Headline

Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.

Fokus

F-35 dan F-16 menjatuhkan sekitar 85 ribu ton bom di Palestina.

BI Tetap Pertahankan Suku Bunga

Despian Nurhidayat
14/4/2020 17:02
BI Tetap Pertahankan Suku Bunga
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo(ANTARA/Puspa Perwitasari)

GUBERNUR Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo baru saja mengumumkan bahwa pihaknya memutuskan untuk tetap mempertahankan BI 7-Day Reverse Repo Rate sebesar 4,50%, suku bunga Deposit Facility sebesar 3,75%, dan suku bunga Lending Facility sebesar 5,25%.

Diketahui bahwa pengambilan keputusan ini dilakukan dengan mempertimbangkan perlunya menjaga stabilitas eksternal di tengah ketidakpastian pasar keuangan global yang saat ini masih relatif tinggi.

"Meskipun BI tetap melihat adanya ruang penurunan suku bunga dengan rendahnya tekanan inflasi dan perlunya mendorong pertumbuhan ekonomi, kami memutuskan untuk tetap mempertahankan suku bunga," ungkap Perry dalam penyampaian Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI melalui video conference, Selasa (14/4).

Lebih lanjut, Perry menambahkan bahwa pandemi covid-19 yang semakin meluas ke seluruh dunia telah berdampak pada meningkatnya risiko resesi perekonomian global pada 2020. Meskipun demikian, dia pun tak memungkiri bahwa saat ini pengaruh dampak covid-19 terhadap kepanikan pasar keuangan dunia juga berangsur-angsur mulai menurun.

Menurutnya, risiko resesi ekonomi global pada 2020 dipengaruhi oleh penurunan permintaan serta terganggunya proses produksi antara lain akibat terbatasnya mobilitas manusia sejalan dengan kebijakan mengurangi risiko penyebaran covid-19.

"Sejalan dengan risiko ini, pertumbuhan ekonomi negara maju seperti Amerika Serikat dan banyak negara di kawasan Eropa diprakirakan mengalami kontraksi pada tahun 2020, meskipun berbagai kebijakan ultra-akomodatif dari kebijakan fiskal dan moneter telah ditempuh," lanjutnya.

Perry mengatakan bahwa risiko resesi ekonomi dunia akan terjadi pada Triwulan-II dan Triwulan-III 2020, sesuai dengan pola pandemi covid-19. Namun, pada Triwulan-IV 2020 diperkirakan kondisi ekonomo dunia akan kembali membaik.

Hal itu dikatakan tercermin dari kepanikan pasar keuangan dunia yang sempat meningkat tinggi pada Maret 2020, mulai berkurang pada April 2020. Ia menekankan bahwa berkurangnya kepanikan didukung oleh sentimen positif atas berbagai respons kebijakan yang ditempuh di banyak negara.

"Risiko pasar keuangan dunia yang berkurang seperti tercermin pada penurunan volatility index (VIX) dari 85,4 pada 18 Maret 2020 menjadi 41,2 pada 14 April 2020," ujar Perry.

Atas hal tersebut, Perry menegaskan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia juga akan mengalami penurunan signifikan pada Triwulan-II dan Triwulan III-2020 sejalan dengan prospek kontraksi ekonomi global dan juga dampak ekonomi dari upaya pencegahan peyebaran covid-19.

Perekonomian nasional diprakirakan kembali membaik mulai Triwulan IV-2020 dan secara keseluruhan pertumbuhan ekonomi tahun 2020 diprakirakan dapat menuju 2,3% dan akan meningkat lebih tinggi pada tahun 2021.

"Selain dipengaruhi prospek perbaikan ekonomi global, pemulihan ekonomi nasional juga didorong berbagai kebijakan yang ditempuh Pemerintah, Bank Indonesia, dan otoritas terkait," pungkasnya. (OL-4)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Akhmad Mustain
Berita Lainnya