Headline

Tingkat kemiskinan versi Bank Dunia semakin menjauh dari penghitungan pemerintah.

Fokus

Perluasan areal preservasi diikuti dengan keharusan bagi setiap pemegang hak untuk melepaskan hak atas tanah mereka.

Korona Paksa Garuda Tunda Bayar Utang dan Tunda Gaji

Hilda Julaika
29/4/2020 13:39
Korona Paksa Garuda Tunda Bayar Utang dan Tunda Gaji
Repatriasi WNI dengan pesawat Garuda Indonesia yang disewa khusus di Bandar Udara Internasional Velana, Maladewa.(ANTARA FOTO/KBRI Colombo)

DIREKTUR Utama (Dirut) Garuda Indonesia Irfan Setiaputra mengeluhkan adanya pandemi covid-19 telah menghantam bisnis layanan penerbangan oleh Garuda Indonesia. Menurutnya, tren penurunan ini akan berlanjut usai adanya Peraturan Menteri Perhubungan (Permenhub) No 25 Tahun 2020 tentang Pengendalian Transportasi Selama Masa Mudik Idul Fitri Tahun 1441 Hijriah dalam rangka Pencegahan Penyebaran Corona Virus Disease 2019 (Covid-19).

“Penurunan berlanjut sampai Mei ini kita akan lihat makin drastis menjelang Lebaran. Penurunan cukup drasti ini karena adanya Permen 25/2020 yang dikeluarkan oleh Kemenhub,” papar Irfan saat menyampaikan laporan di Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisis VI DPR RI secara virtual, Rabu (29/4).

Lebih rinci pihaknya menjelaskan, indikasi penurunan sudah terlihat sejak kuartal 1 2020 ini dengan terjadinya naik-turun pada layanan penerbangan. Menurutnya ini disebabkan oleh penutupan penerbangan ke Tiongkok yang dalam keadaan normal memiliki 13 penerbangan dalam sepekan. Selanjutnya, penurunan ini disumbang oleh adanya penutupan umroh oleh Saudi Arabia.

“Kuartal I terjadi naik turun penerbangan kita, sebenarnya dipengaruhi dampaknya penutupan penerbangan ke Tiongkok ada 13 penerbangan dalam seminggu tutup secara drastis walau tetap buka ke Hongkong. Impact sangat besar penutupan Saudi Arabia menghentikan umroh,” urainya.

Baca juga: Penghentian Operasional Angkot

Terlebih baru-baru ini Kemenhub telah mengeluarkan Permenhub 25/2020 mengenai aturan larangan mudik lebaran. Irfan menilai, tren penurunan ini akan kembali berlanjut.

Pihaknya pun menyikapi kondisi ini dengan beberapa hal. Salah satunya dengan menunda pembayaran hutang ke pihak ketiga yang jatuh tempo pada Juni ini. Lalu melakukan negosiasi kondisi covid-19 pada pemberi sewa pesawat yang pembayarannya termasuk tinggi. Secara internal pun ada penundaan pembayaran gaji karyawan direksi hingga insentif tahunan dan tunjangan-tunjangan.

“Bagaimana Garuda menyikapi covid-19 ini, mohon dipahami pukulan terbesar di sisi cash, rencana awal tahun meneruskan hasil positif tahun lalu namun terhenti oleh covid-19. Ada aktivitas terus lakukan bahwa kita survive, melakukan treatment memprediksi andaikan sampai Desember tetap seperti ini, menunda pembayarn pihak ketiga karena Garuda punya kewajiban cukup besar,” ujarnya.

Saat ini, Garuda Indonesia mengandalkan pada layanan kargo antarkota, antarnegara, serta kemanusiaan. Layanan pengangkutan bantuan dari Tiongkok, Korea, Jepang, dan Hongkong ini dimanfaatkan seluruh maskapai Indonesia lewat layanan kargo.

“Logistik ini diletakan di kursi penumpang. Beban 210 kg asumsi 75 kg plus minus 210 kg bisa ditaro di 3 kursi. Ditaro di kanan dan kiri, gaboleh ditaro di tengah sehingga bisa memaksimalkan pengiriman kargo di jalur penumpang. Banyak kargo daerah Jakarta ini sesuai pemerintah memastikan layanan barang dan logistik masih berlangsung,” katanya.

Pihaknya pun menjelaskan saat ini masih melakukan penerbangan untuk penumpang ke rute-rute internasional yang sudah menjadi komitmen seperti Jepang, Korea Selatan, hingga Australia secara dinamis yang terus dimonitor. Adapun untuk rute domestik Irfan menyebut maskapai ini masih melakukan penerbangan khusus kargo mengikuti aturan dari pemerintah. Sedangkan untuk rute domestik bagi penumpang tetap dibuka di luar wilayah zona merah dan PSBB. (OL-4)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Akhmad Mustain
Berita Lainnya