Headline
Pengibaran bendera One Piece sebagai bagian dari kreativitas.
Pengibaran bendera One Piece sebagai bagian dari kreativitas.
DIREKTUR Utama (Dirut) PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk mengatakan jumlah penerbangan rute tujuan Bali mengalami penurunan yang signifikan. Maskapai nasional tersebut kini hanya melayani satu penerbangan dengan penumpang maksimal 20 orang per penerbangan. Hal ini bisa terjadi lantaran masih diberlakukannya peraturan provinsi Bali di era tatanan new normal yang masih ketat.
Padahal sebelum pandemi Covid-19 Garuda Indonesia mampu melayani penerbangan setiap harinya mencapai 16 penerbangan dengan tujuan Bandara Internasional Ngurah Rai Bali.
Baca juga: Terkait Jiwasraya, Sinarmas AM Kembalikan Uang Rp74 ke Negara
“Sebelum Covid-19 ini jadi kita punya penerbangan sampai 16 penerbangan ke Denpasar, hampir penuh terisi. Hari ini hanya satu dan isinya satu dan isinya hanya 15-20 orang saja,” ujarnya saat Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi X DPR RI, Selasa (7/7).
Hal ini bisa terjadi lantaran ketatnya peraturan yang masih diberlakukan oleh pemerintah Provinsi Bali. Seperti, kewajiban memiliki dokumen bebas Covid-19 berbasis tes CPR bagi masyarakat yang melakukan perjalanan ke wilayah Bali ini.
Untuk itu, pihaknya tengah melakukan kerja sama dengan pemerintah daerah untuk memberikan lebih banyak relaksasi. Sehingga penerbangan ke Bali bisa lebih mudah dan diizinkan masuk ke Pulau Dewata tersebut.
“Hari ini memang kita kerja sama dengan para Pemda untuk memberikan lebih banyak relaksasi untuk masuk ke daerahnya mereka masing-masing,” imbuhnya.
Sebagai informasi, pihaknya pun kini tengah diskusi dengan Kementerian BUMN, Kementerian Pariwisata, dan Kemenhub untuk membuka penerbangan langsung (direct flying) ke Denpasar, Bali. Layanan penerbangan langsung ke Bali ini untuk menggaet wisatawan asing dari beberapa negara seperti Perancis, Delhi, Mumbai, San Francisco, hingga Los Angeles. (OL-6)
Stratus (XFG), varian COVID-19 baru yang kini dominan di Indonesia, masuk daftar VOM WHO. Simak 5 hal penting menurut Prof. Tjandra Yoga Aditama.
LAPORAN terbaru Kementerian Kesehatan menunjukkan bahwa covid-19 XFG atau covid-19 varian stratus menjadi varian yang paling dominan di Indonesia.
varian Covid-19 XFG atau stratus tampaknya tidak membuat orang parah dibandingkan varian sebelumnya. Namun, ada satu gejala yang khas yakni suara serak atau parau.
Kemenkes menyebut total kasus covid-19 dari Minggu ke-1 hingga Minggu ke-30 tahun 2025 sebanyak 291 kasus
Nimbus berada pada kategori VUM, artinya sedang diamati karena lonjakan kasus di beberapa wilayah, namun belum menunjukkan bukti membahayakan secara signifikan.
KEPALA Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan Ishaq Iskanda, Sabtu (21/6) mengatakan Tim Terpadu Dinas Kesehatan Sulawesi Selatan (Sulsel) menemukan satu kasus suspek Covid-19.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved