Headline
Pemerintah tegaskan KPK pakai aturan sendiri.
KETUA Departemen Ekonomi Center for Strategic and International Studies (CSIS) Yose Rizal Damuri menyatakan, bila penanganan kesehatan di masa pandemi covid-19 berjalan tidak maksimal, besar kemungkinan kondisi ekonomi nasional akan terpuruk jauh lebih dalam.
Sebab, bila persoalan kesehatan kian parah, pemerintah bisa saja menerapkan kembali Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).
“Permasalahan utama belum diperbaiki yaitu masalah kesehatan. Kalau ini terus terjadi kita harus melakukan PSBB lagi dan berdampak pada ekonomi akan jauh lebih besar lagi dari dampak PSBB sebelumnya. Itu tidak kita inginkan,” ujarnya dalam diskusi secara daring, Sabtu (8/8).
Pernyataanya tersebut didasari dari matrik perbandingan kesehatan dan ekonomi yang dapat diakses melalui https://covid19.csis.or.id. Matriks tersebut menampilkan mobilitas kesehatan dan ekonomi di tiap provinsi Indonesia yang kemudian dibagi ke dalam 4 kuadran.
Kuadran I berada di kanan atas dengan kategori perbaikan ekonomi dan perbaikan kesehatan, kuadran II berada di kanan bawah dengan perbaikan ekonomi namun kesehatan memburuk. Pada kuadran III berada di kiri bawah dengan kategori ekonomi memburuk dan kesehatan memburuk, kuadran IV berada di kiri atas dengan kategori ekonomi memburuk dan kesehatan membaik.
Baca juga : Pengusaha Nilai Stimulus Cukup, Implementasi Kurang
Yose mengatakan, matrikulasi dimulai pada 4 Juni 2020 ketika DKI Jakarta merelaksasi PSBB. Hasilnya hampir seluruh provinsi bergerak ke kuadran III dan IV pada 7 Juni 2020. Sedangkan pada 1 bulan berikutnya, seluruh provinsi bergerak ke kuadran II dengan kondisi perekonomian membaik namun kesehatan memburuk.
Posisi itu bertahan hingga 5 Agustus 2020, hanya segelintir provinsi yang masuk ke dalam kuadran I yakni Bali, Sulawesi Tenggara, Nusa Tenggara Timur dan Kalimantan Barat. Yose menekankan, penanganan kesehatan harusnya dilakukan pemerintah dengan baik dan cepat. Sebab, akar permasalahan saat ini ialah masalah kesehatan.
Namun ia menyayangkan serapan anggaran di bidang kesehatan dalam penanganan pandemi justru yang paling minim.
“Sayangnya implementasi sangat lambat, bahkan untuk kesehatan yang sebagai underline problem, kalau kesehatan tidak bisa ditnaggulangi ya ekonomi tidak akan baik lagi. Memang implementasi ini bermasalah, bukan masalah ada uang atau tidak. Tapi bagaimana kita bisa mendorong implementasinya bisa cepat,” tutur Yose. (OL-7)
Dalam menghadapi ancaman Covid-19 ini, Pemko Banjarmasin mulai melakukan mitigasi dengan melibatkan semua sektor.
KETUA Komisi IX DPR RI, Felly Estelita Runtuwene menilai lonjakan kasus covid-19 saat ini harus menjadi peringatan penting bagi pemerintah dan masyarakat.
KEPALA Kantor Komunikasi Kepresidenan (PCO), Hasan Nasbi, mengimbau masyarakat Indonesia untuk kembali menerapkan protolol hidup sehat menyusul lonjakan kasus Covid-19
Sejulah atlet yang berkompetisi di Olimpiade Paris 2024 terjangkit Covid-19. Terbaru, perenang Inggris Adam Peaty dinyatakan positif setelah lima atlet polo air Australia.
Janji kampanye Ganjar terkait 1 nakes 1 desa dianggap tidak cukup penuhi kebutuhan layanan kesehatan
KASUS covid-19 di Kota Depok, Jawa Barat (Jabar) kembali mengalami peningkatan. Pemerintah Kota (Pemkot) Depok mengimbau agar masyarakat tetap waspada.
Studi terbaru mengungkapkan vaksinasi anak mengalami stagnasi dan kemunduran dalam dua dekade terakhir.
Diary, merek perawatan kulit (skin care) asal Bekasi, sukses menembus pasar Vietnam dan Jepang berkat inovasi produk, strategi digital, dan semangat pantang menyerah.
Produksi masker ini. bersamaan dengan produk lain seperti kopi, keripik udang dan coklat lokal membawa Worcas mendapatkan perhatian pasar domestik internasional.
Tahun 2020, sepasang peneliti India mengklaim lockdown global selama pandemi Covid-19 menyebabkan penurunan suhu permukaan bulan.
Jumlah wisman yang datang langsung ke Bali pada Januari-November 2023 sebanyak 5.782.260 kunjungan, sementara pada periode yang sama tahun 2019 sebanyak 5.722.807 kunjungan.
KETUA Satgas Covid-19 PB Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Erlina Burhan mengungkapkan bahwa human metapneumovirus atau HMPV tidak berpotensi menjadi pandemi seperti yang terjadi pada covid-19.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved