Headline
AS ikut campur, Iran menyatakan siap tutup Selat Hormuz.
Tren kebakaran di Jakarta menunjukkan dinamika yang cukup signifikan.
PEMERINTAH diketahui berencana memberikan insentif bantuan kepada pekerja dengan gaji di bawah Rp 5 juta per bulan. Adapun total insentif yang diberikan mencapai Rp 2,4 juta orang dan mekanisme bentuk bantuan tengah difinalisasi.
Namun, Direktur Eksekutif Indef Tauhid Ahmad menilai program bantuan itu tidak tepat sasaran. Meski belum ada regulasi terkait kebijakan tersebut, dia mengimbau pemerintah untuk memprioritaskan pekerja yang terkena PHK.
"Saya tetap memprioritaskan pekerja yang terkena PHK dan belum teregistrasi Kemnaker (Kementerian Ketenagakerjaan). Mereka nyata di depan kita," ujar Tauhid dalam telekonferensi, Kamis (6/8).
Baca juga: Pekerja dengan Gaji di Bawah Rp5 juta Dapat Bantuan Rp2,4 Juta
Lebih lanjut, dia menyoroti pekerja yang terpaksa dirumahkan tanpa gaji atau habis kontrak sebagai dampak pandemi covid-19. Pekerja pada kondisi ini dikatakannya tidak terdata pemerintah atau perusahaan.
Belum lagi pekerja di sektor informal yang semakin memprihatikan. Sebab, mereka tidak terdata BPJS Ketenagakerjaan dan skema bantuan sosial lainnya.
"Ini menurut saya perlu dipikirkan. Kalau pun terpaksa, menurut saya batasan Rp 5 juta itu terlalu tinggi," pungkas Tauhid.(OL-11)
Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) memastikan Bantuan Subsidi Upah (BSU) akan disalurkan kepada seluruh pekerja yang terdaftar sebagai penerima.
Koalisi masyarakat sipil tetap mengawal dengan ketat agar Rancangan Undang-Undang Perlindungan Pekerja Rumah Tangga (RUU PPRT) disahkan DPR RI
Jika sebelumnya bahasa Inggris menjadi standar, kini bahasa Mandarin mulai mencuat sebagai keahlian baru yang dibutuhkan dalam dunia profesional modern.
BARU beberapa waktu dibuka, pendaftaran mahasiswa baru Universitas Terbuka (UT) langsung diserbu lebih dari 105.000 pendaftar.
Persyaratan usia dalam proses rekrutmen kerja dianggap relevan lantaran lonjakan jumlah pelamar yang tidak sebanding dengan kapasitas rekrutmen di perusahaan.
JALAN hidup manusia tidak selalu mudah ditebak. Hal inilah yang dialami oleh seorang ibu asal Tuban, Jawa Timur, Evi Setyorini.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved