Headline

Dengan bayar biaya konstruksi Rp8 juta/m2, penghuni Rumah Flat Menteng mendapat hak tinggal 60 tahun.

Fokus

Sejumlah negara berhasil capai kesepakatan baru

Cegah Penduduk Miskin Bertambah, Ekonomi Harus Berputar Kembali

M Ilham Ramadhan
04/6/2020 08:05
Cegah Penduduk Miskin Bertambah, Ekonomi Harus Berputar Kembali
Pekerja di kawasan industri Brebes, Jawa Tengah.(MI/Supardji Rasban)

BANK Dunia memprediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2020 hanya akan tumbuh 0% hingga -3,5% diikuti dengan penambahan jumlah penduduk miskin sebanyak 2,1% hingga 3,6% atau setara 5,6 juta hingga 9,6 juta orang karena pandemi covid-19.

Menanggapi hal itu Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Hariyadi Sukamdani menyatakan prediksi Bank Dunia tersebut amat dimungkinkan terjadi. Pemulihan dan penyelamatan ekonomi sulit terjadi dalam waktu sekejap, apalagi tahun berjalan telah berada di pertengahan.

Menurutnya, tidak ada sektor usaha yang dominan ataupun dapat berkontribusi besar dalam pemulihan ekonomi untuk menghindari jatuhnya pertumbuhan ekonomi nasional. Satu-satunya jalan terbaik yang dapat dilakukan hanyalah kembali menggerakkan aktivitas manusia agar perekonomian berputar.

"Susah kalau kita lihat 2020 ini sudah pertengahan tahun dan situasi sudah seperti ini. Sedangkan pemulihan itu memakan waktu. Sekarang itu yang harus segera dilakukan adalah segera mengaktifkan kembali kegiatan ekonomi. Jadi ini sudah benar, PSSB mulai minggu depan kan sudah dilonggarkan. Menurut saya itu sudah langkah yang betul, hanya protokol kesehatannya yang harus betul-betul dipenuhi dan perketat," ujar Hariyadi saat dihubungi, Rabu (3/6).

Bila aktivitas ekonomi telah berjalan kembali, dia memprediksi  sektor usaha perdagangan akan yang paling cepat tumbuh. Pasalnya sektor usaha perdagangan umum selama masa Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) memiliki stok produksi dan dapat diperjualbelikan kembali saat aktivitas ekonomi kembali berjalan. 

Namun menurutnya akan ada tantangan bagi para produsen ketika dimulainya kembali aktivitas ekonomi. Sebab, mereka yang telah terpukul pandemi covid-19 mayoritas tidak memiliki modal kerja.

Stimulus pemulihan ekonomi yang dikeluarkan pemerintah juga disebut Hariyadi belum mencakup modal kerja bagi produsen maupun pelaku usaha. Sehingga hal itu harusnya dipertimbangkan oleh pengambil kebijakan bila ingin geliat ekonomi kembali hidup. (E-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Raja Suhud
Berita Lainnya