Headline
. AS kembali memundurkan waktu pemberlakuan tarif resiprokal menjadi 1 Agustus.
. AS kembali memundurkan waktu pemberlakuan tarif resiprokal menjadi 1 Agustus.
Penurunan permukaan tanah di Jakarta terus menjadi ancaman serius.
MINYAK berjangka naik sekitar dua persen pada akhir perdagangan Kamis (Jumat pagi WIB), ketika peningkatan aktivitas penyulingan AS mengimbangi kenaikan mengejutkan persediaan minyak mentah di tengah kekhawatiran bahwa undang-undang keamanan baru Hong Kong dapat mengakibatkan sanksi perdagangan.
Minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Juli naik US$0,55 atau 1,6% menjadi ditutup pada US$35,29 per barel di London ICE Futures Exchange.
Sementara itu, minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Juli naik US$0,9 atau 2,7% menjadi mantap pada US$33,71 per barel di New York Mercantile Exchange.
Pergerakan minyak mentah AS itu mempersempit premi Brent atas WTI ke level terendah sejak pertengahan April.
Persediaan minyak mentah AS naik 7,9 juta barel pekan lalu, melebihi ekspektasi, karena peningkatan besar impor dari Arab Saudi, kata Badan Informasi Energi AS (EIA).
Namun, laporan EIA juga menunjukkan kilang-kilang telah meningkatkan produksi mereka dan stok bensin turun secara tak terduga, sementara persediaan minyak mentah di pusat penyimpanan AS di Cushing, Oklahoma turun 3,4 juta barel.
Pasar pada awalnya jatuh karena kenaikan besar dalam stok minyak mentah, tetapi beralih ke wilayah positif ketika melihat penurunan pada titik pengiriman Cushing untuk WTI, kata Bob Yawger, direktur berjangka energi di Mizuho di New York.
Baca juga: Dolar AS Tertekan Penguatan Euro
Harga minyak telah pulih dalam beberapa pekan terakhir karena antisipasi peningkatan permintaan setelah pandemi virus korona mengurangi konsumsi dunia sekitar 30%. Investasi keseluruhan menurun dan pengurangan produksi AS menyeimbangkan kelebihan pasokan, tetapi permintaan masih belum pulih sepenuhnya.
Pasar juga khawatir Washington dapat menjatuhkan sanksi perdagangan terhadap Tiongkok karena langkah Beijing untuk memberlakukan undang-undang keamanan baru di Hong Kong.
Ketidakpastian tentang komitmen Rusia untuk melanjutkan pengurangan produksi yang dalam membuat reli tetap terkendali. Arab Saudi dan produsen OPEC lainnya sedang mempertimbangkan perpanjangan pemangkasan rekor produksi sampai akhir 2020 tetapi belum mendapatkan dukungan dari Rusia, menurut OPEC+ dan sumber-sumber industri Rusia. (A-2)
Pada Juli, negara-negara OPEC+ mencatatkan peningkatan produksi minyak sebesar 411.000 barel per hari.
Presiden Donald Trump meminta Arab Saudi dan OPEC menurunkan harga minyak untuk membantu mengakhiri perang Rusia-Ukraina.
Harga minyak mentah dunia merupakan indikator penting dalam ekonomi global. Fluktuasi harga minyak mentah berdampak langsung pada berbagai sektor.
Harga minyak mencapai level tertinggi baru dalam lima bulan pada Rabu (3/4). Emas meluncur ke puncak sepanjang masa di US$2,230.15 per ons sebelum turun sedikit.
Harga minyak hari ini diprediksi mengalami kenaikan. Meski terjadi koreksi harga minyak sesekali, tetapi tren umumnya menunjukkan kecenderungan naik.
Harga minyak WTI naik +1,9% ke level US$82,6 pada perdagangan hari Senin (18/3) malam, menandai level tertingginya dalam 4 bulan terakhir.
Tiongkok mengimbau komunitas global untuk memperkuat upaya menurunkan ketegangan dan mencegah krisis regional berdampak lebih luas.
"Indonesia harus menunjukkan kesiapan dan ketanggapan dalam menghadapi dampak lanjutan dari dinamika kawasan Timur Tengah.
Pascaserangan rudal Iran ke pangkalan militer AS, harga minyak jatuh dan saham AS melonjak.
PEMERINTAH memastikan tekanan global imbas perang Ira-Israel masih dapat dimitgasi. Gejolak yang terjadi pada perekonomian masih dalam batas aman dan belum mengkhawatirkan.
Harga minyak mengalami lonjakan tajam usai Amerika Serikat menyerang fasilitas nuklir Iran.
Penutupan Selat Hormuz diprediksi bakal mengganggu suplai minyak dunia, menyebabkan lonjakan harga, dan untuk sementara waktu mencegah kapal perang AS keluar dari Teluk Persia.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved