Headline
Hakim mestinya menjatuhkan vonis maksimal.
Talenta penerjemah dan agen sastra sebagai promotor ke penerbit global masih sangat sedikit.
HARGA jual kedelai impor di Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, pekan ini mengalami lonjakan menjadi Rp8.150 per kilogram dari harga jual sebelumnya berkisar Rp6.500/kg.
"Harga jual kedelai impor normalnya memang berkisar 6.500/kg. Akan tetapi, sejak adanya pandemi virus Korona yang mengakibatkan beberapa daerah melakukan antisipasi penyebaran virus Korona sehingga berdampak pada distribusinya," kata Ketua Primer Koperasi Tahu-Tempe Indonesia (Primkopti) Kabupaten Kudus Amar Ma`ruf di Kudus, Selasa (14/4).
Akibatnya, lanjut dia, harga jual kedelai impor terdongkrak naik secara bertahap hingga akhirnya mencapai angka Rp8.000 lebih per kilogramnya.
Lonjakan harga sebesar itu, lanjut dia, tentunya sangat jarang karena harga jual kedelai tertinggi beberapa tahun terakhir, yakni pada tahun 2018 yang mencapai Rp7.500/kg.
Meskipun demikian, lanjut dia, permintaan kedelai impor tetap stabil berkisar 15 ton per harinya.
Hal itu, dimungkinkan karena permintaan pasar tetap stabil sehingga perajin juga tetap memproduksi dengan kapasitas yang hampir sama dengan sebelum ada wabah virus Korona.
Untuk stok kedelai impor sementara ini hanya tersedia 25 ton dan masih bisa ditambah sesuai kebutuhan perajin tahu maupun tempe.
Jumlah pengusaha tahu dan tempe di Kabupaten Kudus diperkirakan mencapai 300-an pengusaha yang tersebar di sejumlah kecamatan, seperti Kecamatan Kota, Jekulo, Kaliwungu, Dawe, Bae, Gebog, Undaan, Mejobo dan Jati. (OL-12)
KETUA Umum Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo), Roy Nicholas Mandey meminta pemerintah agar tidak mempersulit impor bahan baku dan bahan penolong produksi.
CALON wakil presiden nomor urut 3, Mahfud Md menyoroti masih tingginya impor pangan yang dilakukan oleh pemerintah pada Debat Cawapres yang digelar Komisi Pemilihan Umum (KPU)
Firman mengaku telah membaca dari berbagai literatur dan penelitian produk GMO yang dianggap dapat memberikan dampak negatif bagi kesehatan, lingkungan dan lain-lain.
Salah satu komoditas yang akan terkerek buntut peningkatan nilai Dolar AS adalah kedelai, yang banyak menjadi bahan baku pangan di Indonesia.
KETUA Umum Gabungan Pengusaha Ekspor Indonesia (GPEI) Benny Soetrisno membenarkan biaya produksi sektor usaha yang menggunakan dolar AS akan meningkat kalau dikonversikan
Perajin tempe sekaligus produsen keripik tempe Joko Asrori mengaku selama puluhan tahun menjalani bisnis, ia sama sekali tidak pernah menggunakan kedelai lokal sebagai bahan baku.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved