Headline

Kenaikan harga minyak dunia mungkin terjadi dalam 4-5 hari dan akan kembali normal.

Fokus

Presiden menargetkan Indonesia bebas dari kemiskinan pada 2045.

Kemenko Perekonomian: Program PEN sudah Berjalan

Ilham Ramadhan Avisena
18/6/2020 11:45
 Kemenko Perekonomian: Program PEN sudah Berjalan
Program bantuan sosial untuk masyarakat terdampak covid-19 ialah salah satu program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) yang telah berjalan.(MI/PIUS ERLANGGA)

DEPUTI Ekonomi Makro dan Keuangan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Iskandar Simorangkir menuturkan, beberapa program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) sedianya telah berjalan dan sesuai dengan rencana.

Hal itu disampaikannya saat disinggung mengenai implementasi program PEN yang terlihat lambat. 

"Banyak juga program yang telah berjalan lebih cepat dan sesuai rencana, tapi laporannya belum disampaikan sehingga seolah-olah lambat. Kemenko justru take a lead untuk percepatan implementasi," tutur Iskandar, Kamis (18/6).

Namun diakui pula beberapa program memang belum terlaksana seperti dukungan pemerintah pada pos pembiayaan koorporasi. Sebab, kata Iskandar, dibutuhkan dukungan hukum yang jelas agar pelaksanaannya dapat tepat sasaran dan terhindar dari penyalahgunaan.

Lebih lanjut ia menuturkan, pada pos UMKM, dukungan pemerintah melalui Kredit Usaha Rakyat (KUR) sejatinya telah berjalan. Sedangkan pada dukungan UMKM lainnya, memerlukan persetujuan dari DPR soal anggaran yang disediakan.

"Kalau KUR untuk UMKM sudah jalan. Kalau UMKM lainnya kan harus persetujuan DPR anggarannya. Kemudian pelaporan (pelaksanaan) diberi waktu hingga bulan berikutnya. Karena UMKM kan jutaan (jumlahnya)," terang Iskandar.

Diketahui, sebelumnya Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dalam konferensi pers APBN KiTA secara virtual pada Selasa (16/6) menyebutkan, pihaknya akan melakukan monitoring dan tracking pada implementasi program PEN.

Sementara implementasi program tersebut, kata menkeu, masih berjalan lamban. Sebab dari paparannya disebutkan implementasi insentif pada bidang kesehatan baru berjalan 1,54% dari anggaran yang disediakan sebesar Rp87,55. Di bidang insentif kepada dunia usaha, pemerintah menganggarkan Rp120,61 triliun dan implementasinya baru berjalan 6,8%.

Kemudian pada dukungan UMKM yang dianggarkan sebesar Rp123,46 triliun, baru 0,06% terimplementasi. Sedangkan pada dukungan sektoral kementerian lembaga dan pemerintah daerah, baru berjalan 3,65% dari anggaran yang disediakan sebesar Rp106,11 triliun.

Perlindungan sosial menjadi pos dengan implementasi lebih baik dibanding pos lainnya. Tercatat, dari anggaran sebesar Rp203,9 triliun yang disediakan, 28,63% telah berjalan penyalurannya.

Baca juga: Pegadaian Turunkan Sampai Bebaskan Bunga

Lebih jauh, Iskandar bilang, melalui program PEN tersebut pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2020 diyakini dapat tumbuh positif. Namun ia enggan menyebutkan proyeksi pemerintah terkait kisaran pertumbuha tersebut.

"Pemerintah memperkirakan dengan PEN dan dimulainya new normal ekonomi, maka ekonomi akan tumbuh positif. Itu untuk kuartal III dan IV 2020, sehingga keseluruhan tahun bisa positif," pungkas Iskandar.

Dihubungi terpisah, ekonom dari Center of Reform on Economics (CORE) Yusuf Rendy Manilet menilai, kecepatan dan ketepatan menjadi kunci penting dalam pelaksanaan program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) yang digagas pemerintah.

"Kecepatan pelaksanaan penting, apalagi jika mengacu pada rencana pemerintah agar ekonomi di kuartal III bisa mulai terjadi pemulihan," kata Yusuf.

Lebih lanjut, Yusuf menilai, taring dari program PEN urung terlihat. Sebab, bila dilihat dari indikator makroekonomi seperti indeks penjualan riil, tingkat inflasi inti dan purchasing manufacturing index (PMI), maka belum ada bukti nyata.

"Ujian keberhasilan program PEN itu ada di kuartal ke III, jika kuartal III pemerintah berhasil tumbuh positif dan lepas dari jeratan resesi maka program PEN berjalan sesuai yang direncanakan pemerintah. Namun jika sebaliknya, maka pemerintah perlu melakukan evaluasi dari penyaluran PEN itu sendiri," jelasnya. (A-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Dwi Tupani
Berita Lainnya