Headline
Bansos harus menjadi pilihan terakhir.
SAHAM-SAHAM di Wall Street lebih tinggi pada akhir perdagangan Rabu (Kamis pagi WIB), didukung oleh kenaikan kuat di sektor energi seiring dengan kenaikan harga minyak di pasar global.
Indeks Dow Jones Industrial Average naik 369,04 poin atau 1,52%, menjadi ditutup di 24.575,90 poin. Indeks S&P 500 naik 48,67 poin atau 1,67%, menjadi berakhir di 2.971,61 poin. Indeks Komposit Nasdaq ditutup meningkat 190,67 poin atau 2,08%, menjadi 9.375,78 poin.
Saham raksasa energi AS, Chevron dan Exxon Mobil masing-masing terangkat 3,77% dan 3,25%, berkontribusi terhadap pasar lebih luas.
Sektor energi S&P 500 ditutup melonjak 3,82%, menjadi kelompok dengan kinerja terbaik.
Wall Street juga mencerna risalah pertemuan terbaru dari bank sentral AS. Risalah yang dirilis pada Rabu (20/5) dari pertemuan Federal Reserve (Fed) pada April menunjukkan keprihatinan mendalam tentang ekonom terbesar di dunia itu.
"Para peserta menilai bahwa dampak dari wabah virus korona dan krisis kesehatan masyarakat yang sedang berlangsung akan terus membebani aktivitas ekonomi, pekerjaan, dan inflasi dalam waktu dekat dan akan menimbulkan risiko yang besar terhadap prospek ekonomi dalam jangka menengah," risalah mengatakan.
Baca juga: Harga Minyak Terangkat oleh Stok AS Turun dan Permintaan Naik
Risalah pertemuan tersebut datang satu hari setelah kesaksian Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin dan Ketua Federal Reserve Jerome Powell.
Keduanya menggambarkan ekonomi dalam istilah suram di hadapan Senat, tetapi mereka berbeda tentang cara memperbaikinya.
Mnuchin menyerukan pembukaan kembali yang cepat, memperingatkan ada "risiko kerusakan permanen" jika negara menunda pembukaan kembali ekonomi.
Powell menyerang dengan nada yang lebih hati-hati, menekankan pentingnya mengendalikan virus. Dia mengulangi komitmen bank sentral untuk "menggunakan berbagai alat kami untuk mendukung perekonomian di masa yang sulit ini bahkan ketika kami menyadari bahwa tindakan ini hanya bagian dari respons sektor publik yang lebih luas."
Pada Rabu sore (20/5), lebih dari 1,54 juta kasus covid-19 yang dikonfirmasi telah dilaporkan di Amerika Serikat, dengan lebih dari 92.700 kematian, menurut Pusat Sains dan Teknik Sistem (CSSE) di Universitas Johns
Hopkins. (A-2)
Pengamat Celios, Nailul Huda, memprediksi BI akan mempertahankan BI Rate, seiring keputusan The Fed dan kondisi ekonomi yang tidak mendukung perubahan suku bunga.
Bank Sentral Amerika (AS) atau The Federal Reserve (The Fed) memutuskan untuk mempertahankan suku bunga acuan untuk kelima kalinya tahun ini.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI), pada Selasa 29 Juli 2025, dibuka menguat 11,02 poin atau 0,14% ke posisi 7.625,79.
Presiden Donald Trump mengatakan sangat kecil kemungkinan untuk memecat ketua The Fed Jerome Powell.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), pada Kamis 10 Juli 2025, diperkirakan bergerak menguat Penguatan bisa terjadi karena didorong sentimen global.
BANK Indonesia memperkirakan Federal Reserve (The Fed) akan melonggarkan kebijakan moneternya secara bertahap dalam dua tahun mendatang.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI), pada perdagangan Kamis 7 Agustus 2025, dibuka menguat 42,59 poin atau 0,57% ke posisi 7.546,34.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI), pada perdagangan Rabu 6 Agustus 2025, dibuka menguat 16,41 poin atau 0,22 persen ke posisi 7.531,60.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada perdagangan Selasa, 5 Agustus 2025, diprediksi bergerak mendatar.
Pengguna dapat mengembangkan strategi investasi yang lebih dinamis seperti memasang order beli dan jual sebelum bursa saham Amerika dibuka.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada perdagangan Senin, 28 Juli 2025, dibuka menguat 87,25 poin atau 1,16% ke posisi 7.630,75.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved