Headline

PRESIDEN Amerika Serikat (AS) Donald Trump telah menetapkan tarif impor baru untuk Indonesia

Fokus

MALAM itu, sekitar pukul 18.00 WIB, langit sudah pekat menyelimuti Dusun Bambangan

Covid-19 Mengancam Penghasilan Mayoritas Warga

Ant/X-8
18/4/2020 06:15
Covid-19 Mengancam Penghasilan Mayoritas Warga
Survei Terkait dengan Covid-19(SMRC/L-1)

PANDEMI covid-19 tak hanya berdampak buruk pada kesehatan, tetapi juga berimplikasi serius pada kehidupan masyarakat. Mayoritas rakyat Indonesia bahkan menyatakan wabah virus menular itu telah mengancam penghasilan mereka.

Hasil survei yang dilakukan Saiful Mujani Research & Consulting (SMRC) menyebutkan 77% warga mengakui pendapatan mereka benar-benar terancam akibat virus covid-19. Dari 77% itu, sekitar 25% warga atau 50 juta warga dewasa menyatakan sudah tidak bisa lagi memenuhi kebutuhan pokok tanpa pinjaman.

‘’Sebanyak 15% warga menyatakan tabungan yang dimiliki hanya cukup untuk beberapa minggu, sedangkan 15% warga lainnya menyatakan tabungan yang dimiliki hanya cukup untuk satu minggu,” terang Direktur Eksekutif SMRC, Sirojuddin Abbas, dalam keterangan tertulis di Jakarta, kemarin.

Survei itu menunjukkan pula bahwa 67% rakyat Indonesia menyatakan kondisi ekonominya semakin memburuk sejak pandemi covid-19. Yang menyatakan tidak ada perubahan sebanyak 24% dan yang menyatakan lebih baik hanya 5%.

Sirojuddin menyampaikan bahwa warga yang paling merasakan dampak paling tinggi berada di Jawa Tengah (75%), Sulawesi Selatan (73%), dan DKI Jakarta (71%). Kelompok yang paling terdampak bekerja di sektor informal.

Survei itu dilakukan pada 9 hingga 12 April 2020 dan melibatkan 1.200 responden. Wawancara dilakukan melalui telepon yang dipilih secara acak dengan margin of error 2,9%.

Fakta di lapangan pun memperlihatkan bahwa pendapatan rakyat benar-benar terpukul. Di Batanghari, Jambi, misalnya, muncul banyak data baru warga tidak mampu yang terdampak pandemi korona. ‘’Salah satunya petani karet tidak dapat menjual karetnya ke gudang-gudang penampungan,’’ ujar Bupat Batanghari Syahirsah.

Dia menyebutkan ada penambahan data baru sekitar 30 ribu kepala keluarga (KK) yang tak mampu akibat covid-19. Sebelumnya, berdasarkan data Terpadu Kesejahteraan Sosial (TKS) Kabupaten Batanghari, ada 25 ribu KK warga tidak mampu di daerah itu.

Untuk meringankan beban rakyat, pengamat ekonomi dari CSIS, Fajar Hirawan, mendorong penyiapan skema bantuan sosial atau bansos jangka menengahpanjang untuk mengatasi dampak covid-19 karena belum diketahui kapan pandemi ini akan berakhir.

‘’Bansos tiga bulan mungkin mampu menolong sementara atau dalam jangka pendek. Akan tetapi, juga harus dipikirkan bagaimana jangka menengah dan panjang untuk menormalisasi keadaan,’’ kata Fajar. (Ant/X-8)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Kardashian
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik