Headline
Pengacara Tannos menggunakan segala cara demi menolak ekstradisi ke Indonesia.
Pengacara Tannos menggunakan segala cara demi menolak ekstradisi ke Indonesia.
Sekitar 10,8 juta ton atau hampir 20% dari total sampah nasional merupakan plastik.
PENGAMAT ekonomi senior Piter Abdullah mengatakan rendahnya inflasi atau deflasi yang terjadi dua kali berturut-rurut pada bulan Juli 2020 sebesar 0,10% dan Agustus 2020 sebesar 0,05% merupakan akibat dari menurunnya permintaan.
Menurut Piter, hal ini bahkan sudah bisa diperkirakan sebelumnya. Pasalnya, di tengah pandemi covid-19 saat ini, turunnya permintaan tak terelakkan karena hal ini telah disebabkan oleh menurunnya daya beli sebagian masyarakat, yaitu masyarakat bawah.
Baca juga: Jokowi: Penurunan Daya Beli Sebabkan Deflasi Bahan Pangan
"Sementara di sisi lain masyarakat menengah atas saat ini lebih menunda untuk melakukan konsumsi," ungkapnya kepada Media Indonesia, Selasa (1/9).
Lebih lanjut, menurut Piter, penurunan daya beli masyarakat bawah sudah dibantu dengan adanya berbagai bantuan pemerintah. Tetapi nyatanya hal tersebut masih tidak cukup untuk mengembalikan konsumsi pada level normal.
"Sementara itu, masyarakat menengah atas, selama masih ada pandemi akan menahan konsumsi. Artinya penurunan konsumsi selama masih ada pandemi adalah kondisi yang tidak terelakkan," kata Piter.
Piter menegaskan, saat ini penanganan covid-19 menjadi kunci penting untuk mengembalikan keadaan. Selama angka penularan covid-19 masih tinggi, otomatis hal tersebut akan menyebabkan konsumsi mengalami stagnasi.
Baca juga: Deflasi 0,10% Pada Juli 2020, BPS: Daya Beli Harus Ditingkatkan
Meskipun demikian, Piter melihat bahwa saat ini kondisi perekonomian Indonesia sudah berangsur membaik. Hal tersebut dikatakan terlihat dari beberapa kebijakan yang telah mengarahkan perekonomian Indonesia pada perbaikan
"Perekonomian kita sudah menunjukkan arah perbaikan. Apabila pandemi nanti berlalu, perbaikan ekonomi akan bisa lebih cepat," pungkas pria yang juga Dosen di Perbanas Institute tersebut. (Des/A-3)
BPS mencatat deflasi Gabungan Kota Indeks Harga Konsumen (IHK) DIY Mei 2025 sebesar -0,15% (mtm), turun dibandingkan realisasi April 2025 yang mengalami inflasi sebesar 1,67% (mtm).
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat terjadi deflasi sebesar 0,37% pada Mei 2025. Angka ini berbanding terbalik dengan yang terjadi di April 2025 yang mengalami inflasi 1,17%.
BPS mencatat inflasi Jakarta pada April 2025 sebesar 1,44%, terutama bersumber dari kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga, kelompok perawatan pribadi dan jasa
PENURUNAN harga sejumlah komoditas pangan dalam sepekan terakhir membuka potensi terjadinya deflasi di Sumatra Utara pada April 2025.
BERDASARKAN rilis Badan Pusat Statistik (BPS), Jakarta pada Maret 2025 mengalami inflasi sebesar 2,00% (mtm), setelah bulan sebelumnya mengalami deflasi sebesar -0,29% (mtm).
KETUA umum Apindo memprediksi bahwa momen Lebaran 2025 masih dibayang-bayangi sentimen daya beli masyarakat yang masih belum sepenuhnya pulih sejak akhir tahun lalu.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved