Headline

KPK akan telusuri pemerasan di Kemenaker sejak 2019.

Terdampak Covid-19, Pemerintah Siap Beli Produk Perikanan

Hilda Julaika
29/3/2020 10:40
Terdampak Covid-19, Pemerintah Siap Beli Produk Perikanan
Nelayan melepaskan ikan dari jaring tambang di perairan laut Lhokseumawe, Aceh.(Antara/Rahmad)

MENTERI Kelautan dan Perikanan (KKP), Edhy Prabowo, mengakui pandemi virus korona (covid-19) menyebabkan permintaan produk perikanan global turun.

Penurunan ekspor ke beberapa negara seperti Amerika Serikat (AS), Eropa dan Tiongkok, pun mengalami penurunan. Oleh karena itu, pemerintah menyiapkan sejumlah scenario, termasuk membeli langsung produk perikanan.

“Jika permintaan menurun, kami coba siapkan beberapa scenario. Misalnya, pemerintah membeli langsung (produk perikanan). Tapi, kita juga harus pikirkan ketersediaan cold storage untuk menampung. Kami akan koordinasikan terlebih dahulu dengan Presiden Joko Widodo,” ujar Edhy dalam keterangan resmi, Minggu (29/3).

Baca juga: Nelayan Ikut Jaga Kedaulatan Natuna

Berdasarkan laporan yang diterima, pandemi covid-19 mengakibatkan penurunan permintaan sebesar 10-20%. Negara-negara dari Eropa, AS dan Tiongkok diketahui membatasi impor produk perikanan lantaran banyak restoran yang tutup.

KKP, lanjut Edhy, akan terus melakukan koordinasi secara internal dan eksternal. Dalam hal ini, untuk memastikan ketersediaan stok ikan dan berjalannya aktivitas pembudidayaan ikan.

“Saya telah menugaskan Dirjen Perikanan Budidaya untuk mendata potensi udang di masyarakat yang belum terjual. Dirjen Penguatan Daya Saing Produk juga mendata cold storage, baik operasional maupun yang tidak operasional,” imbuh Edhy.

Baca juga: Perikanan dan Energi Berpotensi jadi kekuatan Ekonomi Indonesia

Dampak lain dari pandemi global ialah terganggunya rantai pasok. Pihaknya melakukan antisipasi apabila terjadi pembatasan atau bahkan penutupan akses ke beberapa wilayah. "Tentu kami akan berkoordinasi dengan pihak terkait agar urusan suplai logistik dan sarana penunjang usaha tidak dibatasi. Misalnya pengiriman produk ikan, pakan, benur dan obat-obatan," pungkasnya.

Dirjen Perikanan Budidaya KKP, Slamet Soebjakto, menegaskan pihaknya terus mendorong produktivitas budidaya. Salah satunya udang vaname di beberapa daerah. Dia mengaku telah menyiapkan strategi untuk menggenjot produksi di sektor hulu.

"Kita punya target peningkatan ekspor udang sebesar 250% hingga 2024. Artinya, kita perlu optimalisasi lahan tambak yang ada. Daerah di pantai selatan Jawa punya potensi besar untuk kita kembangkan menjadi sentra produksi udang. Tentunya kita harus pertimbangkan daya dukung lingkungan," tutur Slamet.(OL-11)

 

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya