Headline

Program Makan Bergizi Gratis mengambil hampir separuh anggaran pendidikan.

Ekonomi RI Terancam Resesi, Menkeu : Kita upayakan Tidak Terjadi

Andhika Prasetyo
14/4/2020 14:30
Ekonomi RI Terancam Resesi, Menkeu : Kita upayakan Tidak Terjadi
Menteri Keuangan Sri Mulyani(Antara/Muhamad Adimaja)

Pemerintah berupaya keras menghindarkan perekonomian Indonesia masuk dalam jurang resesi. Ancaman resesi terjadi bila dua kuartal berturut-turut pertumbuhan ekonomi berada di area negatif.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan angka dasar (baseline) pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) nasional tahun ini akan sangat terkoreksi karena pandemi covid-19.

Dari semula ditetapkan pemerintah sebesar 5,3%, pertumbuhan diperkirakan bisa melemah sampai 2,3%. Bahkan, jika situasi tidak membaik dalam waktu dekat, pertumbuhan bisa turun sampai 0% di 2020.

"Dalam situasi ini, kita perkirakan skenario pertumbuhan 2020 akan sangat tergantung pada jejak dari dampak covid-19 ke depan. Skenario terberat yaitu estimasi 2,3%," ujar Sri Mulyani usai mengikuti Sidang Kabinet Paripurna, Selasa (14/4).

Kuartal kedua tahun ini diperkirakan akan menjadi periode terberat dengan angka pertumbuhan di kisaran 0,3% hingga minus 2,6%.

Untuk kuartal ketiga, perempuan yang akrab disapa Ani itu masih melihat ada dua skenario yang bisa terjadi yakni covid-19 mulai mereda atau masih terus berlanjut.

"Jika sudah selesai, kuartal ketiga mungkin akan ada recovery di 1,5% sampai 2,8%. Tapi kalau kondisi berat berlanjut, kemungkinan akan terjadi resesi. Dua kuartal berturut-turut PDB kita negatif. Ini sedang kita upayakan untuk tidak terjadi. Memang sangat berat, namun kita menghadapi kondisi yang luar biasa," jelas dia.

Untuk menghindari kemungkinan terburuk itu, pemerinrah fokus menggunakan instrumen APBN untuk tiga hal yaitu pemenuhan gizi dan kesehatan, jaring pengaman sosial dan dukungan kepada dunia usaha terutama sektor informal dan UMKM.

Dalam situasi seperti sekarang, Ani mengatakan APBN akan menanggung beban yang luar biasa.

"Seluruh sektor mengalami dampak. Penerimaan negara diperkirakan akan mengalami tekanan. Kita perkirakan sekitar 10% kontraksi penerimaan negara karena kita memberikan berbagai insentif perpajakan dan adanya perlambatan," tuturnya.

Adapun, dari sisi belanja akan naik sekitar 3% namun ini yang sedang kita jaga melalui berbagai langkah refocusing anggaran serta sebagaimana diinstruksikan Presiden Joko Widodo. Sementara, defisit anggaran diperkirakan naik sampai 5%. (E-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Raja Suhud
Berita Lainnya