Headline
Bartega buka kegiatan belajar seni sambil piknik, ditemani alunan jazz, pun yang dikolaborasikan dengan kegiatan sosial.
Bartega buka kegiatan belajar seni sambil piknik, ditemani alunan jazz, pun yang dikolaborasikan dengan kegiatan sosial.
Sekitar 10,8 juta ton atau hampir 20% dari total sampah nasional merupakan plastik.
PEREKONOMIAN pekerja lepas (gig workers) dengan dukungan teknologi Grab mampu memperkuat daya tahan dan daya lenting ekonomi Indonesia.
Hal itu adalah berdasarkan penelitian Centre for Strategic and International Studies (CSIS) dan Tenggara Strategics.
Studi ini dilakukan di Januari 2020, sebelum pandemi virus korona atau covid-19 mewabah di Indonesia.
Mitra GrabBike, GrabCar, GrabFood, dan agen GrabKios yang disurvei di 12 kota melaporkan Grab tidak hanya menyediakan kesempatan kerja yang lebih baik bagi pekerja informal —yang berjumlah 56,5% dari angkatan kerja— tapi juga mendorong pertumbuhan UMKM serta menciptakan lapangan kerja yang lebih banyak bahkan di luar platform Grab.
Gig worker di empat layanan yakni GrabBike, GrabCar, GrabFood, dan GrabKios secara keseluruhan berkontribusi sebesar Rp77,4 triliun pada perekonomian Indonesia di 2019 atau meningkat 58,3% dari Rp48,9 triliun di 2018.
Baca juga: Sektor Riil Disebut Tantangan Terbesar Pemulihan Ekonomi
Mitra Grab yang disurvei juga melaporkan adanya peningkatan signifikan pada kualitas hidup mereka setelah bergabung dengan Grab.
Studi ini mengombinasikan metode kualitatif dan kuantitatif melalui survei secara langsung (face-to-face) dengan 5.008 mitra GrabBike, GrabCar, GrabFood, dan GrabKios di 12 kota: Jabodetabek, Surabaya, Bandung, Medan, Makassar, Semarang, Yogyakarta, Denpasar, Palembang, Bandar Lampung, Balikpapan, dan Manado.
Pengambilan data studi ini menggunakan strategi pengambilan sampel acak sistematis dan kemudian melakukan call-back pada 50% responden untuk memastikan hasil.
"Sektor gig economy melalui platform digital seperti Grab memiliki peran penting dalam memperkuat ketahanan ekonomi negara secara lebih luas. Studi kami juga menunjukkan, selain memberikan pekerja informal kesempatan pendapatan yang lebih baik, pertumbuhan pada platform Grab juga menciptakan lebih banyak kesempatan ekonomi dalam ekosistem Grab dan juga dapat menciptakan lebih banyak pekerjaan di luar ekosistem," sebut Kepala Departemen Ekonomi CSIS Yose Rizal Damuri.
Sebagai contoh, lanjut dia, GrabFood telah membantu merchant dalam mendirikan bisnis baru dan mempekerjakan lebih banyak karyawan saat bisnis mereka bertumbuh.
Gig work melalui platform Grab juga telah meningkatkan kualitas hidup pekerja sektor informal dan meningkatkan inklusi keuangan mereka. "Ini adalah faktor penting yang akan berkontribusi pada kemajuan ekonomi Indonesia dalam jangka panjang," sebut Yose Rizal.
Baca juga: Bukopin Klarifikasi Pemberitaan Terkait Bukopin Cabang Sidoarjo
Ekosistem dan teknologi Grab menciptakan kesempatan ekonomi baru di dalam dan bahkan di luar platform Grab Indonesia pada awalnya hadir dengan layanan ride hailing seperti GrabBike dan GrabCar, lalu berkembang dengan kehadiran layanan pengiriman kuliner GrabFood serta layanan offline-to-online (O2O) melalui GrabKios (sebelumnya dikenal sebagai Kudo).
Seluruh layanan ini membangun ekosistem yang saling menguatkan di mana pertumbuhan dalam satu vertikal bisnis juga mendorong pertumbuhan di bisnis lainnya. Hasilnya, kontribusi pada perekonomian Indonesia dapat tumbuh secara signifikan di 2019 dibandingkan tahun sebelumnya.
Studi ini mengungkapkan kontribusi mitra merchant GrabFood terhadap perekonomian Indonesia melonjak sebesar 79% ke Rp37,3 triliun di 2019 dari Rp20,8 triliun di 2018 yang membuatnya sebagai kontributor ekonomi terbesar sejak tahun lalu.
Seiring itu, kontribusi mitra pengemudi GrabBike tumbuh 67% ke Rp26,2 triliun dari Rp15,6 triliun; kontribusi mitra GrabCar tumbuh 11% ke Rp 10,8 triliun dari Rp9,7 triliun; dan kontribusi mitra GrabKios meningkat sebesar 17% ke Rp3,1 triliun dari Rp2,7 triliun.
Penelitian ini menemukan bahwa mitra merchant GrabFood dan agen GrabKios melihat peningkatan penjualan masing-masing sebesar 35% dan 17% setelah bergabung dengan Grab.
Baca juga: Penempatan Dana Pemerintah Bikin BRI Makin Fokus Selamatkan UMKM
Platform GrabFood yang memiliki basis armada pengantaran dan pelanggan yang luas telah mendorong banyak pengusaha baru untuk memulai bisnis kuliner. Sebanyak 12% dari mitra merchant GrabFood mengatakan mereka menjadikan GrabFood sebagai alasan utama memulai bisnis kuliner mereka, sedangkan 16% mengatakan mereka bergabung dengan platform GrabFood sejak hari pertama mereka memulai bisnis.
Seiring dengan pertumbuhan bisnis mitra merchant GrabFood, mitra pengemudi GrabBike melihat adanya kesempatan pendapatan yang lebih tinggi dari besarnya permintaan layanan pengantaran makanan. Rata-rata 37% perjalanan (trip) mitra pengemudi GrabBike merupakan layanan pengantaran GrabFood.
Survei ini menunjukkan rata-rata pertumbuhan pendapatan bulanan mitra pengemudi GrabBike tumbuh sebesar 124% dari Rp2,1 juta ke Rp4,6 juta setelah bergabung dengan Grab. Sebagai perbandingan, rata-rata upah minimum secara nasional pada 2019 adalah Rp2,5 juta per bulan.
Studi ini lebih lanjut menemukan bahwa pertumbuhan bisnis yang dirasakan merchant pada ekosistem Grab, juga memampukan mereka menciptakan lapangan pekerjaan di luar platform. Seiring dengan tumbuhnya bisnis mitra merchant GrabFood dan agen GrabKios, mereka dapat merekrut lebih banyak pekerja dari lingkungan sekitarnya.
Sebanyak 27% mitra merchant GrabFood menambah pegawai baru sejak bergabung dengan Grab. Mitra merchant GrabFood rata-rata menambah dua pegawai pada 2019. Sedangkan, 6% dari agen GrabKios merekrut pegawai baru sejak bergabung dengan Grab dan secara rata-rata menambah dua tambahan pegawai untuk dapat melayani permintaan konsumen yang meningkat.
Grab menyediakan kesempatan ekonomi untuk memenuhi berbagai kebutuhan Fleksibilitas bagi gig worker juga berarti bahwa Grab dapat menyediakan kesempatan pendapatan bagi mereka yang membutuhkan, misalnya seperti yang baru saja kehilangan pekerjaan di masa sulit.
Studi ini menemukan pada 2019, 31% dari mitra pengemudi GrabBike dan 26% dari mitra pengemudi GrabCar tidak memiliki pendapatan sebelum bergabung dengan Grab.
Agen GrabKios yang sebelumnya menganggur, kini bahkan dapat menghasilkan Rp10,4 juta dari penjualan per bulan setelah bergabung dengan Grab.
Pada saat bersamaan, platform Grab mampu memberikan kestabilan pendapatan bagi gig worker yang menjadikan Grab sebagai pekerjaan utamanya.
Studi ini mengungkapkan bahwa 65% dari mitra pengemudi GrabBike dan 73% dari mitra pengemudi GrabCar menjadikan Grab sebagai profesi utamanya.
Baca juga: Perlu Strategi Khusus ketika Pandemi Menggoyang Pasar Modal
Berdasarkan pengukuran dari skala 10-poin untuk enam dimensi kesejahteraan, yakni sosial, psikologis, ekonomi, lingkungan, spiritual, dan fisik, mitra Grab di seluruh layanan secara umum menunjukkan adanya peningkatan kualitas hidup sebesar 13% setelah bergabung dengan Grab.
Lebih spesifik, mitra pengemudi GrabBike melaporkan peningkatan paling tinggi pada kualitas hidupnya sebesar 21%, dari skala 6,3 ke 7,6. Sedangkan mitra merchant GrabFood melaporkan nilai kualitas hidup paling tinggi setelah bergabung dengan Grab yakni 8,0.
Survei ini juga menunjukkan bahwa dengan menjadi bagian dari ekosistem Grab juga meningkatkan akses mitra kepada layanan jasa keuangan. 18% dari mitra pengemudi GrabBike dan 12% dari mitra pengemudi GrabCar membuka rekening tabungan pertama mereka ketika bergabung dengan Grab.
Lebih penting lagi, kesempatan pemasukan yang ditawarkan Grab telah memungkinkan lebih banyak mitra untuk menabung secara rutin. 75% mitra pengemudi GrabBike dan 69% mitra pengemudi GrabCar sekarang rutin menabung di bank dengan rata-rata tabungan masing-masing Rp890 ribu hingga Rp1,4 juta.
Sebagai tambahan, 46% dari mitra pengemudi GrabBike, 34% mitra pengemudi GrabCar, dan 50% mitra merchant GrabFood mengatakan mereka dapat meminjam uang dengan lebih mudah setelah bergabung dengan Grab, karena penyedia jasa keuangan lebih memercayai mereka.
Hal ini memberi mereka kesempatan untuk mengajukan pinjaman agar dapat mengembangkan bisnisnya atau berinvestasi pada motor atau mobil baru.
Survei tambahan yang dilakukan kepada mitra Grab di Jabodetabek menemukan hampir semua mitra Grab di berbagai layanan termasuk GrabBike (98%), GrabCar (98%), dan GrabFood (100%) akan tetap mengandalkan Grab untuk mencari penghasilan pasca-Covid-19.
Mitra GrabBike akan mengandalkan lebih banyak layanan berbeda sebagai sumber pemasukannya, di mana 20% akan mengandalkan layanan transportasi, 48% layanan antar makanan, dan 32% pengantaran paket sebagai gabungan sumber pemasukannya.
"Saat Indonesia mulai beradaptasi menyambut era pasca-covid-19, kami percaya platform seperti Grab dan sektor gig economy dapat mendukung Indonesia dalam perjalanannya menuju pemulihan ekonomi. Meski masih banyak ketidakpastian ekonomi di waktu yang akan datang, kami percaya gig economy akan memainkan peran penting dalam membantu mempertahankan mata pencaharian," jelas Direktur Eksekutif Tenggara Strategics Riyadi Suparno. (X-15)
GRAB resmi meluncurkan program akselerator Grab Ventures Velocity (GVV) ke-8 yang didukung oleh Superbank dan Genesis Alternative Ventures.
BPI Danantara menegaskan bahwa hingga saat ini belum terlibat dalam rencana akuisisi PT Goto Gojek Tokopedia Tbk (Goto) oleh Grab.
Kabar keterlibatan Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara) dalam rencana akuisisi GoTo oleh Grab menandai fase baru peran negara dalam menjaga kedaulatan digital.
Chief of Public Affairs Grab Indonesia Tirza Munusamy mengeklaim pihaknya tidak mengenakan komisi lebih dari 20% kepada mitra pengemudi ojek online (ojol).
SANTER dikabarkan akan merger atau bergabung dengan PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (Goto), PT Grab Teknologi Indonesia (Grab) membantah hal tersebut.
KOALISI Ojol Nasional (KON) menolak rencana merger antara Grab dan GoTo. Rencana itu menuai penolakan tegas karena dinggap merugikan pengemudi.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved