Headline

Kecelakaan berulang jadi refleksi tata kelola keselamatan pelayaran yang buruk.

Fokus

Tidak mengutuk serangan Israel dan AS dikritik

Kebijakan yang Adaptif Diperlukan untuk Tangkal Dampak Pandemi

M. Ilham Ramadhan Avisena
19/8/2020 20:25
Kebijakan yang Adaptif Diperlukan untuk Tangkal Dampak Pandemi
Aktivitas jual-beli di pasar tradisional menerapkan protokol kesehatan selama pandemi Covid-19(Antara/Nyoman Hendro Wibowo)

MENTERI Keuangan Sri Mulyani Indrawati menuturkan, pandemi covid-19 yang merebak di Indonesia mengharuskan pemerintah membuat rencana jangka pendek untuk menanggulanginya. Dampak dari pandemi kemungkinan dapat menganggu visi dan misi Indonesia dalam waktu dekat.

“Ini adalah bagaimana kita menghadapi tantangan jangka pendeknya. Sekarang kita menghadapi covid yang saat ini berdampak jangka pendek. Ini akan berpengaruh pada pembiayaan di 2021 dan ke depan,” ujarnya dalam Webinar bertajuk Reimagining the Future of Indonesia’s Economy, Rabu (19/8).

Krisis saat ini yang bermula dari masalah kesehatan, lanjut Sri Mulyani, berdampak pada persoalan ekonomi dan sosial masyarakat. Itu pula yang membedakan krisis saat ini dengan beberapa krisis ekonomi yang pernah terjadi di Tanah Air.

Pemerintah tidak ingin kehilangan momentum reformasi dan transformasi ekonomi yang lebih dulu digagas sebelum pandemi. Secara paralel, kebijakan untuk menanggulangi dampak pandemi pada kesehatan dan ekonmi serta melanjutkan reformasi terus dilakukan.

“Di sampping itu (penanggulangan kesehatan dan pemulihan ekonomi), kita terus melanjutkan hal-hal yang kita rancang seperti perbaikan SDM, efisiensi birokrasi, kemudahan berusaha, kita tetap melanjutkan itu,” jelasnya.

Namun, perempuan yang karib disapa Ani itu bilang, hal itu bukanlah sesuatu yang mudah untuk dilaksanakan. Sebab, setiap harinya kondisi berubah dan pemerintah perlu merespon itu dengan menelurkan kebijakan yang adaptif.

Baca juga : Mau Jadi Negara Maju, Ini PR Indonesia Versi Menkeu

Salah satu hal yang kini coba didorong oleh pemerintah ialah memperbaiki sisi permintaan dalam perekonomian. Oleh karenanya bantuan sosial berupa uang tunai kerap membanjiri masyarakat dalam beberapa bulan terakhir. Tapi itu bukan berarti tugas pemerintah selesai, pemerintah juga berupaya untuk mendorong sisi penawaran melalui berbagai stimulus dan relaksasi kebijakan.

“Memang supply dan demand itu penitng, tapi membangun kembali permintaan kala covid masih ada, itu tidak semudah anda memberi uang kepada mereka agar belanja. Akan sulit,” tuturnya.

Di kesempatan yang sama, Staf Khusus Menteri Keuangan Bidang Perumusan Kebijakan Fiskal dan Makroekonomi Masyita Crystalin menuturkan, agenda reformasi dan transformasi ekonomi yang digagas pemerintah tetap berjalan meski pandemi merebak.

Bahkan, fokus di 2021 reformasi itu menjadi tema utama dalam penganggaran negara.

“Tahun depan, fokusnya adalah untuk selamat, ini didesain senbagai strategi bertahan. 2020-2021 akan fokus ke reformasi perlindungan sosial, kesehatan dan pangan. Pada 2021 nadanya sama seperti sebelum covid. Karena saat ini kita sudah berada di tengah reformasi itu dan sayangnya covid datang,” pungkasnya. (OL-7)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Ghani Nurcahyadi
Berita Lainnya