Headline
Setnov telah mendapat remisi 28 bulan 15 hari.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta jajarannya untuk menjalankan program jaring sosial bagi 2,7 juta petani dan 1 juta nelayan di seluruh Indonesia. Program tersebut di antaranya menyalurkan bansos untuk meringankan beban hidup mereka selama pandemi Covid-19.
Dalam rapat terbatas yang digelar di Istana Merdeka pada Kamis (28/5), Presiden mengatakan bahwa saat ini pemerintah telah menyiapkan empat skema besar yang bisa ditempuh para petani agar tetap berproduksi dan menjaga ketersediaan bahan pokok.
Keempat skema itu di antaranya, program jaring pengaman sosial untuk meringankan biaya konsumsi rumah tangga, program subsidi bunga kredit, pemberian stimulus sebagai modal kerja bagi para petani dan nelayan yang dapat disalurkan melalui perluasan program KUR, serta bantuan melalui instrumen nonfiskal dengan cara mengupayakan kelancaran rantai pasokan yang akan meningkatkan produktivitas para petani dan nelayan.
Baca Juga: Mentan SYL Pastikan Stok Pangan Aman
Mengenai hal ini, Pengamat Pertanian dan Dekan Fakultas Pertanian UIR, Riau, Ujang Paman Ismail menilai langlah pemerintah dalam mengelola sektor pertanian di tengah pandemi ini sudah sangat tepat, terutama dalam menjawab pandangan sejumlah pihak terkait adanya diskriminasi bantuan.
"Langkah dan terobosan Presiden dalam menerapkan empat skema besar ini sudah sangat tepat dalam menjawab anggapan sinis sejumlah pihak terkait diskriminasi petani. Terus terang saya tidak melihat diskriminasi pada kebijakan pemerintah. Yang ada adalah petani sangat terbantu karena beban mereka selama ini bisa diatasi dengan BLT, KUR dan juga bantuan langsung tunai," ujar Ujang, Jumat (29/5/2020).
Menurut Ujang, skema pemerintah dalam membantu petani dan usaha pertanian sudah terbukti memiliki dampak besar pada ketersediaan bibit, pupuk, dan alat-alat produksi. Apalagi instrumen kebijakan ini bersifat nonfiskal dan mendorong kelancaran supply chain.
Baca Juga: Mentan SYL: Tenang, Stok 11 Bahan Pangan Aman
"Dengan begitu, baik petani maupun usaha tani akan berjalan sebagaimana mestinya, meski dalam situasi pandemi seperti sekarang ini," katanya.
Ujang mengatakan, dengan skema tersebut produksi pertanian tetap berjalan dan produksi pertanian dapat ditingkatkan. Bahkan pemerintah melalui Kementerian Pertanian (Kementan) mampu melesatkan capaian ekspor di tengah suasana pandemi dan hari raya lebaran.
"Jadi apanya yang terpuruk? Wong tanaman pangan dan produksi subsektor lainya juga tetap berjalan dengan baik. Bahkan ekspor kita tumbuh positif," katanya.
Sementara itu, Pengamat Pertanian yang juga Senator DPD RI 2014-2019 dari Sumatera Utara, Parlindungan Purba mengapresiasi kebijakan pemerintah dalam mengandalkan produksi dalam negeri dan meningkatkan nilai ekspor. Menurut dia, kebijakan itu tak lepas dari tangan dingin Mentan Syahrul yang memiliki pengalaman dan track record kerja selama puluhan tahun.
Baca Juga: Antisipasi Kemarau, Kementan Dorong Pengembangan Pangan Lokal
"Peran Pak Syahrul dalam kebijakan ini sangat besar. Saya sangat yakin beliau yang mendorong pertanian kita menjadi lebih hebat, lebih maju, mandiri dan modern," katanya.
Terpisah, Dirjen Hortikultura Kementan Prihasto Setyanto memastikan bahwa persediaan sayur untuk kebutuhan masyarakat selama pandemi korona dalam posisi melimpah. Faktor ini, kata dia disebabkan karena petani terus melakukan produksi secara masif.
"Kalau ada pengamat yang cerita impor sayuran kita meningkat di tahun 2019, mungkin bisa dilihat lagi dari data BPS. Impor terbesar kita hanya terjadi pada bawang putih dan kentang industri" katanya.
Baca Juga: Penyuluh dan Petani Manfaatkan Wabah Korona, Genjot Pangan Lokal
Prohasto mengatakan, bawang terpaksa diimpor karena pasokan dalam negeri belum mencukupi kebutuhan masyarakat. Terlebih baput hanya tumbuh optimal di daerah sub tropis seperti China. Meski demikian, dia memastikan bahwa produksi bawang nasional naik dari 49 ribu ton menjadi 88 ribu ton.
"Walaupun jumlahnya masih belum mencukupi kebutuhan nasional yang mencapai 580 ribu ton per tahun. Begitu juga dengan kentang industri, yang berbeda dengan jenis kentang sayur (granola). Jenis Granola kita malah sudah bisa ekspor. Jadi impor sayuran hanya pada komoditas sayur yang produksi kita masih rendah," katanya.
Sementata itu, Kepala Biro Humas dan Informasi Publik Kementan, Kuntoro Boga Andri menegaskan bahwa kondisi neraca perdagangan pertanian menurut data BPS saat ini dalam kondisi positif. Walau begitu, impor dan ekspor adalah hal yang biasa karena dalam perdagangan internasional tiap negara memiliki keunggulan komparatif dan kondisi agroekologi iklim yang spesifik.
"Yang harus kita jaga adalah, neraca dagangnya menguntungkan bagi kita," katanya.
Baca Juga: Yuk, Coba Pangan Lokal Hasil Pekarangan untuk Lebaran
Untuk diketahui, perbandingan neraca perdagangan Indonesia dan Cina bisa dilihat dari nilai ekspor Indonesia tahun 2019 yang mencapai US$3,89 miliar dan impor senilai US$2,02 milliar. Ini artinya neraca Indonesia di tahun 2019 surplus US$1,87 miliar dari Tiongkok. Sementara di periode Januari-Maret 2020, Indonesia sudah surplus US$164 juta dari Tiongkok untuk komoditas pertanian.
Adapun untuk volume tahun 2019 mencapai 5,762,987 ton atau naik sebesar 49,86% dibanding 2018. Khusus sektor hortikultura neracanya tumbuh sebesar 8,25%. Produksi aneka sayuran 2019 juga naik yang mencapai 13,4 juta ton atau naik 2,67% dari sebelumnya.
"Kami sepakat dengan inovasi dan upaya pemenuhan kebutuhan nasional, serta penting dilakukan simultan. Makanya saat ini pemerintah terus memacu sentra-sentra produksi baru berbasis keunggulan wilayah, agar produk pertanian mampu berkembang, menguntungkan petani dan memenuhi sendiri kebutuhan nasional, serta mengurangi ketergantungan impor," tutupnya. (RO/OL-10)
Penguatan sektor persusuan mendukung program prioritas nasional seperti Makan Bergizi Gratis (MBG) bagi anak sekolah, ibu hamil, dan menyusui
(Kementan) menyampaikan alasan harga pupuk dunia melonjak. Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Sudaryono mengatakan hal itu terjadi akibat beberapa faktor
Salah satu upaya tertuang dalam acara Pelepasan Ekspor dan Business Matching pada kegiatan PADI 2025 di Agro Center Soropadan, Temanggung, Jawa Tengah.
Pemerintah menetapkan harga ayam ras hidup (livebird) minimum Rp18.000/kg berlaku nasional mulai 19 Juni 2025 untuk melindungi peternak dari kerugian.
Kepala Biro Komunikasi dan Layanan Informasi Kementan, Arief Cahyono, mengucapkan selamat atas terpilihnya Ketua Forum Wartawan Pertanian (Forwatan) periode 2025–2028, Beledug Bantolo.
Kementerian Pertanian (Kementan) terus memperkuat komitmennya dalam mewujudkan swasembada pangan nasional melalui penguatan sinergi antara pemerintah pusat dan daerah.
Dengan kehadiran Job Fair & Internship Expo, sama-sama memberi benefit untuk kampus dan industri.
Selain itu, terdiri atas 3 titik parkir, Privilege Parking Spot merupakan area parkir dedicated yang disediakan khusus untuk semua jenis kendaraan elektrifikasi Toyota dan Lexus.
Menaker Ida menegaskan bahwa gedung WDC sebagai bentuk jawaban Pemerintah (BBPVP Bandung) terhadap kebutuhan anak-anak muda di Bandung dan sekitarnya.
Masakan yang dikurasi secara ahli oleh Chef Daniel Chaney, menjanjikan simfoni rasa yang akan membuat lidah Anda terpuaskan.
Bali Safari & Marine Park, salah satu taman safari terbesar di Indonesia, secara rutin mengadakan acara yang dikenal sebagai ‘Hari Harimau’ untuk menghormati dan menyelamatkan harimau.
Program Beasiswa The Future Leader (TFL) menawarkan beasiswa penuh untuk Magister Manajemen di PPM School of Management, yang memiliki dedikasi tinggi dalam pengembangan ilmu manajemen.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved