Headline

Mantan finalis Idola Cilik dan kreator konten juga memilih menikah di KUA.

Fokus

Ketegangan antara Thailand dan Kamboja meningkat drastis sejak insiden perbatasan

Yah, Gara-Gara Korona Proyek Kereta Cepat Bandung Bisa Mundur

Antara
26/2/2020 09:10
Yah, Gara-Gara Korona Proyek Kereta Cepat Bandung Bisa Mundur
Menko Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan (kiri) berbincang dengan Menteri PPN/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa.(Antara/Sigid Kurniawan)

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan proyek kereta cepat Jakarta-Bandung bisa saja tertunda karena terdampak virus korona atau COVID-19.
 
"Kita belum bisa berandai-andai. Karena kita bisa juga speed up untuk kejar target itu. Tapi kita memang super hati-hati melihat ini. Kita tidak mau komen tapi bisa saja terjadi tertunda (penundaan) kalau berkepanjangan virus corona ini," kata Luhut dalam Coffee Morning bersama media di Jakarta, Selasa (25/2).
 
Selain berimbas pada proyek kereta cepat Jakarta-Bandung, Luhut mengungkapkan dampak virus korona juga dikhawatirkan menghambat penyelesaian proyek-proyek di kawasan sekitar Morowali, Weda Bay dan Konawe di Indonesia Timur.
 
Menurut Luhut, saat ini ada proyek miliaran dolar AS yang tengah berlangsung di ketiga wilayah itu diantaranya terkait industri baja tahan karat (stainless steel) hingga carbon steel.
 
"Itu juga punya dampak penyelesaian proyeknya yang kemudian ekspor yang harusnya tahun ini, ada yang tertunda beberapa bulan, ada yang mungkin sampai akhir tahun atau awal tahun depan," katanya.
 
Luhut mencontohkan berkurangnya ekspor itu lantaran banyak pekerja asal China di kawasan industri tersebut yang belum kembali ke Indonesia sehingga menyebabkan produksi berhenti sementara.
 
Ia mengatakan dengan kondisi tersebut, ekspor carbon steel yang seharusnya bisa mencapai US$ 15 miliar  tahun ini dipastikan tidak memenuhi target.
 
"Target kita tahun lalu harusnya ekspor kita US$12 miliar, yang tercapai hanya US$8 miliar S. Tahun ini seharusnya sudah US$15 miliar  atau lebih tetapi pasti tidak akan sampai segitu," kata Luhut. (Ant/E-1)
 
 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Raja Suhud
Berita Lainnya