Headline

Disiplin tidak dibangun dengan intimidasi.

Cegah Hibernasi Industri

M Ilham RA
15/4/2020 08:00
Cegah Hibernasi Industri
Pekerja di industri otomotif. Bank Dunia menyarankan pemerintah menyelamatkan industri yang saat ini alami hibernasi.(Antara/Aloysius Jarot Nugroho)

BANK Dunia menyarankan pemerintah Indonesia segera mengambil tindakan cepat dan tepat guna menyelamatkan industri yang saat ini sudah di fase hibernasi akibat pandemi covid-19.

Dalam paparannya lewat konferensi video kemarin, Kepala Ekonom Bank Dunia untuk Indonesia Frederico Gil Sanders menuturkan, masih kuatnya fondasi ekonomi Indonesia ketimbang negara-negara lain bisa menjadi modal utama penyelamatan industri.

“Pemerintah Indonesia perlu mengambil kebijakan yang mampu menolong dan menyelamatkan dunia industri di masa pandemi ini. Pasalnya, saat ini banyak industri yang tengah memasuki fase hibernasi lantaran tidak dapat berproduksi seperti biasanya,” ujarnya.

Situasi itu, sambung Frederico, menghasilkan efek domino dan membuat perputaran ekonomi tidak dapat berjalan dengan normal.
 
“Kita tentu tidak ingin industri jadi bangkrut. Karena itu akan memakan waktu lama untuk kembali memulihkannya. Jadi perlu ada kebijakan yang bisa diambil untuk membangunkan industri dari hibernasi akibat pandemi covid-19,” tuturnya.

Dalam pengamatannya, pemerintah Indonesia saat ini masih di jalur yang tepat dalam memitigasi dampak ekonomi dari pandemi covid-19. Bauran kebijakan yang dikeluarkan pemerintah bersama otoritas moneter berjalan dengan baik dan tepat sehingga Indonesia masih memiliki fondasi ekonomi yang lebih kuat.

Sejalan dengan itu, ia menyarankan pemerintah segera membuat rencana jangka pendek, di antaranya dengan mengeluarkan berbagai stimulus yang dapat memberi napas kepada industri yang terdampak pandemi, bukan industri yang yang baru merangkak sebelum ada pandemi covid-19.

“Menghindari moral hazard menjadi hal yang sangat penting,” tutur Frederico.

Senin (13/4), Bank Indonesia (BI) melaporkan adanya penurunan kinerja industri pengolahan domestik pada kuartal I-2020 yang berada di fase kontraksi dengan indeks sebesar 45,64%, turun dari triwulan IV-2019 sebesar 51,50%.

Penurunan terjadi pada seluruh komponen pembentuk prompt manufacturing index (PMI) Bank Indonesia, dengan penurunan terdalam pada komponen volume produksi. Penyebabnya, yaitu penurunan permintaan dan gangguan pasokan akibat covid-19.

Insentif 11 industri

Di kesempatan berbeda, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan pihaknya sedang memfinalisasi rancangan insentif pajak untuk 11 sektor industri selain manufaktur sebagai stimulus di tengah pandemi covid-19.

“Saat ini, kita fokus ke industri manufaktur. Tapi, Menko Perekonomian (Airlangga Hartarto) dan kami (Kementerian Keuangan) memutuskan akan ada insentif tambahan ke 11 sektor di luar manufaktur,” kata Sri Mulyani dalam konferensi pers virtual seusai sidang kabinet paripurna dari Istana Bogor, Jawa Barat, kemarin.

Ke-11 sektor industri itu merupakan sektor yang terdampak covid-19, di antaranya transportasi, perhotelan, dan perdagangan.

Menkeu mengisyaratkan insentif fiskal yang diberikan, salah satunya, akan serupa dengan insentif yang sebelumnya diberikan ke sektor manufaktur yakni pembebasan pajak penghasilan (PPh) Pasal 21 atau pajak gaji karyawan. Kemudian akan terdapat insentif untuk merelaksasi pajak pertambahan nilai (PPN) dan seterusnya.

“Termasuk pajak karyawan, PPN-nya dipercepat, pajak korporasi dikurangkan untuk pembayaran berkala 30%. Ini diharapkan dapat memberikan daya tahan bagi perusahaan di 11 sektor tadi,” ujar dia.
(Pra/Ant/E-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Raja Suhud
Berita Lainnya