Headline

Mantan finalis Idola Cilik dan kreator konten juga memilih menikah di KUA.

Fokus

Ketegangan antara Thailand dan Kamboja meningkat drastis sejak insiden perbatasan

Wall Street Ditutup Menguat Terkerek Kenaikan Sektor Energi

Antara
21/5/2020 08:51
Wall Street Ditutup Menguat Terkerek Kenaikan Sektor Energi
Saham-saham di Wall Street lebih tinggi pada akhir perdagangan Rabu (Kamis pagi WIB), didukung oleh kenaikan kuat di sektor energi.(AFP)

SAHAM-SAHAM di Wall Street lebih tinggi pada akhir perdagangan Rabu (Kamis pagi WIB), didukung oleh kenaikan kuat di sektor energi seiring dengan kenaikan harga minyak di pasar global.

Indeks Dow Jones Industrial Average naik 369,04 poin atau 1,52%, menjadi ditutup di 24.575,90 poin. Indeks S&P 500 naik 48,67 poin atau 1,67%, menjadi berakhir di 2.971,61 poin. Indeks Komposit Nasdaq ditutup meningkat 190,67 poin atau 2,08%, menjadi 9.375,78 poin.

Saham raksasa energi AS, Chevron dan Exxon Mobil masing-masing terangkat 3,77% dan 3,25%, berkontribusi terhadap pasar lebih luas.

Sektor energi S&P 500 ditutup melonjak 3,82%, menjadi kelompok dengan kinerja terbaik.

Wall Street juga mencerna risalah pertemuan terbaru dari bank sentral AS. Risalah yang dirilis pada Rabu (20/5) dari pertemuan Federal Reserve (Fed) pada April menunjukkan keprihatinan mendalam tentang ekonom terbesar di dunia itu.

"Para peserta menilai bahwa dampak dari wabah virus korona dan krisis kesehatan masyarakat yang sedang berlangsung akan terus membebani aktivitas ekonomi, pekerjaan, dan inflasi dalam waktu dekat dan akan menimbulkan risiko yang besar terhadap prospek ekonomi dalam jangka menengah," risalah mengatakan.

Baca juga: Harga Minyak Terangkat oleh Stok AS Turun dan Permintaan Naik

Risalah pertemuan tersebut datang satu hari setelah kesaksian Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin dan Ketua Federal Reserve Jerome Powell.

Keduanya menggambarkan ekonomi dalam istilah suram di hadapan Senat, tetapi mereka berbeda tentang cara memperbaikinya.

Mnuchin menyerukan pembukaan kembali yang cepat, memperingatkan ada "risiko kerusakan permanen" jika negara menunda pembukaan kembali ekonomi.

Powell menyerang dengan nada yang lebih hati-hati, menekankan pentingnya mengendalikan virus. Dia mengulangi komitmen bank sentral untuk "menggunakan berbagai alat kami untuk mendukung perekonomian di masa yang sulit ini bahkan ketika kami menyadari bahwa tindakan ini hanya bagian dari respons sektor publik yang lebih luas."

Pada Rabu sore (20/5), lebih dari 1,54 juta kasus covid-19 yang dikonfirmasi telah dilaporkan di Amerika Serikat, dengan lebih dari 92.700 kematian, menurut Pusat Sains dan Teknik Sistem (CSSE) di Universitas Johns

Hopkins. (A-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Dwi Tupani
Berita Lainnya