Headline
Setnov telah mendapat remisi 28 bulan 15 hari.
EKONOM dari Center of Reform on Economic (Core) Indonesia, Piter Abdullah, menilai langkah pemerintah menganggarkan Rp405,1 triliun untuk stimulus penanganan pandemi covid-19 dan penyelamatan ekonomi telah tepat. Langkah konservatif pemerintah itu perlu diapresiasi.
“Menurut saya, langkah pemerintah ini sudah sangat konservatif atau hati-hati. Sebagian stimulus dibiayai dengan sisa anggaran lebih (SAL), baru sisanya ditutup dengan utang baru, baik utang luar negeri maupun penerbitan recovery bond,” ujar Piter, Kamis (2/4).
Piter menambahkan, saat ini tidak lagi relevan mematok anggaran yang disediakan akan dipakai untuk pembiayaan apa. Menurutnya, stimulus yang diberikan pemerintah memang diperuntukkan pada hal-hal prioritas.
Menkeu Sri Mulyani Indrawati sebelumnya mengungkapkan dana stimulus Rp405,1 triliun bisa didapatkan pemerintah dengan memanfaatkan SAL yang ada di Bank Indonesia sebesar Rp160 triliun, penghematan belanja negara sekitar Rp190 triliun, realokasi anggaran sebesar Rp54,6 triliun, penggunaan dana abadi, dan penerbitan surat utang negara. SAL merupakan akumulasi dari sisa lebih pembiayaan anggaran (SiLPA) atau sisa kurang pembiayaan anggaran (SiKPA) tahun anggaran sebelumnya dan berjalan seusai ditutup ditambah atau dikurangi koreksi pembukuan.
Presiden Joko Widodo meminta program bantuan pemerintah segera dieksekusi untuk meringankan beban masyarakat. Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan pun mengatakan jajaran menteri telah berkoordinasi dengan pemerintah daerah terkait penerapan kebijakan itu. Skema pemberian yang tepat juga tengah dalam proses pembahasan.
Pada kesempatan berbeda, Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengatakan, meskipun saat ini perekonomian global tengah melemah akibat pandemi covid-19, BI tetap optimistis dengan pertumbuhan ekonomi Indonesia. Bahkan, ia melihat nilai tukar rupiah yang saat ini fluktuatif di level 16.000 per dolar AS, di tahun 2020 nilai tukar rupiah akan membaik. Bahkan, ia optimistis nilai tukar rupiah akan menyentuh angka 15.000 per dolar AS di akhir 2020. Hal ini disebabkan pada saat ini pemerintah dan BI terus menstabilisasi nilai tukar rupiah. (Mir/Des/Pra/X-6)
Vaksin penguat atau booster Covid-19 masih diperlukan karena virus dapat bertahan selama 50-100 tahun dalam tubuh hewan.
ORGANISASI Kesehatan Dunia (WHO) baru-baru ini mencatatkan jumlah kasus covid-19 secara global mengalami peningkatan 52% dari periode 20 November hingga 17 Desember 2023.
PJ Bupati Majalengka Dedi Supandi meminta masyarakat untuk mewaspadai penyebaran Covid-19. Pengetatan protokol kesehatan (prokes) menjadi keharusan.
PEMERINTAH Palu, Sulawesi Tengah, mengimbau warga tetap waspada dan selalu disiplin menerapkan protokol kesehatan menyusul dua kasus positif covid-19 ditemukan di kota itu.
ORGANISASI Kesehatan Dunia (WHO) mengklasifikasikan jenis virus covid-19 varian JN.1 sebagai VOI atau 'varian yang menarik'.
DINAS Kesehatan (Dinkes) Batam mengonfirmasi bahwa telah terdapat 9 kasus baru terpapar Covid-19 di kota tersebut,
PASCAPANDEMI, penggunaan masker saat ini mungkin sudah tidak menjadi kewajiban. Namun demikian, penggunaan masker nyatanya menjadi salah satu benda penting untuk melindungi diri.
Pengurus IDI, Iqbal Mochtar menilai bahwa kekhawatiran masyarakat terhadap vaksin berbasis Messenger Ribonucleic Acid (mRNA) untuk covid-19 merupakan hal yang wajar.
Teknologi vaksin mRNA, yang pernah menyelamatkan dunia dari pandemi covid-19, kini menghadapi ancaman.
Menteri Kesahatan AS Robert F. Kennedy Jr. membuat gebrakan besar dengan mencabut kontrak dan membatalkan pendanaan proyek vaksin berbasis teknologi mRNA, termasuk untuk covid-19.
PEMERINTAH Amerika Serikat membekukan dana sebesar 500 juta dolar AS yang dialokasikan untuk proyek vaksin mRNA produksi produsen bioteknologi CureVac dan mitranya, Ginkgo Bioworks.
Stratus (XFG), varian COVID-19 baru yang kini dominan di Indonesia, masuk daftar VOM WHO. Simak 5 hal penting menurut Prof. Tjandra Yoga Aditama.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved