pasar. Rinciannya, ShopeePay sebesar 25%, diikuti OVO dengan 24%, GoPay dengan 19%, DANA dengan 19% dan LinkAja dengan 8%.

Namun dari hasil survei dompet digital yang terpercaya ditempati oleh OVO 25%, Gopay 25%, Shopeepay 23%, Dana 20% dan LinkAja 7%. Hal ini disebabkan tipe konsumen yang lebih mementingkan kenyamanan dan kemudahan, dibandingkan penawaran promo.

"Adapun penurunan drastis pada Gopay karena ridehailing yang turun akibat PSBB. Tidak terlalu banyak menempel pada aplikasi pembayaran e-commerce," papar Rhesa.

Baca juga: 32 Tahun Bersama Mandiri, Royke Tumilaar Ditunjuk Jadi Dirut BNI

Ketua Bidang Ekonomi Digital Asosiasi E-Commerce Indonesia (idEA) Bima Laga menyebut perkembangan pesat dompet digital tecermin dari survei metode pembayaran e-commerce oleh Bank Indonesia pada 2017. Saat itu, transaksi masih didominasi transfer bank dan internet banking. Uang elektronik hanya dimanfaatkan sekitar 0,6%.

Namun pada 2019, pembayaran melalui e-wallet di Indonesia semakin pesat. Indonesia pun berada di peringkat lima setelah Tiongkok, Thailand, Hongkong dan Vietnam. Stastista 2019 menyatakan pembayaran e-commerce melalui e-wallet kian digemari.(OL-11)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya